0.15 Rasa Panik

1.2K 144 60
                                    

Asa menghembuskan napasnya berulang-ulang di depan pintu kamar salah satu adik bungsunya.

Membuat Yeona yang baru saja keluar dari kamar tampak terheran-heran dengan tingkah sang kakak.

"Kenapa kak?"

"Yeona, kenapa belum tidur?" Bukannya menjawab pertanyaan sang adik, Asa malah mengajukan pertanyaan yang lain.

"Haus. Ini mau ngambil minum. Kakak sendiri?"

"Kakak mau nemenin Rora tidur."

"Rora?"

Asa menggangguk, bahkan tangan kanannya sudah melayang ingin mengetuk pintu namun terhenti setelah mendengar kalimat yang keluar dari bibir Yeona.

"Dia belum pulang jam segini. Tadi bunda nambahin jadwal lesnya."

Asa menganga dibuatnya. Padahal hampir 5 menit lagi tengah malam dan Rora belum juga kembali.

"Yang benar aja?"

"Iya kak, serius. Tadi bunda yang bilang waktu makan malam. Salah kakak sendiri pulang telat jadi gak ikut dengerin."

Kini malah Asa yang pusing sendiri. Ia mengurut dahinya kasar, padahal sang adik tadi pagi mengalami demam namun apakah bunda mereka tidak mengetahui hal itu.

Jika pun iya, apakah Rora tidak mengatakan hal tersebut pada sang bunda.

"Les dimana?"

"Di tempat Miss Soo, aku kurang tau sih alamat pastinya dimana. Coba kakak tanya bunda."

Seperginya Yeona dari sana, Asa mencoba kembali memikirkan ucapan sang adik.

Miss Soo...

Miss Soo...

Miss Soo...

Otaknya berputar-putar mencoba mengingat apakah ia pernah kesana bersama Rora.

Dan benar saja ingatan itu muncul, Asa segera mengambil kunci mobil dan tidak lupa membawa dua buah mantel untuk dirinya dan sang adik.

Asa membawa mobil berwarna black metalic kesayangannya menelusuri jalanan kota yang masih cukup ramai.

Pedagang yang berjualan di emperan masih setia menjajahkan dagangannya tanpa kenal lelah. Malam ini juga langit terlihat indah, bintang-bintang di atas sana menjadi buktinya.

Mengetuk jari panjangnya di stir kemudi, Asa memfokuskan pandangan pada jalanan sembari mendengarkan musik bergenre ballad melalui akun spotify miliknya yang tersambung pada bluetooth mobil.

Matanya ia alihkan ke kiri dan ke kanan agar tempat yang ia tuju tidak terlewat dan tepat waktu menjemput sang adik.

Disana ia menemukan gedung tinggi berwarna putih yang ia kenal sebagai tempat sang adik menimba ilmu di malam hari seperti ini.

Asa memilih untuk keluar dari mobil dan memasuki gedung putih itu melalui pintu kaca. Ia duduk di kursi ruang tunggu dengan earpod yang terpasang di telinganya.

Mungkin sekitar 15 menit berlalu waktu Asa untuk menunggu sang adik hingga para peserta yang mengikuti kegiatan itu menyelesaikan pertemuan mereka.

Di kursi sudut dalam ruangan itu juga, Asa melihat orang yang dicari-cari sedang menundukkan kepalanya.

Ia pun beranjak dari duduknya dan melangkah mendekati sang adik. Gadis itu berjongkok tepat di hadapan Rora.

Elusan di kepala mampu membuat Rora seketika mendongak kaget.

"Kakak?" Mata Rora sontak membulat ketika menyadari kehadiran sang kakak yang begitu tiba-tiba.

"Hai, ayo pulang!"

Don't Back Home | BABYMONSTERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang