Bag 2

1.9K 226 11
                                    

"Gue udah bilang kalau gue ngga suka Lo kasih harapan ke Mama, tapi kenapa Lo ngga pernah dengerin?"

Chika menatap Christian dengan pandangan sengit, keduanya kini tengah berada di dalam ruangan pribadi Christian di dalam Kafe.

Kedatangan Chika yang tiba-tiba dengan wajah tidak mengenakkan membuat Christian membawa Chika masuk ke dalam ruangannya.

"Apasih maksud kamu?" tanya balik Christian tidak mengerti.

"Kemarin Lo janjiin apa sama Mama?" ujar Chika.

Christian kemudian berusaha mengingat kejadian saat ia bertemu dengan mertuanya.

"Yan, pernikahan kamu sama Chika sudah berjalan cukup lama. Apakah kamu tidak berniat untuk mempunyai anak?"

Veranda dengan kursi rodanya tampak menatap lirih pada Christian.

"Doain aja ya, Mah. Tian selalu berusaha untuk bisa buat Chika terima pernikahan ini,"

Veranda tersenyum kecil, "Mama harap kamu ngga menyerah sama Chika ya, Mama yakin suatu saat nanti kalian bisa saling mencintai."

Christian mengangguk, "Iya, ma."

Bukan kah tidak ada hal yang aneh dari percakapannya dengan Veranda– Mama Chika, lantas mengapa wanita itu tampak sangat marah?

"Aku ngga janjiin apa-apa,'' balas Christian.

"Lo bilang kalau Lo berusaha untuk buat gue terima pernikahan ini!" Chika menatap Christian tajam, "Lo tau kalau sampai kapan pun gue ngga akan pernah terima pernikahan ini, jadi Lo ngga usah banyak berharap apalagi sampai sebarin harapan palsu buat Mama gue!!!"

''Hm terserah kamu, Chika. Aku udah beneran nyerah sama kamu," balas Christian lelah.

"Kalau Lo nyerah kenapa Lo ngga gugat cerai gue?!"

Christian menatap Chika kesal, "Kenapa ngga kamu aja yang gugat aku? Kenapa kamu harus nunggu aku yang gugat kamu?"

Pertanyaan balik Christian membuat Chika bungkam, wanita itu tidak mampu menjawab pertanyaan Christian.

"Terserah Lo!" Chika mendengus, "Ini peringatan terakhir gue untuk ngga asal bicara sama Mama!"

Setelah mengatakan hal itu, Chika pergi begitu saja dari ruangan Christian.

Setelah kepergian Chika, Christian kembali bergabung dengan kakak-kakaknya. Pria itu juga asik mengajak bercanda dua ponakannya.

"Ken, jangan lari-lari," ujar Fiony mengingatkan anaknya.

Kenzi yang asik bermain kejar-kejaran dengan Valerie pun menghentikan kegiatannya sejenak sebelum akhirnya kembali berlari menghindari kejaran Valerie.

Ashel ikut menegur anaknya, "Udahz Val. Lari-larinya, capek nanti adiknya."

Kedua anak kecil itu tetap asik bermain kejar-kejaran, tidak mendengarkan perkataan ibu mereka sama sekali.

Christian yang mendengar itu lantas mengambil alih tubuh kecil Kenzi yang berlari di dekatnya, "Hayooo mau kabur ke mana kamu??"

"Aaaahhh om Tian no no!!!" teriak Kenzi.

"Ish om Tian, ganggu aja deh," sahut Vallerie.

Christian mengabaikan rutukan dua ponakannya, ia membawa tubuh Kenzi menuju mejanya begitu pula Vallerie yang mengikuti mereka.

"La, mana tadi permennya?"

Ella– salah satu pelayan di sana, membawakan dua permen cokelat kecil yang cukup banyak pada Christian.

The Harlan's FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang