[07] Pesantren Ramadhan

385 45 4
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

07. Pesantren Ramadhan

Sekarang adalah hari minggu, hari keenam puasa dijalankan.

Berbeda dengan hari-hari sebelumnya, cuaca hari ini tidak panas hingga menusuk kulit. Langit tampak redup bahkan awan juga menggelap seolah akan terjadi hujan. Beberapa daerah di Indonesia juga mengalami hujan secara terus menerus, tapi ada pula daerah yang benar-benar terasa panas seperti di bagian Sumatera.

Arya Bintang Pangestu, atau kerap dipanggil Bintang, kini tengah duduk di depan kanvas besar sambil melukis. Bintang memang lebih berbakat dalam urusan olahraga, tapi mengingat saat ini adalah bulan puasa dan dia tidak ingin kehausan serta kelelahan, dia menumpahkan kebosanannya itu dengan cara melukis.

Mama Bintang adalah seorang pelukis yang cukup terkenal di kalangan para pelukis dan seniman, jadi bakat melukisnya menurun ke anaknya. Bintang kecil selalu penasaran ketika mamanya sedang melukis di ruangannya sehingga membuat mamanya memberikan dia kanvas kecil, kuas, dan cat agar tidak penasaran lagi.

Bintang adalah anak tunggal dan mamanya berperan sebagai orang tua tunggal yang sekaligus menjadi papanya setelah bercerai ketika dirinya masih kecil. Itu membuatnya sangat sayang dan tidak ingin kehilangan mamanya karena hanya dia yang dimilikinya di dunia ini.

Tangannya bergerak turun menyesuaikan apa yang sedang dilukisnya saat ini. Dia sedang melukis ombak laut pada kanvas itu.

Pintu terbuka, menampilkan mamanya yang sedikit kotor oleh adonan tepung. "Bintang Sayang."

Bintang menoleh seraya berhenti menggerakkan tangannya. "Iya, Ma?" sahutnya.

Mamanya melihat ke arah lukisannya yang masih setengah jadi. "Kamu masih ngelukis?" tanyanya. "Nggak ke luar main sama temen-temen?" tanyanya lagi.

"Nggak, Ma, males. Lagian juga di luar mau hujan," jawabnya lalu melihat celemek mamanya yang kotor. "Mama bikin apa kok kotor gitu?" Dia memang tidak tahu apa yang sedang mamanya lakukan di dapur karena sejak tadi berada di kamar untuk melukis.

"Mau bikin bakwan. Ntar kalau kamu udah selesai ngelukis, ke dapur bantu Mama, ya?" ujar mamanya seraya ke luar dari kamar dan menutup pintu.

Bintang tidak menjawab apa pun karena mamanya telah lebih dulu meninggalkannya ke dapur. Dia kemudian melanjutkan kegiatan melukisnya karena sudah hampir selesai. Kurang dari sepuluh menit, lukisannya pun selesai dan dia memajangnya di dekat tumpukan buku pada meja belajarnya.

Melihat tumpukan buku membuatnya teringat jika besok sekolah akan kembali aktif untuk menjalankan kegiatan pesantren kilat. Dia mendesah pelan karena tidak rela harus masuk sekolah dan ingin tetap libur agar bisa tidur sepuasnya setelah menunaikan sholat Subuh.

𝗧𝗔𝗞𝗝𝗜𝗟 𝗔𝗕𝗔𝗛 𝗘𝗚𝗢 || 𝐁𝐥𝐮𝐞 𝐋𝐨𝐜𝐤 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang