13. Perayaan Patah Hati

107 22 0
                                    

Bangkok, Thailand 1934.

Tepat pada tanggal 15 November 1934 setelah selesai pergolakan politik. Mayor Jendral NCO Avram Pravat Puttha akan melakukan pelantikan di istana kenegaraan. Sang Mayjen Avram tengah menggantikan mendiang Letjen Jade sebagai Menteri Panglima Angkatan Bersenjata Monarki Konstitusional Thailand.

"Tanggal 15 November 1834 di Istana kenegaraan Bangkok. Raja Panglima Tertinggi Pasukan Angkatan Bersenjata. Pemimpin besar yang mulia Raja Kob Songsit Puttha. Berkenan ingin melantik Mayor Jendral NCO Avram Pravat Puttha menjadi Menteri Panglima Angkatan Bersenjata Monarki Konstitusional Thailand yang baru." Ucap pembaca acara kenegaraan. "Sebagai pengganti Menteri Panglima Angkatan Bersenjata Monarki Konstitusional Thailand. Letnan Jendral NCO Jade Apivich Rinthapoln."

Raja Kob berjalan kearah mimbar dan di hadapannya terlihat Mayjen Avram yang akan di lantik.

"Saya Mayor Jendral NCO Avram Pravat Puttha. Bersumpah setia di hadapan kita Buddha untuk tidak melanggar sumpah setia di hadapan hukum dan negara. Tugas dan perintah akan saya terima." Sumpah setia Mayjen Avram di hadapan Raja dan awak media.

"Sumpah telah di terima." Jawab Raja Kob ketika melihat sang adik.

Kali ini pembawa acara kenegaraan mulai mengatakan beberapa tatapan pelantikan. Bahkan disana Nang Maliva datang di kawal oleh para ajudannya duduk di samping istri para petinggi militer.

"Pengambilan sumpah telah selesai diucapkan secara Buddhis. Kemudian, Raja berkenan menyematkan sendiri bintang Menteri Panglima Angkatan Bersenjata Monarki Konstitusional Thailand dan merestuinya." Ucap pembaca acara kenegaraan.

Raja Kob pun berjalan kearah Mayor Jendral NCO Avram dan memasangkan pin bintang di seragam kebesaran militer milik sang Jendral.

Lalu keduanya pun berjabat tangan setelah selesai pemasangan gelar dan bintang.

"Selamat untukmu, Letnan Jendral NCO Avram Pravat Puttha." Kata Raja Kob.

"Terima kasih, Pak." Hormat Jendral Besar NCO Avram tegas.

Setelah itu Raja Kob melakukan pidato di hadapan petinggi kerajaan dan kemiliteran yang di saksikan oleh awak media. Bahkan disana terdapat beberapa pemimpin partai politik yang hadir.

"Semua bangsa tanah leluhur kita Thailand. Tidak akan kehilangan akal dalam menghadapi persoalan pemberontakan dan perpecahan. Pertahanan tidak boleh berhenti dan tertinggal. Karena guncangan pemberontakan kita harus membina hubungan yang erat untuk kekuatan negara. Kita harus bisa kuat untuk menghindari musuh besar kita dari kaum para pengkhianat negara. Kita harus bisa menjaga tanah leluhur dengan apapun caranya agar tidak ada yang merusak kesucian Monarki Konstitusional kita. Bahkan kita tida boleh lengah sedikitpun dengan panca akibat pemberontakan. Kita maju terus untuk mengemban amanah penderitaan rakyat hingga cita-cita dan tujuan kita tercapai." Pidato panjang Raja Kob dan segera turun dari mimbar untuk mendekati adiknya.

Lalu pembawa acara kenegaraan di istana pun melanjutkan penutupan pelantikan. 

"Tugas berat telah diucapkan di atas pundak Letnan Jendral NCO Avram Pravat Puttha. Kami segenap anggota Kerajaan mengucapkan selamat berjuang." Kata pembaca acara kenegaraan selesai.



Waktu kembali di masa sekarang ini dengan perubahan yang berbeda.

Bible telah sampai di asrama militer setelah dirinya baru saja dadi Chiang Rai. Saat ini dia menghabiskan waktu untuk melihat penjagaan perbatasan dan sekedar untuk berburu babi hutan. Dirinya sudah memasang jebakan tiga hari yang lalu.

"Bung, akhir-akhir ini cuaca sangatlah cerah?" Ucap Job pada kawan baiknya itu.

Bible tidak merespon dan di balas oleh Force. "Senior, mungkin 2 atau 3 hari lagi akan turun hujan lebat."

The SoldierTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang