28

3.8K 216 13
                                    

"eunhh" lenguhan aleno yg terbangun dari tidurnya.

"jam berapa sekarang" setelah membuka manik Indah nya,dia beranjak menyingkirkan pelan tangan gavin yg tengah berada di atas perutnya takut Gavin terbangun.

"masih pagi pantas saja mereka belum datang" manalog aleno ,yg dia maksud adalah keluarga nya tentu saja 4 orang tuanya itu siapa lagi.

aleno pun turun dari brankar nya lalu masuk ke kamar mandi yg ada di sana,guna mandi lah apa lagi.

gavin,menepuk nepuk tempat yg ada di sisinya merasa seseorang yg dia peluk tadi malam tidak ada di sebelahnya pun terbangun.

"baby" ucapnya dengan suara khas bangun tidur miliknya pasti serak dan aghhh pokonya suara klo klean denger pasti ngajak nikah lah.

gavin mendengar gemercik air dari kamar mandi berpikir mungkin kelinci nakalnya sedang mandi.

asik asik mengumpulkan nyawa dan tenanganya atensinya kini  teralihkan mendengar notiv dari ponsel aleno.

"siapa pagi pagi begini menghubungi kelinci nakalku" ucap gavin lalu mengambil ponsel milik aleno guna mengecek siapa yg menghubungi aleno.

alisnya menekuk, seketika bibirnya mengerucut lucu perpaduan kesal dan menahan marah.

"ck lagi lagi aku selalu di posisi kedua setelah bajingan itu" kesal gavin.

lalu meletakan kembali ponsel aleno di atas nakas.

cklek

suara pintu kamar mandi terbuka menampakkan aleno yg sudah terlihat semakin manis dan cantik menurut gavin.

"cantik" celetuk gavin namun masih dapat di dengar aleno.

"aku tampan sialan" ucap aleno lalu melempar handuk yg dia pegang ke muka gavin.

"ck selalu mengumpat,mau bagai mana lagi kmu memang cantik dan itu fakta" ucap gavin.

"berhenti mengoceh mandi sana" ucap aleno  mendekati gavin yg sama sekali belum beranjak dari atas brankar.

"morning kiss" ucap gavin lalu menunjuk bibirnya.

"mandi dulu jika tidak mandi aku tidak mau" ucap aleno acuh lalu mengambil ponselnya dan duduk di atas sofa.

"sayang kiss" rengek gavin pada aleno.

"berhenti seperti anak kecil gavin cepat mandi dan pergi dari sini sebelum para sialan itu menyadari keberadaamu" ucap aleno memandang jengah gavin yg merengek seperti anak kecil.

"sayang, menyebalkan" ucap gavin lalu turun dari brankar dan pergi ke kamar mandi untuk mandi,ini lah yg selalu membuatnya kesal ucapan aleno selalu mutlak dan dia tidak bisa untuk mengabaikan ucapan aleno.

mau sekuat dan seseram apapun dia di luar sana namun jika dengn aleno ,huh dia selalu berada di bawah kendali aleno.

menurut Gavin aleno itu sangat menyeramkan padahal cuman ngomong biasa doang loh Gavin.

"bajunya sudah ku siapkan di dalam" teriak aleno pada gavin.

"iyaaa" sahut gavin.

aleno kembali memfokuskan diri pada ponselnya.

"pasti bocah itu membuka ponsel ku tadi" ucap aleno menyadari pesan seseorang sudah terbuka padahal dia belum membukanya.

"terus awasi dia pastikan tidak ada suruhan para hama itu yg mengusiknya" balas pesan aleno, lalu bersandar memijat pangkal hidungnya yg terasa pusing,dan memikirkan menyusun ulang beberapa rencana untuk membalas para hama yg mengganggu karena bocahnya sudah kembali mungkin dia tidak akan sebebas kemarin kemarin.

ALENOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang