[10] Masalah

240 35 8
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

10. Masalah

Sudah 10 hari berlalu semenjak Ramadhan dimulai. Puasa hari kesepuluh ini juga sudah selesai dijalankan karena adzan Maghrib telah berkumandang sehingga waktu berbuka pun telah tiba.

Seperti biasa, setelah kamu dan abahmu selesai berbuka puasa dan melaksanakan sholat Maghrib, kamu kembali ke dapur untuk mencuci semua peralatan makan dan memasak yang kotor. Semua sudah menumpuk dan harus segera dicuci. Usai menuangkan sabun cuci piring pada spons cuci piring, kamu mulai mencuci benda-benda tersebut satu persatu.

"Adek."

Abahmu memanggil, membuatmu menoleh ke belakang sekilas.

"Iya, Bah?"

"Kalau kamu masih mau, kolaknya nanti habisin aja, ya? Abah udah kenyang soalnya."

Kamu mengangguk paham seraya membalas dengan gumaman. Mendapat jawaban darimu, abahmu lalu kembali ke duduk di depan televisi sambil menonton berita mengenai politik di Indonesia saat ini sembari menunggu waktu adzan Isya tiba.

Sedangkan kamu sendiri masih sibuk mencuci peralatan makan dan peralatan memasak. Butuh waktu kurang lebih sepuluh menit bagimu untuk menyelesaikannya. Begitu selesai, kamu menuju kamar untuk berganti pakaian dan berwudhu, bersiap-siap untuk pergi ke Masjid.

Ini sudah hari kesepuluh dan kamu masih lancar berpuasa tanpa ada hambatan sedikit pun. Kamu juga tetap rajin membaca Al-Quran seperti di hari biasa. Namun, hal itu tidak akan bisa kamu lakukan lagi jika waktumu telah tiba.

Waktu datang bulan.

Bulan lalu, kamu mendapatkannya di tanggal pertengahan sehingga membuatmu yakin jika sebentar lagi waktu datang bulanmu akan tiba. Meskipun begitu, kamu tidak bisa terus tidur sampai pagi karena harus tetap bangun di waktu sahur untuk menemani abahmu serta membuat makanan untuknya.

Itu sama sekali bukan masalah bagimu karena memang kewajibanmu sebagai anak. Apalagi kamu hanya tinggal berdua dengan abahmu.

"Abah pergi duluan, Dek. Kunci pintunya sebelum pergi nanti. Assalamu'alaikum!" Abahmu menyeru dari luar kamar sehingga membuatmu sedikit tersentak karena sempat melamun.

"Wa'alaikumussalam. Iya, Bah!" sahutmu dari dalam kamar dan segera memakai mukenah juga sedikit bedak dan perona bibir agak tidak terlihat pucat.

Saat sedang menyemprotkan parfum ke badan, matamu tidak sengaja tersorot ke arah Al-Quran. Itu membuatmu teringat dengan apa yang disuruh oleh Ummi Delisa kemarin, yaitu mengenai hafalan surat An-Naba' yang harus sudah selesai disetor sampai hari terakhir Pesantren Ramadhan nanti.

𝗧𝗔𝗞𝗝𝗜𝗟 𝗔𝗕𝗔𝗛 𝗘𝗚𝗢 || 𝐁𝐥𝐮𝐞 𝐋𝐨𝐜𝐤 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang