SAE 04

1.4K 157 6
                                    

Pukul 09 pagi adalah jadwal Lisa menyiram tanaman bunga di rumah kaca yang di bangun belakang Mansion. Karena ini adalah musim semi jadi banyak bunga yang bermekaran disana.

"Bunga na tantik tekali tepelti Eomma. Lita halap tuati taat nanti Eomma atan tayang tama Lita."Lisa sungguh berharap harapan nya terkabul namun Tuhan seolah menunda kebahagiaan nya itu.

"Lisa-ya kamu dimana sayang?"Yoona tiba-tiba datang  membawa nampan berisi satu gelas susu coklat dan dua buah apel.

"Lita di tini Bibi, tebelah tanan palin podok."sahut Lisa sedikit keras guna Yoona mendengar nya.

Wanita tua itu melangkah ke sumber suara dan tersenyum melihat gadis kecil berponi sedang asik menyiram tanaman bonsai dan mawar merah.

"Apa itu untuk Lita Bibi?"tanya Lisa ketika menoleh melihat gelas berisi susu coklat yang dibawa Yoona di nampan.

"Benar ! Tadi pagi Nyonya memerintahkan Bibi untuk sering memberikan mu Susu dan buah."mata bulat itu seketika berbinar-binar mendengar nya.

"Benalkah? Apa itu belalti Eomma tudah tayang tama Lita ya Bi?"

"Bibi juga tidak tau sayang. Tapi kita doakan saja yang terbaik untuk mu. Sekarang di minum susu dan buahnya ya? Supaya Nyonya tidak marah-marah lagi."Lisa mengangguk lalu menaruh selang di bawah dan mematikan keran air nya lebih dulu.

Setelah semua sudah di matikan barulah ia meminta gelas berisi susu coklat itu dan Yoona memberikan nya.

"Hati-hati, susu nya masih sedikit panas di tiup dulu eoh?"

"Eung!!"kepala Lisa mengangguk mematuhi perintah Yoona.

Minum dengan hati-hati dan sesekali meniup susu di dalam gelas tersebut. Setelah susu coklat itu ia habiskan barulah Yoona mengambilnya kembali dan memberikan buah apel setelah itu.

"Sekarang Lisa makan buah ini ya? Bibi harus kembali bekerja."

"Iya Bibi, telima kacih cudah membawatan Lita apel tama tutu okat."

"Sama-sama sayang."Yoona langsung pergi dari sana membiarkan Lisa menyantap buah apel nya sendirian.

"Bibi tudah pelgi tan?"Lisa menoleh ke arah pintu keluar memastikan Yoona sudah pergi dan tidak ada seorang pun yang melihatnya disini.

"Tepelti na tudah aman.  tekalang waktu na Lita buat adiah untuk Eomma."ujarnya mulai memetik bunga paling indah dan mulai merangkai nya beberapa.

"Lita halap Eomma tuka denan adiah ini."

                                 °°°°°°°°

Brak

"Kalian bisa kerja tidak sih? Aku memperkejakan kalian di kantor ku untuk bekerja bukannya malas-malasan sampai tidak menyadari data Perusahaan telah di curi."Jennie menatap tajam seluruh karyawan  yang hanya diam menunduk tanpa memberi bantahan sedikitpun.

Tadi, saat Jennie sedang rapat dengan para pemegang saham. Di waktu yang sama telah terjadi pencurian data tanpa sepengetahuan siapapun termasuk para karyawan nya. Tentu ini bukan masalah sepele karena data yang di ambil itu adalah proyek besarnya dengan kedutan Dubai tahun depan.

Bagaimana Jennie tidak pusing? jika dana proyek itu sudah cair ke rekening perusahaan sementara data proyek itu malah di curi oleh pesaing bisnis nya, terbukti dari rekaman CCTV yang memperlihatkan karyawan sebelah.

"Maafkan kami Cho Sajang-nim. Kami akan berusaha keras untuk menyelesaikan masalah ini."

"Menyelesaikan katamu? Kalian saja setiap hari kerja nya malas-malasan di kantor ku bagaimana mau menyelesaikan masalah sebesar ini?!"

"Begini saja! Aku akan beri kalian semua waktu selama 1x 24 jam. Jika sampai waktu yang ku berikan telah habis tapi kalian tetap tidak bisa merubah keadaan ini seperti semula. Maka, dengan tidak terhormat kalian semua tanpa terkecuali akan ku PHK besar-besaran tanpa pesangon sedikitpun."semua orang gaduh mendengar bahwa mereka terancam di PHK.

"Sajang-nim, tolong jangan pecat kami. Kami janji akan mengembalikan data yang di curi itu dengan segera."seorang pria berkomentar.

"Benar Sajang-nim. Kalau kami semua di pecat apalagi tanpa pesangon, mau di kasih makan apa anak dan istri kita di rumah?"

"Benar Sajang-nim, tolong jangan pecat kami semua."

Brak

"Aku tidak peduli dengan hidup kalian karena kalian saja setengah hati bekerja dengan ku. Sekarang! Selama waktu yang ku berikan masih berputar sebaiknya kalian gunakan waktu itu sebaik mungkin untuk mempertahankan apa yang kalian punya saat ini."selesai dengan urusannya Jennie keluar dari ruang rapat di ikuti oleh Sekertaris nya.

"Cho Sajang-nim bisa kita bicara?"tanya Sekertaris itu

"Nanti saja di ruangan ku, Joy."balas Jennie malas jika harus berbicara sambil berdiri.

Gadis pemilik nama lengkap Park Sooyoung atau kerap di sapa Joy itu mengangguk dan tetap mengikuti atasan sekaligus sahabat nya itu masuk ke dalam ruang kerjanya.

"Sekarang bicaralah."ujar Jennie ketika keduanya telah tiba di tujuan dan Jennie pun telah duduk di kursi CEO.

"Sajang-nim, apa yang tadi itu bisa di ubah? Jujur aku juga tidak ingin di pecat seperti mereka karena aku harus menghidupi 1000 cacing di perut kembaran ku."ucapnya mendramatisir.

Jennie memutar bola matanya malas meladeni sahabat nya itu.

"Suka atau tidak suka nya dirimu dengan keputusan ku, itu adalah masalah kalian. Siapa suruh bukan nya kerja malah nobar drama Thailand ataupun menggosip. Masih mending aku memberikan kalian semua kesempatan dari pada aku tendang kalian semua dari kantor ku sekarang juga."

Bibir gadis pemilik tubuh tinggi itu mengerucut tak terima tapi memang benar mereka semua malas-malasan ketika bekerja.

" Kau jahat sekali padaku Jen padahal kita bersahabat baik."sepintas kepala itu teringat sesuatu mendengar kata jahat yang baru terucap oleh bibir nya.

"Ouh iya,  bagaimana keadaan anak angkat mu itu? Dia masih hidup kan?"satu alis Jennie terangkat sedikit.

"Mengapa kau bertanya seperti itu?"

"Ya.. karena aku tau kau seperti apa. dan aku tau sampai detik ini kau belum bisa menyayangi anak itu kan?"tebak Joy tepat sasaran.

Benar! Jennie memang belum bisa menyayangi Lisa entah sampai kapan penderitaan gadis kecil itu akan berakhir.

"Aku memang belum bisa menyayangi nya atau mungkin tidak akan pernah menyayangi nya. Sejak awal anak itu sendiri yang lancang masuk ke kehidupan ku jadi jangan salahkan aku jika aku sampai kapanpun tidak akan pernah bisa menyayangi nya."

"Kejam sekali."batin Joy bergidik ngeri tak kala melihat tatapan mata kucing itu seolah membunuh nya.

"Kenapa diam? Apa ada hal yang ingin kau sampaikan lagi padaku, Joy? Jika tidak ada silahkan keluar dari ruangan ku."

"Tunggu! Ada yang ingin aku sampaikan kepada mu dan ini menyangkut anak angkat mu itu."

"Benarkah? Apa itu?"

"Apa.. kau tidak pernah berpikir jika Eomma dari putri angkat mu yang bernama Lisa itu ada di sekeliling kalian?"

"Maksud mu?"

"Ya..  bisa jadi ibu kandung Lisa telah menyamar dan ternyata sudah berbaur dengan kalian untuk mengawasi anaknya karena bisa jadi suatu saat ia akan  nekad dan merebut Lisa kembali."

"Bagus lah. Dengan begitu bukankah satu beban ku terangkat? Aku bisa hidup bahagia saat itu."mulut Joy menganga tak banyak berkata-kata. Ia benar-benar tak habis pikir dengan jalan pikiran sahabat nya itu.

Bersambung

Sayangi Aku Eomma Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang