[03] Kena Mercon

630 83 25
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

03. Kena Mercon

Setelah selesai membeli banyak takjil, kamu pun kembali pulang ke rumah, dan tidak lupa untuk membeli minyak goreng. Kamu pikir persediaan minyak goreng di rumah masih banyak mengingat abahmu selalu menyetok setiap saat. Karena biasanya abahmu selalu menyetok persediaan bahan dapur yang telah habis, jadi hari ini kamu hanya membeli satu minyak goreng dengan ukuran 2 liter.

Kamu mengendarai motor dalam kecepatan sedang karena lalu lintas juga tengah ramai oleh banyaknya pengendara yang sedang ngabuburit berburu takjil. Bazar Ramadhan pun semakin sore menjadi semakin ramai.

Kamu memerhatikan jalanan dan orang-orang yang melintas. Wajahmu membentuk ekspresi aneh ketika melihat dua manusia berbeda gender yang masih muda berboncengan di atas motor dengan mesra; yang perempuan memeluk laki-laki. Itu membuatmu merasa aneh atau lebih tepatnya ilfeel.

Kamu mencoba berpikir positif kalau mereka adalah saudara atau mungkin saja sepasang suami istri. Namun, kalau mereka berpacaran, kamu hanya bisa beristighfar. Dosa dan pahala memang urusan masing-masing dan hanya Allah yang menilai.

Namun, berpacaran di bulan Ramadhan....

Yah... ibarat mengisi air di dalam keranjang sampah yang berlubang.

Pahala yang seharusnya mengalir menjadi terbuang sia-sia. Seperti berpuasa tapi tidak menjalankan ibadah sholat sama sekali, yang didapat hanyalah rasa haus dan lapar.

Namun, ada lagi yang lebih lucu dari pada berpacaran di bulan Ramadhan. Yaitu mengakhiri hubungan karena bulan Ramadhan, dan ketika bulan Ramadhan selesai mereka akan balikan dan menjalin hubungan yang mendekati zina lagi.

Itu sangat, sangat, sangatlah lucu.

Mereka berpikir jika Allah bisa dibohongi dan dipermainkan. Manusia memang tidak ada yang sempurna, semua punya dosa masing-masing, tapi jika seperti itu caranya maka hal tersebut salah besar. Seharusnya dengan adanya bulan Ramadhan, mereka mendapat hidayah dan menjauhi larangan Allah. Bukannya dijauhi lalu didekati lagi.

Kamu menghela napas sambil sedikit menggelengkan kepala. Kamu tidak ingin berpikiran buruk lagi dan berharap mereka yang seperti itu segera mendapat hidayah dari Yang Maha Kuasa.

Hingga akhirnya, kamu pun sampai di rumahmu. Segera kamu memarkirkan motor dan menaruh helm, lalu membawa banyak kantung makanan ke dalam rumah.

"Assalamu'alaikum, Abah, Adek pulang!" Kamu mengucapkan salam dengan cukup lantang.

"Wa'alaikumussalam, Dek." Abahmu menghampiri sambil merapikan sarung yang melilit pinggangnya. "Apa aja yang kamu beli itu? Ngapain banyak-banyak, Dek?" tanyanya seraya melihatmu yang menaruh satu persatu makanan di atas meja.

𝗧𝗔𝗞𝗝𝗜𝗟 𝗔𝗕𝗔𝗛 𝗘𝗚𝗢 || 𝐁𝐥𝐮𝐞 𝐋𝐨𝐜𝐤 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang