Bag. 15

910 139 17
                                    

Kalau sedih sama senang datangnya bersamaan bukankah itu bagus? Tuhan sedang mengajari kita untuk tidak berlebihan dalam bersikap

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kalau sedih sama senang datangnya bersamaan bukankah itu bagus? Tuhan sedang mengajari kita untuk tidak berlebihan dalam bersikap. Sedih dan senang secukupnya.

***

Marsha terbangun dari tidurnya. Melihat jam yang kini menunjukkan pukul 4 pagi, rasa mual yang menyerangnya membuat Marsha mau tidak mau bangkit dari tidur lelapnya.

Sedikit menggeser lengan kekar Aldo yang memeluknya erat dengan hati-hati agar pria itu tidak terbangun.

Setelah berhasil, Marsha sedikit mempercepat langkahnya untuk masuk ke dalam kamar mandi. Rasa mual membuat sesuatu dalam perutnya tidak sabar untuk dikeluarkan.

Baru saja membuka pintu kamar mandi, isi perutnya telah keluar dan berhasil membuat Marsha lemas seketika.

Wanita itu memuntahkan isi perutnya. Dengan keringat dingin yang memenuhi keningnya itu, Marsha berusaha membersihkan bekas muntahnya.

Meski tubuhnya terasa lemas, namun saat berhasil memuntahkan isi perutnya. Marsha merasa jauh lebih baik dari sebelumnya.

Marsha pun kembali berjalan menuju kasur, melirik sekilas pada kalender yang ada di meja rias. Matanya berusaha mempertajam penglihatannya, kemudian melebar saat mengetahui ada suatu hal yang aneh.

"Gue telat datang bulan?"

***

"Selamat mba Marsha, kamu hamil dan kandungannya sudah berjalan dua Minggu,"

Perkataan Dokter Zara tentu membuat Marsha terkejut sekaligus terharu. Ia sangat senang dengan kabar ini dan sudah tidak sabar untuk memberitahu pada suaminya- Aldo.

"Dokter serius?"

"Untuk apa saya bohong, Mba? Selamat ya mba sekali lagi," jawab Dokter Zara.

"Makasih, Dok."

"Oh ya untuk keluhan yang Mba Marsha rasakan itu hal yang wajar, nanti seiring berjalannya waktu mual-mual itu akan mendingan kok. Tapi untuk berjaga-jaga, saya akan resepkan obat mual agar mba Marsha tidak tersiksa dengan rasanya." jelas Dokter Zara.

"Baik, sekali lagi makasih banyak ya dokter."

"Sama-sama, mba."

Marsha berjalan dengan gembira menuju ke arah tempat pengambilan obat. Wanita itu tidak bisa menutupi perasaan bahagianya mendengar kabar tersebut dan ada sedikit perasaan tidak percaya bahwa di dalam perutnya kini ada calon bayi.

The Harlan's FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang