@savikawina_487
Setibanya mereka dirumah sakit pasutri itu langsung dibawa keruangan IGD dengan keadaan yang koma, pak darso tidak bisa diselamatkan lagi, beliau meninggal ditempat, sedangkan sang istri buk nur masih dalam keadaan koma.
Wulan yang masih trauma mengenang kejadian tempo lalu, terlihat sangat pucat sambil menggendong bayi pak darso dan Bu nur.
Gus azzam menoleh kearah istrinya, ia melihat wajah sang istri sangat murung dan tidak bisa berhenti menangis.
Ia berjalan kearah wulan, duduk di sampingnya dan mengambil alih bayi yang ada di pangkuan wulan.
"Nggak usah sedih, percaya sama Allah" gus azzam mencoba menenangkan wulan dan membawa wulan kepangkuannya.
"Tapi kenapa ini semua terjadi mas, aku nggak kuat hiks" rengek wulan.
"Hei, jangan nangis lagi ya, mungkin ini udah takdir dari Allah, kita sebagai hambanya harus ikhlas terhadap takdir yang di berikan kepada kita" wulan mengangguk dan mengusap pipi bayi itu dengan lembut.
"Kamu yang sabar ya nak" ucap wulan kepada bayi dipangkuan suaminya.
Pintu ruangan pun terbuka dan keluar seorang dokter yang menangani pasien itu.
"Dengan keluarga pasien" ucap dokter.Mereka berdiri dan menghampiri sang dokter."iya dok, kamu keluarga beliau" jawab gus azzam.
"Begini pak keadaan pasien sangat teruk dan pasien sekarang ingin bertemu dengan bapak dan ibuk"
"Baik dok"
"Kalau begitu saya permisi pak Bu" ucap dokter dan pergi.
Mereka masuk keruangan buk nur, dan menghampirinya.
"Assalamualaikum" ucap mereka dan masuk.
"Wa-walaikumsallam" jawab buk nur terbata bata.
Mereka menghampiri buk nur dan menyerahkan bayinya kepadanya, buk nur menerimanya dengan bergelimang air mata.
"Mas, mbak su-suami saya gi-gimana keadaannya" tanya buk nur, mereka memasang wajah sedih.
"M-mbak"
"Mas"
"Suami ibuk, telah meninggal ditempat kejadian, ibuk yang ikhlas ya" ucap gus azzam.
"Innalillahi wa innailaihi rojiuun" ucap nya sambil memecahkan air mata.
"Ibuk yang sabar buk" ucap wulan dan memeluk sang ibuk.
Setelah beberapa jam beristirahat, buk nur merasakan sakit yang luar biasa disekujur tubuhnya.
Melihat buk nur yang menahan sakitnya wulan segera menghampiri buk nur, sedangkan gus azzam keluar untuk membeli makanan.
"Buk, ibuk ada merasa sakit?" tanya wulan.
"Tubuh saya rasanya sa-kit sekali"
"Ibuk nggak kenapa napa" Tirta wulan.
"Saya panggilkan dokter ya, sebentar" sambungnya.
Wulan hendak pergi tetapi buk nur mencengkal lengan nya membuat wulan menghentikan langkahnya.
"Nggak usah mbak, saya ju-ga nggak ak-an lama"
"Ibuk nggak boleh bicara kayak gitu, ibuk pasti kuat" ibuk nur menggeleng.
"Mbak sa-ya cuma mau min-ta tolong ke mbak, to-tolong jagain bayi saya dan ang-gap saja dia seper-ti anak mbak sendiri, tolong"
"Nggak buk, ibuk pasti kuat kita akan jaga bayi ibuk sama sama"
"Sa-ya sudah ti-dak kuat lagi, saya ti-tipkan anak saya ke-pada kalian" wulan terus menggelengkan kepada dan berusaha menyadarkan buk nur.
"As-haduallahh illaha ilaullah wa as-haduannamuhammadarrasulillah" ucap buk nur sebelum menghembuskan nafas terakhirnya.
"Buk bangun buk, bangunnnn" wulan menangis tersedu sedu.
Gus azzam datang dan terus menghampiri wulan yang sedang menangis kearah buk nur.
"Ada apa dengan buk nur?"tanya gus azzam.
Wulan memeluk gus azzam dan menangis di pelukannya.
"Kenapa sayang"
"Buk nur hiks" wulan terus menangis.
"Iya kenapa?" Gus azzam masih bingung.
"Buk nur meninggallll"
"Innalillahi wa innailaihi rojiuun"
Setelah beberapa jam akhirnya jenazah kedua pasutri itu dikebumikan, tepat pukul lima sore.
Malamnya gus azzam dan wulan mengadakan acara tahlilan dikediaman mereka, agar arwah beliau bisa pergi dengan tenang.
Jangan lupa vote ya teman-teman.
Lanjut yaa
![](https://img.wattpad.com/cover/352330763-288-k719458.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
my Gus my husband
General FictionWulan,seorang anak yg toxic dan membuat orang tua nya terpaksa memasukkan nya ke dalam pondok pesantren agar menjadi orang yg berguna.Ternyata orang tua nya sudah menjodohkan nya dengan seorang anak kyai dari pesantren Al-A'la yg ia tempati.