19

6.1K 332 2
                                    

"ini den harganya 20rb saja" ucap sang penjual lalu aleno memberi 1 lembar uang berwarna merah.

"kembaliannya ambil aja pak" ucap aleno.

"serius ini den wah makasih ya" ucap pedagang itu senang.

"sama sama" lalu aleno memakan martabak manisnya sambil berjalan menuju mobil jujur dia tu pengen banget.

"itu aleno kan" ucap seseorang yg melihat aleno berjalan menyebrangi jalan sambil memakan martabak manisnya.

"ALENO AWAS"

BRUGHH

suara hantaman keras tubuh seseorang yg tertabrak mobil sedangkan aleno terdorong ke pinggir jalan tak terluka parah hanya beberapa bagian tangan dan kaki tergores namun kening nya cukup parah karna terbentur dan mengeluarkan darah.

orang orang yg melihat kejadian itu pun langsung mengerumuni seseorang yg menolong aleno dan ada juga yg membantu aleno.

"telpon ambulan cepat" ucap salah satu orang yg ada di sana.

"pakai mobil ku saja dan tolong antarkan kami ke rs terdekat " ucap aleno yg di bantu orang orang yg ada di sana.

aleno dan seseorang yg membantu aleno tadi pun masuk ke mobil aleno duduk di belakang dengan seseorang yg menolongnya.

"ternyata kau kenapa menolong ku jika harus mengorbankan dirimu seperti ini" ucap aleno lalu memeluk orang itu yg kini tidak sadarkan diri.

"tolong siapkan keperluan dan penjagaan di rumah sakit xxx sekarang saat aku tiba di sana tidak ada lagi yg kekurangan" ucap aleno kepada seseorang yg di telponnya dan mematikan sambungan secara sepihak memijat pangkal hidung nya merasa pening darah di kening nya menetes tak berhenti.

"apa ini pirasat mama melarang ku untuk pergi, harusnya aku menuruti perkataannya,apa kau baik baik saja di sana" ucap aleno dan kepalanya semakin pusing.

"tolong lebih cepat dan jika sudah tiba di sana tunggu aku" ucap aleno kepada orang yg mengantarkan nya sebelum dia tak sadarkan diri.

orang yg mengantar itu pun panik melihat aleno juga ikut tak sadarkan diri dan menambah kecepatan untuk segera tiba di rs, setibanya di rs dia menatap bingung banyak nya orang orang berpakaian serba hitam berbaris di depan rs namun dia tak memikirkan itu yg dia pikirkan hanya cepat orang yg di bawanya ini segera di tangani.

"tolong kau ikut kami" ucap salah satu orang berpakaian hitam itu bernama fernan berucap kepada pengantar aleno lalu menggendong aleno secara bridal style memasuki rs.

sedangkan orang yg menolong aleno tadi di tangani para suster dan orang yg mengantar aleno  pun mau tak mau harus mengikuti fernan dan di ikuti juga beberapa orang berbaju hitam berwajah dingin dan tubuh tinggi dan besar dan sisanya berjaga di luar RS.

kini aleno dan orang yg tadi tertabrak pun di tangani oleh dokter sedangkan fernan dan yg lainnya berjaga di luar dan jangan lupakan orang yg mengantar aleno tadi duduk sambil menundukkan kepalanya karna takut dengan situasi saat ini.

"siapa nama mu" ucap fernan berdiri di depan seseorang yg tengah duduk sambil menundukkan kepalanya itu.

"Diego" cicitnya pelan.

"tatap lah lawan bicara mu apa kau sedang berbicara dengan lantai" ucap fernan.

"maaf" ucap diego lalu mendongakkan kepalanya menatap manik tajam milik fernan.

fernan tertegun sesaat wajah itu terlihat lugu dan manis meski tak semanis tuannya namun wajah itu cukup membuat jantung fernan berdetak kencang.

"apa aku boleh pulang" ucap Diego kepada fernan.

"tidak sebelum tuan muda sadar kau tidak boleh pergi" ucap fernan lalu duduk di sebelah diego.

"hasel tolong cari tau siapa yg ingin menabrak tuan muda tadi dan berikan kabar kepada tuan besar beserta tuan arga tentang keberadaan tuan muda"titah fernan kepada salah satu orang yg berjaga di sana yg bernama hasel.

hasel pun hanya menganggukkan kepalanya dan pergi menjalankan tugas dari tangan kanan tuan mudanya ini.

"kalian sebenarnya siapa dan kenapa bayak sekali yg berjaga" tanya Diego memberikan diri untuk bertanya dari pada dia mati lenasaran.

"tak perlu tau kau" ketus fernan dan jawaban fernan membuat Diego kesal sehingga Diego mengerucutkan bibirnya lucu.

"mengesalkan" ucap diego sedangkan fernan hanya menatap acuh tak acuh ke arah diego.

"berapa usia mu" tanya fernan kepada makhluk manis di sampingnya ini.

"tak perlu tau kau"ucap diego mengikuti gaya bicara fernan tadi.

"aku bertanya benar benar" ucap fernan.

"27" ucap diego dengan malas.

"apa kau bercanda" fernan terkejut mendengar ucapan diego.

" yak untuk apa aku berbohong"

"ya tak mungkin kau berusia 27 sedangkan bentuknmu saja seperti remaja SMP" ucap pernan menatap intens diego.

"maksud mu apa kau menghina ku hah" delik diego.

"tak tapi ..." ucapan fernan terhenti ketika melihat dokter yg menangani aleno keluar.

"bagai mana keadaan tuan muda" tanya fernan.

"keadaannya...." ucapan dokter terhenti ketika melihat seseorang yg menurut nya harus di hindari berjalan ke arah nya.

tap
tap
tap
tap

semua orang yg berjaga maupun fernan yg melihat orang orng itu datang pun menunduk hormat.

"selamat datang tuan besar,tuan dan nonya" ucap mereka serempak.

"bagaimana keadaan putraku" ucap wimona dan luna bersamaan khawatir setelah mendengar aleno masuk rumah sakit.

"keadaan pasien tidak terlalu arah hanya cidera dan luka ringan dan untuk janin nya tidak apa karna janin nya kuat namun pasien yg satunya cukup parah tulang kaki bagian bawah nya retak mungkin untuk beberapa bulan kedepan tidak bisa untuk berjalan" jelas dokter.

"janin lah orang itu tadi cewe kah" batin diego yg mendengar penjelasan dokter tentang keadaan aleno.

"siapa" ucap jaxson menatap diego dengan tajam.

sedangkan diego yg tidak mengerti maksud jaxson pun hanya diam dan menatap bingung ke arah fernan.

"dia yg sudah mengantar tuan muda ke sini dan tuan muda berpesan kepada saya untuk menahan dia untuk tidak pergi sebelum tuan muda sadar"jelas fernan yg mengerti arah bicara jaxson yg menanyakan siapa manusia mungil yg ada di sampingnya ini.

"boleh kah kami menjenguk putra kami" ucap arga kepada dokter yg masih ada di sana.

"silahkan tuan,kemungkinan sebentar lagi pasien akan sadar kalau begitu saya permisi karna masih ada pasien yg harus saya tangani" ucap dokter dan di angguki oleh arga.

arga,wimona,jaxson, Ronald,dan luna pun memasuki ruang rawat aleno dan di ikuti fernan.

"kau juga harus ikut" ucap fernan menarik kerah baju Diego yg beranjak ingin pergi.

"kenapa harus, aku tidak penting juga" ucap diego memberontak ketika di tarik oleh fernan.

"ini perintah" ucap fernan.

"menyebalkan" kesal diego mengikuti fernan yg sedang menggenggam tangannya berjalan sambil menghentak hentakan kakinya.

"lucu" batin fernan yg melihat tingkah diego.

"akhirnya aku menemukanmu " ucap seseorang yg mengenakan topi lalu pergi dari sana namun tanpa dia sadari ada orang lain lagi yg tengah memperhatikannya.

TBC

hei gw up lagi
jngn bosan dengan ceritanya ya
jngn lupa vote and komen
see you

ALENOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang