08. Ketika Seorang Prajurit Jatuh Hati Pada Pribumi

210 25 0
                                    

Chiang Rai, Thailand.

Pagi-pagi buta Nenek tua itu pun terbangun dari tidurnya. Lalu iris matanya melihat kearah perwira muda itu yang masih terlelap di dunia fananya.

Tak berselang lama, Bible pun terbangun dan dirinya pun terdiam ketika melihat perempuan tua itu yang sibuk menyuguhkan teh hangat. Bahkan Nenek tua itu seusia dengan Nenek kandung Bible.

"Minum tehmu supaya hangat?" Bujuk Nenek tua itu ramah.

"Terima kasih."

Bible segera menyeruput teh hangat itu dan bergegas ke kamar mandi yang berada di dalam kereta api. Dia hanya ingin mencuci muka dan mengosok giginya. Setelah itu, Bible kembali dan duduk di samping sang Nenek tua.

"Apakah kau kelahiran 1932?" Tanya Nenek tua itu.

"Iya. Bagaimana bisa Nenek tahu tentang tahun kelahiranku?" Bible tidak percaya hal ini. "Sebenarnya Nenek siapa?"

Perempuan tua itu pun hanya tersenyum dan suara pengumuman kereta akan berhenti di stasiun Chiang Rai beberapa menit lagi. Bahkan pegawai pengambilan tiket pun mulai berkeliling untuk menandai registrasi dengan manual.

Kali ini Bible dia buat bingung oleh perempuan tua itu yang bisa tahu tentang tujuan untuk bertemu dengan sang kekasih. Lalu berdalih bahwa tidak perlu jauh-jauh datang ke Chiang Rai. Sebab jodohnya bukan orang Thailand di bagian utara.

"Sebentar lagi keretanya akan sampai di stasiun. Aku harap kita bisa berjumpa lagi, Nak." Kata Nenek tua itu sambil tersenyum.

Hingga akhirnya, kereta pun berhenti dan para penumpang keluar dari dalam gerbong. Bible segera mengambil ranselnya untuk mengejar sang Nenek tua yang duduk di sampingnya sejak semalam. Sebab rasanya sangatlah aneh bila perempuan tua itu tahu segala walaupun hanya berjumpa sekali saja.

"Kemana perginya Nenek tua tadi?" Bible mulai bertanya-tanya.

Lalu iris matanya melihat seorang perempuan tua. Dengan segera Bible menyentuh pundak sang Nenek tua. Namun sayangnya, Nenek tua itu bukan orang yang Bible cari.

"Ada apa, Nak?" Tanya Nenek yang berkacamata.

"Maafkan saya. Karena saya salah orang." Ucap Bible dan menjauh.

Bahkan Bible mendengar perbincangan Nenek berkacamata itu dengan putranya. "Ibu, siapa pria tadi?"

"Ibu juga tidak tahu. Katanya salah orang." Jawab Nenek berkacamata mata itu.

Di ingatan Bible masih segar bila perempuan tua yang bersamanya di gerbong kereta tadi tidak berkacamata. Namun ketika di cari tiba-tiba menghilang begitu saja seperti sihir.

"Masa bodoh! Pasti Nenek tua tadi sedang menebak-nebak saja." Monolog Bible dan mencari sebuah tumpangan berupa lokal bus.

Kali ini dirinya ingin pergi mengunjungi kediaman milik Na. Bahkan dia merasa bersalah tanpa memberikan kabar pada Na selama 6 bulan. Sedangkan, surat yang dirinya kirim beberapa Minggu lalu hanya sebatas pemberitahuan bila dirinya akan menaiki pangkat menjadi Letnan Kolonel NCO. Bahkan Bible berdoa semoga saja Na tidak merasakan kecewa karena dirinya.



"Aku kira kamu tidak akan datang?"

Iris mata tajam milik Bible melihat kearah Na yang telah membuat hatinya bimbang selama 1 tahun belakangan ini. Walaupun hubungan mereka sebagai seorang kekasih. Na merasa tidak puas dengan Bible yang selalu saja sibuk dengan tugas kemiliteran.

"Maafkan aku, sebab diriku terjebak di jalan." Jawab Bible pada Omega di hadapannya itu.

"Kalau begitu kita minum teh dulu?" Bujuk Na pada prianya.

The SoldierTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang