23. Rumah Teduh Untukmu Pulang

76 17 0
                                    

1 bulan kemudian.

Pernikahan besar telah di siapkan oleh istana kenegaraan. Dimana Tong akan menikah dengan seorang Profesor dengan budaya Thailand yang begitu kental. Bahkan pihak Pong menganggap bila Raja Avram terlalu Feodal. Namun mereka tidak bisa menolaknya.

Para pihak keluarga Pong memberikan sebuah mahar besar untuk Tong. Bahkan hal ini disaksikan oleh Raja Avram selaku wali yang sah di pihak keluarga istri.

"Baiklah. Setelah seserahan mahar yang di saksikan oleh Yang mulia Raja Avram. Lalu sekarang ritual pernikahan akan segera di mulai." Ucap pembaca acara kerajaan Thailand.

Raja Avram pun menyerahkan keponakannya untuk di persunting oleh Profesor Pong. Saat ini Tong merasa begitu gugup.

"Hari ini aku menyerahkan keponakanku untuk menjadi istrimu. Aku harap kau bisa membahagiakannya seumur hidupnya." Kata Raja Avram pada sang Profesor.

Pong pun mengangguk. "Baik, Yang mulia Raja. Saya akan memberikan semua kebahagiaan di dunia ini untuk Pangeran Tong Thanayut Puttha."

"Terima kasih." Jawab Raja Avram.

Kedua mempelai pun melakukan upacara penyatuhan sebagai sepasang suami istri di hadapan sang Buddha. Para tamu undangan juga turut untuk menyaksikan upacara pernikahan.

Setelah itu, kedua pengantin melakukan prosesi suap-suapan berupa nasi ketan yang di bentuk bulat-bulat. Lalu di susul dengan saling memberikan minum untuk pasangannya.

"Apakah anda sudah selesai?" Tanya pelayan istana.

"Sudah. Terima kasih." Ucap Tong ramah.

"Ini gelasnya." Kata Profesor Pong.

Acara selanjutnya dimana pihak kerajaan memberikan seserahan pada keluarga besar Profesor Pong. Kali ini Prof. Mile Phakphum Puttha selaku dari adik tiri Tong pun turut memberikan seserahan pada pihak keluarga besan.

Build pun datang membawakan sebuah cincin pernikahan untuk kakak sepupunya. Bahkan dia juga tersenyum melihat kebahagiaan di depan matanya.

"Ini cincinnya dan sudah seharusnya kalian berdua memakai cincin satu sama lainnya." Kata Build pada kedua mempelai.

"Terima kasih, adik." Jawab Tong.

"Baiklah. Kami akan bertukar cincin." Kata Pong dengan yakin.

Omega kecil itu pun mengangguk. "Tentu saja. Aku harap kalian tidak menjatuhkan cincinnya."

Kedua mempelai pun tersenyum dan memasangkan cincin kawin itu dengan bergantian. Setelah itu Raja dan Ratu duduk di kursi pihak wali untuk Tong. Lalu Khun dan Nang Ponsantigul berada di kursi pihak Pong.

Lalu Pong dan Tong pun segera melakukan sungkem kepada Raja dan Ratu untuk melakukan pelepasan. Terlihat sekali bila Ratu Maliva menangis terharu.

"Berbahagialah dengan keluarga barumu?" Bisik Ratu Maliva pada keponakannya.

"Baik, Bibi." Jawab Tong lembut.

Setelah itu mereka bergantian dan Tong melakukan sungkem pada sang Paman. Bahkan Raja Avram yang bertanggung jawab sepenuhnya pada Tong ketika kakak iparnya telah tiada. Lalu kedua mempelai sungkem ke pihak keluarga Ponsantigul.



Hari ini media massa telah membicarakan tentang pesta pernikahan yang di adakan di Istana kenegaraan dengan begitu meriah. Bahkan pihak kerajaan telah menyerahkan Tong pada Pong yang selalu kepala keluarga.

"Detik ini juga Paman telah melepasmu. Jadi, berbahagialah dengan suamimu." Kata Raja Avram.

"Terima kasih, Paman." Kata Tong pada walinya. "Karena jasa membuat seperti ini. Hidup dalam kemandirian dan keagungan."

The SoldierTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang