19. Sedamai Rembulan Memeluk Bumi

124 23 0
                                    

Malam itu dimana jam kerja Barcode telah habis. Dia pun tidak sengaja bertemu dengan Direktur rumah sakit. Orang itu bernama Man Trisanu Soranun.

"Dr. Barcode, apakah kamu sudah selesai kerja hari ini?" Tanya Direktur Man pada Omega kecil itu.

"Iya."

Man hanya tersenyum. "Maukah saya antarkan pulang?"

"Tentu saja. Tapi apakah ada yang keberatan bila anda mengantarkan saya pulang?" Tanya balik Barcode pada Direkturnya ini.

"Tidak ada."

Lalu keduanya pun memutuskan untuk memasuki mobil. Kali ini Barcode menaruh umpatan di dalam hatinya. Ketika mobil mewah milik Direktur Man. Naasnya pria menyebalkan itu membawa Barcode ke arah apartmentnya.

Sesampainya di apartment milik Direktur Man. Terlihat sekali bila Barcode ingin sekali marah dan berusaha menahannya.

"Untuk apa kau membawaku ke rumahmu?" Tanya Dokter Barcode kesal.

"Bukankah kita sama-sama dewasa? Ayolah sesekali menginap tidak apa-apa, 'kan?" Kata Direktur Man dengan mudahnya. "Ayo duduk di sampingku?"

Barcode menatap tajam kearah Direktur Man dan melepaskan sepasang sepatu ketsnya. "DASAR BAJINGAN KEPARAT!!! BILA DI NEGARA INI TIDAK ADA HUKUM SUDAH AKU BUNUH KAU SIALAN!"

Kesal Barcode dan melempar tajam sepasang sepatu ketsnya itu ke arah Direktur Man. Kening milik sang Direktur terkena sepatu dan Barcode memilih berlalu dengan telanjang kaki.

"Sial! Omega itu seperti siluman kera." Umpat Direktur Man untuk tidak lagi-lagi menganggu Barcode.

Kali ini Omega itu benar-benar sangat kesal dan marah. Dia pun memutuskan untuk meninggalkan apartemen milik Man dengan telanjang kaki. Dengan terpaksa dirinya mendudukkan tubuhnya di stasiun bawah tanah sambil mengacak-acak rambutnya. Semua orang tengah melihat betapa anehnya Barcode yang frustasi.

Omega itu merasa dirinya telah di perlakukan semena-mena oleh Man yang mentang-mentang sebagai atasannya. Dia benar-benar sudah muak dan ingin sekali melempar kepala Man dengan batu.

"Bajingan itu membuatku kesal!" Maki Barcode dan memasuki mobilnya untuk kembali pulang.

Di sisi lain tepat di pusat kota Bangkok dengan gemerlap kota. Terlihat Build dan Us yang berada di salah satu club malam. Hingar bingar kota membuat Build terlihat seperti laki-laki gila.

"Apakah ajudan Papamu akan memgawasimu?" Tanya Us pada Build yang berjalan mendahuluinya.

Dengan segera Build pun menggelengkan kepalanya. "Aku rasa tidak."

"Dasar anak ini." Ucap Us tidak percaya.

Para pasang mata melihat kearah kedua Omega itu. Kali ini para penjaga disco telah memberikan akses untuk Build dan Us berpesta. Semua orang disana sangat paham betul bila Build adalah Pangeran dari Kerajaan Monarki Konstitusional Thailand. Walaupun hal ini sangatlah beresiko tapi mereka tidak bisa menolaknya.

Build dan Us pergi ke club untuk menghibur dirinya, kali ini Build tengah mengalaukan perwira tampan pujaannya yang tiba-tiba saja pergi tanpa meninggalkan pesan sama sekali.



"Sial! Aku menjadi Omega gila karena seorang perwira." Suara indah Build penuh dengan keputusasaan.

"Maksudmu? Bukankah kau sudah berkencan dengannya?" Ucap Us.

"Berkencan apanya? Aku malah di tinggalkan di rooftop rumah sakit. Tapi dia menjanjikan waktu untuk mengajak diriku makan malam bersama." Kata Build bersemangat.

The SoldierTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang