[01] Marhaban Tiba

6.8K 406 102
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

01. Marhaban Tiba

Sekolah Menengah Atas Garuda Bangsa saat ini meniadakan seluruh mata pelajaran di seluruh kelas karena guru-guru sedang mengadakan rapat guna membahas kegiatan pesantren kilat yang akan diadakan tahun ini.

Istilah kasarnya adalah jam kosong, dan itu membuat seluruh murid sibuk dengan kegiatannya masing-masing. Ada yang tidur di kelas, push rank, berkeliaran di luar kelas, mengobrol dengan suara keras, dan ghibah bagi kaum siswi.

Beberapa murid tengah resah sambil menggerutu karena harus mengikuti pesantren kilat. Mereka ingin menikmati libur bulan Ramadhan selama satu bulan penuh, seperti zaman Almarhum Gusdur dulu. Mereka memang tidak merasakannya, dan hanya berlandaskan kata orang-orang, di zaman Presiden Gusdur, murid sekolah libur selama satu bulan penuh.

Pesantren kilat itu memang memiliki banyak kebaikan. Namun, bagi murid yang pemalas, pasti mereka menolak hal itu. Yang seharusnya setelah sholat subuh bisa tidur, eh harus bangun untuk berangkat ke sekolah mengikuti kegiatan pesantren kilat yang biasanya diadakan selama dua minggu.

"Juan."

Saat ini di kelas XI-IPS 1, murid-murid sedang asyik sendiri. Salah satunya adalah murid laki-laki bersurai putih yang namanya baru saja dipanggil oleh sahabatnya.

"Bacot lo ah, ga liat apa, gue lagi fokus? Dikit lagi booyah ini." Juan membalas dengan ketus sambil tetap fokus dengan game Free Fire di ponselnya.

Reo menatapnya dengan tatapan aneh kemudian menghela napas. "Santai aja kali, gue manggil lo juga baik-baik, kan?" Dia mencoba tetap sabar. Sahabatnya itu selalu begitu setiap lagi fokus main game.

"Bacot lo, Re."

"Tai lo. Besok udah puasa, kalau lo tetep toxic kayak gini, gue yakin puasa lo ga akan ada gunanya." Ya, dan sekarang Reo ikut terpancing emosi. Siapa juga yang ga kepancing kalau awalnya manggil baik-baik, eh malah diketusin gini?

"Lo itu non muslim, nggak usah sotoy," jawab Juan.

"Anjing lo, ya?!"

"Eh, kenapa ini?!" Dan pada saat itu juga, kebetulan Ketua Osis sedang berjalan melewati kelas XI-IPS 1. Dia mendengar kata-kata kasar yang terdengar keras sampai ke luar. Bahkan, murid-murid yang lain saja terdiam karena pertengkaran antara manusia segender itu.

Siswi-siswi yang pick me girl langsung mendekati Ketua Osis. "Mas Bagus, tolongin dong. Kami nggak tau kenapa, tapi Reo sama Juan tiba-tiba bertengkar," ujar mereka dengan nada khawatir tapi dibuat centil juga.

𝗧𝗔𝗞𝗝𝗜𝗟 𝗔𝗕𝗔𝗛 𝗘𝗚𝗢 || 𝐁𝐥𝐮𝐞 𝐋𝐨𝐜𝐤 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang