Bag. 11

1K 123 9
                                    

Gapapa ya? Kita coba terus, kalau nanti hasilnya ngga sesuai harapan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gapapa ya? Kita coba terus, kalau nanti hasilnya ngga sesuai harapan. Selama ada kamu, duniaku terasa cukup.

***

"Gagal lagi, mas,"

Ashel memandang pada sebuah testpack yang ada di genggamannya dengan tatapan kecewa. Zee yang baru saja keluar dari kamar mandi tersenyum lembut menghampiri sang istri.

Zee sangat paham betapa Ashel menginginkan adik untuk Vallerie, Zee tau Ashel ingin mempunyai anak laki-laki agar keluarga kecilnya menjadi lebih lengkap.

"It's oke, babe. Jangan terlalu maksain harus cepet. Kita masih punya banyak waktu," ujar Zee sambil memeluk Ashel dari belakang.

"Tapi aku rasa sekarang itu waktu yang tepat buat punya adik untuk Val, mas," balas Ashel.

"Aku paham, tapi apa yang menurut kamu tepat belum tentu Tuhan juga beranggapan begitu. Kita serahkan semuanya sama yang di atas ya? Sambil sama-sama periksa ke dokter, apapun hasilnya aku pengen kita ngga pernah berubah." ujar Zee mengecup kepala belakang sang istri.

Ashel memejamkan matanya, menikmati pelukan hangat yang diberikan oleh suaminya. Zee— si act of service memang memainkan perannya sebaik mungkin.

Zee selalu dapat menenangkan hatinya dengan kata-kata lembut dan tindakannya.

Tangan besar Zee yang mendekap tubuh Ashel erat, perlahan-lahan mulai naik ke atas. Berhenti tepat di tali bathrobe yang masih digunakan oleh Ashel, "Kita kesampingkan soal itu ya? Mau lanjutin yang semalam kan?"

Ashel dengan cepat menahan tangan Zee yang hendak membuka tali bathrobe, ia membalikan tubuhnya memandang mata Zee, "Udah pagi, babe. Nanti malem aja ya? Aku ngga mau kejadian waktu itu keulang."

Zee tertawa geli, "Kejadian yang mana tuh?"

"Ish! Diem deh, gara-gara kamu tau itu tuh!!!" Ashel melepas pelukan Zee berjalan sedikit menjauh, "Sampe sekarang aku kalau ketemu Bunda jadi ngga enak."

Zee mengusap lembut puncak kepala Ashel, "Bunda juga paham kok. Dia kan pernah muda, santai aja babe."

Ashel mendengus, "Pokoknya aku ngga mau kalau pagi! Lagian aku ada pertemuan pagi, jadi ngga bisa."

Zee menatap Ashel dengan pandangan menggoda, "Padahal kemarin-kemarin kamu selalu bilang kalau sex di pagi hari itu paling nikmat."

"Ish.. berhenti ya!! Nanti Val denger, mas." omel Ashel.

"Hehe.. iya maaf. Habis kamu makin hari makin sexy aja aku jadi ngga bisa nahan," jelas Zee.

The Harlan's FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang