01. Belajar Cinta Dari Seorang Ibu

588 56 12
                                    

Udara berhembus dengan kencang pada sore itu. Bahkan perkiraan cuaca telah memperkirakan bila hari ini akan turun badai. Hawa dingin memasuki istana Ratu, para pelayan sibuk menutup jendela agar angin tidak memasuki istana. Penghangat ruangan telah di tingkatkan.

Apa hal yang tidak bisa di lakukan manusia di dunia ini?

Satu-satunya hal yaitu mengendalikan badai yang sewaktu-waktu akan datang.

Ratu Maliva berkali-kali mondar-mandir untuk mengecek kedatangan Build dan Meen yang tak kunjung sampai rumah. Bahkan dia merasa tidak tenang bila buah hatinya belumlah kembali pulang.

Kali ini, Sang Ratu pun melihat Pangeran Mahkota yang baru saja kembali. Dengan langkah pasti dia mendekati sang putra.

"Pangeran Mahkota, apakah Build menghubungimu?" Tanya Ratu Maliva pada putranya.

"Iya. Kali ini Build dan Meen sedang ada dijalan." Jawab Tiernan pada sang Ibu. "Sudahlah. Dia tidak akan kenapa-napa. Bahkan pengawal juga menjaga mereka dengan aman."

"Tapi tetap saja, Mama sangat khawatir dengan mereka." Ujar Ratu Maliva.

"Baiklah. Aku harus masuk ke dalam kamarku untuk istirahat." Putra Mahkota Tiernan membungkuk sopan pada sang Ratu.

"Tentu saja, Pangeran Mahkota." Kata Ratu Maliva dan membiarkan Putra Mahkota undur diri dari hadapannya.

Tak berselang lama, Build dan Meen pun kembali setelah pulang dari Universitas. Bahkan kali ini tugas Build di tingkat perkuliahan semester 4 cukuplah banyak. Berbeda dengan Meen yang berada di tingkat perkuliahan semester 2 saat ini.

Ratu Maliva terlihat lega ketika melihat kedua buah hatinya telah kembali. Lalu di luar pun tiba-tiba turun hujan dengan begitu deras.

"Mama, maaf aku pulang terlambat." Build pun segera mendekati Ibunya.

"Syukurlah kalian pulang sebelum badai datang." Ratu Maliva pun tersenyum kearah buah hatinya.

"Heem... Kalau begitu aku naik dulu ke kamar." Kata Build.

"Iya. Setelah itu turun untuk persiapan makan malam." Ingat Ratu Maliva dan membuat Build mengangguk.

Lalu, tiba-tiba saja Meen muncul setelah Build menaiki tangga. Si bungsu terlihat bersemangat ketika melihat sang Ibu.

"Mama, aku pulang." Ucap Meen dengan begitu bersemangat.

"Iya. Kalau begitu segera bersihkan dirimu dan persiapan untuk makan malam." Ingat Ratu Maliva.

"Siap! Yang mulia Ratu." Jawab Meen dengan memberikan tanda hormat pada sang Ibu.

Ratu Maliva hanya bisa tersenyum dan melihat kearah hujan di halaman istana Ratu. Wanita cantik itu pun ingat bila Rajanya sedang berada di perpustakaan. Dengan segera dia pun bergegas pergi ke perpustakaan untuk menemui Raja Avram.

"Siapkan aku payung?" Titah Ratu Maliva pada Bibi Aom.

"Baik, Yang mulia." Jawab Bibi Aom dengan patuh.

Dengan cuaca hujan dirinya pergi ke perpustakaan. Bahkan dia harus menemani suaminya untuk membahas beberapa permasalahan Kerajaan. Sebab Ratu Maliva begitu memuja suaminya.



"Hei! Apakah kau akan berdiam diri di dalam kamarmu ini dengan membaca berita harian?" Tanya Putra Mahkota Tiernan pada sang adik.

"Siapa yang menyuruhmu kemari?" Iris mata Garvin.

Pria dingin itu, Garvin, dia memang tidak begitu akur dengan Tiernan. Sebab semua kontroversi kencan yang di lakukan sang kakak membuat semuanya kacau balau. Bahkan pemerintah Raja Avram hampir di ragukan karena ulah sang Putra Mahkota yang kelewat batas.

The SoldierTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang