[09] Bocil Windah

286 41 8
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***


09. Bocil Windah

Memasuki hari kesembilan puasa yaitu hari Rabu, cuaca semakin berubah-ubah. Kadang panas, kadang hanya mendung, dan ada pula saatnya hujan turun mengguyur bumi.

Namun, bagi Juan Arka Pratama semua hari terasa sama. Baik itu ketika tahun baru, bulan Ramadhan, hari libur, hari lebaran, apa pun harinya akan terasa sama baginya. Bedanya, ketika bulan Ramadhan, dia disibukkan dengan ibadah puasa dan sholat tarawih di Masjid.

Puasa pun juga bukan menjadi hambatan baginya. Tidak seperti orang lain yang mengeluhkan rasa lapar atau haus, Juan tidak merasakannya. Itu karena rasa malasnya membuatnya ikut malas makan. Di hari biasa, dia bahkan tidak akan makan sebelum perutnya terasa perih. Menyiksa diri, tapi itulah dia.

Teman-temannya bahkan heran kenapa dia bisa memiliki tubuh yang bagus jika dirinya saja seperti itu. Dia pemalas, untuk makan saja dia malas melakukannya dan pernah beralasan malas mengunyah makanan. Selain itu, dia merupakan maniak game yang pastinya sering begadang untuk mengejar target di game. Efek begadang sangat buruk untuk tubuh, tapi kondisi tubuhnya tetap terjaga dengan baik.

Saat ini Juan yang baru saja tiba di rumah, berjalan menuju pintu setelah memarkirkan motornya. Biasanya dia berangkat ke sekolah bersama Reo, tapi berhubung saat ini sekolah mengadakan kegiatan Pesantren Ramadhan dan Reo merupakan non muslim, otomatis membuatnya tidak hadir ke sekolah.

Setelah sampai di depan pintu, Juan lalu mengeluarkan kunci rumah dari dalam saku celana dan membuka pintu. Dia memasuki rumahnya lalu membuka sepatu sekolah dan meletakkannya di rak sepatu. Dia kemudian berjalan menuju kamarnya setelah menutup pintu rumah.

Di dalam kamar, dia langsung menaruh tas sekolah di atas meja belajar dan menghidupkan AC karena merasa sangat gerah. Dia membuka seragam sekolahnya dan menggantungnya pada gantungan baju. Karena merasa gerah dan kotor, Juan memilih untuk mandi guna menyegarkan tubuhnya lagi.

Setelah selesai mandi, dia kembali ke kamar untuk berpakaian dan langsung merebahkan diri pada kasur empuknya yang sudah merindukan kehadirannya. Dia mendesah lega karena akhirnya bisa menikmati saat-saat seperti ini lagi setelah berjam-jam di sekolah.

Dia memandang langit-langit kamarnya, memikirkan rencana akan melakukan apa saat ini. Menonton film, menonton anime, menonton youtube, bermain Mobile Legends, bermain Free Fire, membaca manga, atau tidur.

Kalau dipikir-pikir, dia sebenarnya cukup lelah karena hari ini terasa sangat panas. Musholla di sekolahnya memang dilengkapi dengan kipas angin, tapi dia tidak terkena anginnya. Sama saja tersiksa di tengah orang-orang.

Karena saat ini masih termasuk siang dan dia bingung harus melakukan apa, dia kemudian memilih bermain game Free Fire pada ponselnya. Juan membuka aplikasi itu dan mulai memasang posisi rebahan yang lebih nyaman dan tentunya menghadap ke arah AC berada.

𝗧𝗔𝗞𝗝𝗜𝗟 𝗔𝗕𝗔𝗛 𝗘𝗚𝗢 || 𝐁𝐥𝐮𝐞 𝐋𝐨𝐜𝐤 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang