[11] Umminya Satria

249 37 9
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

11. Umminya Satria

Hari ini adalah hari kesebelas berpuasa, dan sudah satu minggu berlalu semenjak Satria mencuri sandal milik orang lain di Masjid tempatnya menunaikan sholat Jum'at. Sampai saat ini juga, Satria tidak tahu sandal siapa itu dan Rendy sendiri juga mulai mengikhlaskan sandal miliknya dan bertekad tidak akan pernah lagi memakai sandal yang bagus saat Jum'atan.

Saat ini laki-laki berkulit gelap itu baru saja selesai mandi dan sedang bersiap-siap untuk pergi ke Masjid. Berhubung merupakan murid kelas XII, dia tidak perlu hadir ke sekolah karena memang sudah begitu sejak dulu. Tidak seperti murid kelas X dan XI beragama islam yang wajib hadir untuk mengikuti kegiatan Pesantren Ramadhan.

Kadang Satria merasa bosan berada di rumah dan butuh hiburan. Jadi biasanya dia berkumpul bersama teman-temannya yang merupakan adik kelasnya di sekolah.

Dan hari ini, dia tidak bisa melakukan itu karena masalah yang terjadi semalam saat berada di lingkungan Masjid. Tadi malam setelah Gilang, Juan, Bintang, dan Fabian pergi meninggalkannya, dia memilih untuk pulang dan tidak menuju Masjid. Satria terlalu kesal karena timbul masalah antara dia dan teman-temannya hanya karena perempuan.

Fabian berkata kalau niatmu itu baik, dan dia juga sudah tahu tanpa diberitahu. Hanya saja, dia tidak suka dengan cara penyampaianmu yang terlihat mengatur dirinya dan teman-temannya, dan seolah merasa paling baik. Terlebih saat dirimu bertanya pada Juan kenapa dirinya mau diajak. Itu membuat Satria kesal karena Juan merupakan temannya dan hak dia juga bersedia diajak atau tidak.

Jika Juan tidak mau, dia pasti memilih pergi, tapi dia tidak melakukannya dan justru ikut dengannya semalam.

Sampai hari ini, Satria masih kesal jika teringat dengan hal tersebut. Teman-temannya membelamu, bahkan terjadi perselisihan semalam hingga membuat mereka memilih pergi meninggalkannya. Dia tidak bodoh, dia tahu kalau dirinya akan dijauhi oleh teman-temannya sendiri.

Dia juga tidak akan meminta maaf untuk hal yang menurutnya tidak perlu karena tidak ada perasaan bersalah di dalam hatinya. Mau itu perempuan, dia tidak pandang bulu karena memperlakukannya dengan setara. Lagi pula, dia merasa kalau kata-kata yang dilontarkannya padamu bukanlah kata-kata kasar seperti yang dituduh Juan dan Fabian.

Tidak ingin memikirkan hal itu lebih jauh, Satria kemudian memakai peci miliknya dan mengambil kunci motor lalu ke luar dari kamar. Dia menghampiri orang tuanya terlebih dahulu untuk berpamitan.

"Aku pergi Jum'atan dulu, Ummi. Abi mana, Mi? Udah berangkat?" pamitnya sekaligus bertanya.

"Iya, Abi udah berangkat duluan tadi."

Dia mengangguk paham sambil ber-oh ria. "Ya udah, aku pergi dulu. Assalamu'alaikum, Mi."

"Wa'alaikumussalam, hati-hati di jalan."

𝗧𝗔𝗞𝗝𝗜𝗟 𝗔𝗕𝗔𝗛 𝗘𝗚𝗢 || 𝐁𝐥𝐮𝐞 𝐋𝐨𝐜𝐤 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang