SAE 26

885 133 17
                                    

Mobil Hyeri berhenti tepat di depan pintu gerbang Mansion kediaman keluarga Cho. Rose ingin segera turun namun di tahan lebih dulu oleh Joy.

"Lebih baik kamu tetap disini biar aku saja yang menanyakan nya pada Satpam itu."ucapnya di setujui oleh gadis blonde itu.

Joy turun dari mobil menghampiri Satpam yang berjaga di depan pintu gerbang Mansion Jennie dan menanyakan apakah Jennie ada di Rumah atau tidak.

10 menit kemudian Joy kembali masuk kedalam mobil dengan tergesa-gesa dan hal itu menimbulkan pertanyaan besar dalam benak Rose.

"Ba--"belum selesai Rose berbicara Joy lebih dulu mendahului nya.

"Hyeri Unnie, ke Seoul Hospital sekarang juga."

"Baiklah."jawab Hyeri menghidupkan kembali mobil miliknya meninggalkan perkarangan rumah Jennie.

"Seoul Hospital? Mengapa kita harus kembali ke Rumah Sakit? Katakan apa yang terjadi sebenarnya Joy, aku harus tau karena ini menyangkut putri ku."tuntut Rose membuat gadis jangkung itu menghela nafas panjang.

"Jennie ada disana. Katanya dia mengalami serangan jantung beberapa saat lalu dan saat ini sudah di bawa ke Seoul Hospital oleh Irene Unnie."

"Mwo? Irene Unnie? Sejak kapan dia mau mengurusi Jennie Unnie lagi? Bukanya hubungan mereka tidak sedekat itu?"bingung Rose karena sedikit yang ia tahu tentang kedua kakak beradik tiri itu jika mereka tidak lah akur.

"Aku juga belum tau pasti. Tapi ku kira ini ada kaitannya dengan putri mu, Lisa."tutur Joy membuat Rose mengangguk setuju.

"Semoga Lisa tidak kenapa-kenapa. Aku benar-benar khawatir, takut ia  mendapatkan hukuman dari Jennie Unnie."melihat saudari kembarnya resah Joy berinisiatif menghibur nya.

"Jangan terlalu khawatir eoh? Yang ku tau anak mu itu adalah anak yang paling kuat di Dunia ini. Ingin mendengar tentang nya? Akan ku beritahu semua yang ku ketahui tentang Lisa."dengan cepat gadis blonde itu mengangguk. Ia benar-benar ingin mengetahui apa saja yang telah di lalui oleh putri nya selama ini.

                                  °°°°°°°°°°°°

Di dalam jeruji besi Jisoo termenung memikirkan apakah pilihan nya sudah tepat memberitahu Lisa kepada Rose? Lalu bagaimana dengan sumpahnya? Ia benar-benar takut putri satu-satunya yang ia miliki akan bernasib buruk jika di pertemukan dengan salah satu orang tua nya.

"Semoga Tuhan mau mengampuni ku. Dan semoga Tuhan tidak mengambil kembali titipan nya dari kami. Jujur, aku benar-benar tidak ingin kehilangan putri ku hanya karena sumpah ku sendiri."

"Maafkan lah hamba mu yang hina ini Tuhan. Dan tolong, lindungi lah putri ku di manapun ia berada karena untuk saat ini aku tidak bisa melakukanya sendiri."dalam resahnya ia hanya bisa berdoa semoga Tuhan mau mendengar keluh kesah nya ini.

                           °°°°°°°°°°°

Ckleak

Ketika masuk kedalam dapat Lisa lihat ibu angkatnya itu tengah menatapnya dengan kondisi yang cukup mengkhawatirkan.

"Eomma? Lita tenang Eomma tudah-"

"Mau apa kau kemari? Ingin meledek ku, iya?"dalam kondisi tidak baik Jennie masih saja marah-marah.

Wanita bermata kucing itu benar-benar tidak suka ada yang mengasihi nya dalam kondisi seperti ini.

"Endak! Buat apa Lita meledek Eomma? Lita bahtan tangat khawatil telhadap Eomma tatut Eomma kenapa-kenapa."mendengar tutur kata Lisa membuat Jennie tertawa di balik masker oksigen yang masih ia kenakan.

"Hei, bocah bodoh. Jangan sok peduli padaku karena aku tidak suka di kasihani. Dari pada mengurusi ku lebih baik kau urus saja dirimu sendiri apakah sudah hidup dengan benar atau belum? Seharusnya kau--"belum selesai Jennie mengomel Lisa lebih dulu mendekat lalu memeluknya tanpa izin.

"Lita endak peduli Eomma atan telus malah-malah tampai kapan. Lita juga endak peduli mau di pukuli tampai mati pun Lita endak batalan malah. Tapi..."Lisa menjeda kalimatnya sebentar mendongak menatap lekat mata kucing sang ibu.

"Bita endak Eomma tayang Lita? Lita janji akan jadi anak yang baik jika--"belum selesai Lisa berbicara Jennie lebih dulu mendorongnya hingga kepala anak itu terantuk lantai cukup keras.

Bruk

Dug

"Akkhh!!"sakit, itu yang Lisa rasakan di kepalanya.

Melihat putri angkat nya kesakitan akibat ulahnya tadi membuat Jennie tersenyum puas. Wanita bermata kucing itu melepas masker oksigen yang ia kenakan lalu berusaha duduk sendiri dengan sisa tenaga yang miliki.

Setelah berhasil duduk dengan benar ia melayangkan penyataan yang sangat menusuk hati si kecil.

"Hei, bocah bodoh. Buat apa kau selalu berharap aku menyayangimu? Seharusnya kau sadar siapa kau, dan siapa aku. Dengan begitu kau tidak perlu repot-repot mencari perhatian ku demi bisa memberikan mu kasih sayang tulus sebagaimana anak pada umumnya. Itu tak akan pernah terjadi."

"Dan satu hal lagi. Aku jijik melihat mu karena mungkin saja kau terlahir dari sepesies yang sama, yang dimana kedua orang tua mu sama-sama wanita."

Deg

Meski Lisa tidak mengerti tapi entah kenapa ungkapan itu membuat hati nya benar-benar sakit.

Tertunduk dengan air matanya yang sudah mengalir, Lisa kembali bersuara.

"Lita endak mengelti Eomma nomong apa, tapi jika benal tepelti itu apa talah na? Kan Lita endak minta di lahilkan ke Dunia ini, jika Lita tau pun Lita endak batalan memilih untuk idup. Eomma pun endak atan pelnah bita tayang tama Lita tan?"

"Tentu saja. Mana mungkin aku menyayangi seseorang yang bukan darah daging ku sendiri? Kecuali para sahabat ku."Lisa semakin mendengar nya.

"Lalu apatah Lita atan di tayang jika seandaina Lita lahil dali Eomma?"

"Tentu saja. Tapi, jika aku tau aku akan memiliki anak seperti mu lebih baik aku membunuh mu sebelum kau terlahir ke Dunia ini karena aku tidak sudi memiliki anak seperti mu."

"Keluar sana, bila perlu keluar lah dari hidup ku dan tidak perlu lagi menampakan batang hidung mu di depan ku karena kau hanya benalu di dalam hidup ku. Menyesal aku memungut mu saat itu."

"Hiks hiks."tangis Lisa semakin menjadi. Gadis kecil berlari keluar dari ruangan dan menghiraukan teriakan Seulgi yang terus memanggil nya berulang kali.

"Hiks hiks Eomma jahat. Lita benci Eomma, LITA BENCI EOMMAAAAAAAAAA..."di sepanjang lorong teriakan itu menggema. Tak peduli semua pasang mata menatapnya rasanya Lisa benar-benar ingin menenggelamkan diri sekarang juga.

                           Bersambung

Hahaha aku suka respon kalian tadi saat ku prank 🤣 dengan begitu aku tau jika cerita ini benar-benar di tunggu oleh kalian semua 😊

Nanti ku up lagi kalo gak malem besok lagi ya 🤣

Sayangi Aku Eomma Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang