Chris Prince

361 44 18
                                    

Aku satu-satunya orang di kampungku yang mempunyai suami dari luar negeri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku satu-satunya orang di kampungku yang mempunyai suami dari luar negeri. Kalau sombong bukan hal yang dilarang, aku sudah pasti akan memamerkan Chris ke semua orang. Lihat, suamiku ganteng! Lihat, suamiku dari Inggris! Lihat, suamiku fasih berbahasa Inggris! Lihat, lihat, lihat! Lihat, suamiku adalah pemain sepak bola! Dia muncul di televisi! Suamimu bagaimana? Seorang pecandu judi online yang saat ini sedang diburu karena berutang di pinjaman online berbasis ilegal tanpa surat resmi pemerintah?

Chris, suamiku adalah suami bendera hijau neon. Dia bukan semata-mata memberiku kata-kata manis sampai aku muntah, tapi dia juga melakukannya. Saat aku bilang kakiku sakit, dia rela memijatnya. Saat aku bilang tubuhku panas, dia merawatku dengan penuh perhatian. Ketika aku sakit pun, dia yang menyelesaikan segala pekerjaan rumah. Membuat bapak-bapak di kampungku protes-protes tidak jelas karena mereka adalah sedompol orang dengan kredo patriarki. Lagian, apa salahnya seorang suami menyelesaikan pekerjaan rumah? Apakah mereka tersinggung oleh pujian dari istri mereka yang diarahkan pada Chris? Salah lo sendiri, anjir. Ngapain patriarki? Awokawok.

Yah, setelah menikah kami memang memutuskan tinggal di Indonesia. Namun, komunikasi kami dengan teman-teman di sana masih baik-baik saja. Bahkan mereka datang di pernikahan kami. Salah satunya si pembuat video "Aku cinta Indonesia" itu. Bisa-bisanya di kampungku ada yang menjadi subscribers-nya dan jingkrak-jingkrak karena bertemu dengan konten kreator tanpa ide. Eh, itu salahku karena dia memasuki dunia YouTube. Heheh.

"Ayang, kapan, ya, kita punya dede bayi?" Chris datang dari dapur setelah dia membawakanku potongan buah apel.

"Belajar dari siapa manggil-manggil ayang?"

Alay banget, njir. Ayang ayang, pala lo kayang. Kenapa dia enggak manggil dengan sebutan sweetheart kek, honey kek, baby kek, my universe kek, ini malah ayang. Aku geli banget denger kata ayang. Kayak ada kelabang di perutku, bukan kupu-kupu. Kalau sayang, aku masih bisa toleransi. Apalagi kalau sayangku, cintaku, duniaku, aduh aku bisa gila.

"Diajarin sama remaja-remaja cowok di warung kopinya Mang Ego. Katanya kalau mau romantis-romantisan sama istri, aku harus panggil ayang atau enggak bubub. Kamu pilih yang mana?" tanya Chris sambil mendusel di dadaku.

Fasih banget bahasa Indonesia Chris. Sembilan bulan di sini dia sudah lancar.

"Panggil nama aja. Atau enggak sayang." Aku menjawab asal.

"Kalau yayang?"

"Enggak. Jangan!" Aku menolak keras-keras panggilan itu.

Chris mengembuskan napas. Dia cemberut manja. Sok imut, tapi emang imut. Suami siapa, sih? Ganteng bingit. Siapa coba yang enggak kepincut sama kegantengan Chris? Sudah bendera hijau neon, menguasai lima love language, ganteng, suamiable, rajin beribadah, humoris pula. Nikmat mana yang kau dustakan?

"Kenapa?" Chris menatapku dengan mata anak anjing.

"Geli. Panggil nama aja."

"Enggak mau!"

𝑨𝑲𝑺𝑨𝑹𝑨Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang