22. Pria Cantik Itu Bernama Aku

83 21 0
                                    

Di batalion kemiliteran, Tim milik JJ telah kembali dari pertemuan dengan Raja Avram yang datang berkunjung.  Bahkan mereka juga baru saja selesai makan malam. Dalam satu kamar asrama besar itu di tempat beberapa personil prajurit NCO untuk beristirahat.

Tak berselang lama terlihat Kolonel NCO JJ dan Letkol NCO Build tengah melihat timnya berserta serdadu muda lainnya tengah memakai masker wajah.

"Apakah hari ini kalian melakukan perawatan wajah?" Tanya Kolonel pada teman setimnya di anggota tim elit.

"Iya, agar kau tidak terlihat lelah dan lusuh." Jawab Job dan memakaikan masker wajah pada JJ.

Bible hanya membaca buku dan duduk di ranjangnya. Lalu Force pun datang dan duduk tepat di samping Bible.

"Apakah kau di acara tadi melihat Pangeran cantik Raja Avram?" Tanya Force sekedar iseng.

"Pangeran?" Bahkan Bible saja tidak tahu wajah Pangeran cantik yang dimaksud oleh Force. "Hei! Berhentilah bertanya macam-macam."

"Baik, Pak." Jawab Force patuh.

Iris mata Bible melihat kearah ketua Timnya. "Hei, apakah kau melihat ada tamu hari ini? Bukankah hanya Raja Avram saja?"

"Iya. Tapi aku tidak bisa melihatnya karena tadi aku harus mengawal tamu lain. Namun ada informasi lain bila ada tamu lain yaitu Pangeran ketiga dan Pangeran Meen." Jawab JJ santai pada Bible yang sibuk membaca buku filsafat.

Joong pun segera angkat bicara. "Tadi setelah Raja Avram selesai pidato. Kau pergi keluar untuk melakukan patroli 'kan?"

Kali ini Bible hanya mengangguk paham akan penjelasan dari Joong.

Perwira muda itu pun memutuskan untuk pergi keluar sejenak dari kamar asramanya. Tak berselang lama Job pun menusul untuk pergi menemui Bas.

"Hei, kau mau pergi kemana?" Tanya Bible pada rekan setimnya itu.

"Menemui pacarku." Jawab Job santai. "Makanya cepatlah cari pasangan, Bung?"

"Sial! Diam kau?!" Maki Bible dan membuat Job tertawa.

Job pun berujar kemudian berlalu meninggalkan asrama prajurit. "Aku hanya bercanda, Bung."

Saat ini Bible pun mendudukkan dirinya pada sebuah kursi besi. Iris matanya bisa melihat langsung pegunungan yang menyatu dengan selaras. Serta langit malam ini memancarkan sinar rembulan yang begitu indah. Tidak lupa dengan gemerlap bintang yang menabur langit malam.

Entahlah, tapi tiba-tiba saja Bible pun membuka buku catatannya. Dia pun mengurungkan niatnya untuk menulis sebuah puisi. Namun kali ini dianya tanpa sadar tengah memikirkan perihal Build.

"Sedang apa dia disana?" Monolog Bible yang tanpa sadar bertanya-tanya soal Build yang tak ada hubungannya dengan dirinya.

Jemari kekarnya pun menutup buku catatannya dan tiba-tiba saja tersenyum. Mungkin kali ini Bible tengah tertarik pada Omega lucu itu. Tanpa sadar dia juga memikirkan tentang Build yang dirinya temui akhir-akhir ini. Rasanya seperti takdir sudah menentukan arahnya.

Tapi Bible tidak memiliki kepercayaan diri dan merasa bersalah telah memikirkan tentang Build. Sebab dia tidak tahu apa yang di pikirkan Build tentang dirinya.



Disisi lain tepat di Istana Kenegaraan dimana keluarga Kerajaan tinggal. Terdapat pengawal kerajaan tengah berjaga dengan begitu ketat. Lalu di kamar Pangeran ketiga di dapati bila pintu kamarnya telah terkunci. Kali ini Build tengah sibuk memakai kutek di kedua tangannya serta kedua kakinya.

Tiba-tiba saja telepon rumah yang berada di dekatnya pun berdering. Dengan segera Build mengangkat panggilan dari telepon mejanya.

"Halo. Selamat malam, ini dengan siapa?" Tanya Build yang fokus pada kuteknya.

The SoldierTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang