SAE 29

998 118 14
                                    

Joy terus menarik tangan Rose menjauhi ruang IGD agar adik kembarnya itu tak lagi bertengkar dengan sahabat sekaligus atasan nya di Kantor.

Tak peduli Rose terus merengek minta di lepaskan karena Joy tidak ingin ada keributan lagi yang akan merugikan kedua belah pihak.

"Lepaskan tangan ku Joy!!"sarkas Rose menghempas tangan nya sendiri hingga cekalan itu berhasil terlepas.

Gadis blonde itu sudah teramat kesal akan sikap Joy yang terlihat seperti membela Jennie. Padahal ia tau Jennie adalah tokoh Antagonis nya disini.

"Sebenarnya kau ini mendukung ku atau sahabat mu itu, Park Sooyoung?"melihat kemarahan adiknya, Joy menarik nafas panjang sebelum memberi penjelasan.

"Mengapa kau perlu bertanya seperti itu padaku? Jelas saja aku mendukungmu karena kau adalah saudari ku, Rose-ya."

"Lantas mengapa kau menarik ku keluar tadi? Jika tidak membela nya lalu apa hah?"Rose kembali bertanya dengan menyilangkan kedua tangannya di dada.

"Aku pikir.. dengan kau mengetahui masa lalu ku kau akan selalu berpihak pada ku Joy. Tapi ternyata itu cuma harapan semu  karena kau lebih membela sahabat mu itu yang sudah jelas-jelas bersalah."lanjutnya membuat Joy mengusap wajah nya dengan kasar  melihat sang adik salah paham dengan tindakan nya.

"Kau salah paham padaku Rose. Aku tidak bermaksud untuk membela Jennie, Aku hanya takut Jennie akan berbuat nekad setelah ini terlebih dia sudah tau bahwa kau adalah orang tua dari Lisa. lalu kau berpikir aku akan baik-baik saja begitu?"

"Bagaimana jika-- bagaimana jika suatu saat kau akan di bunuh olehnya. A-aku benar-benar takut jika itu sampai terjadi Rose-ya. Aku tidak mau kehilangan lagi terlebih kau adalah keluarga ku satu-satunya."air mata Joy menetes membayangkan ia kehilangan sang kembaran akan segila apa dia nanti.

"Alasan."cetus Rose dengan keras kepalanya memilih pergi karena berpikir kembaran nya itu tak bisa mengerti dirinya.

Namun Joy  kembali mencekal lengan Rose lalu mendorong tubuh adiknya itu hingga terhempas ke dinding.

"Akhh!!"ringis Rose sedikit menahan sakit di bahu yang terbentur cukup keras. Ingin membalas namun bibirnya terkunci ketika mendengar tutur kata sang kembaran.

"Jangan berpikir jika kau adalah orang yang paling tersakiti disini Rose-ya. Ingat anak mu, ingat bagaimana penderitaan nya selama ini."

"Apa kau tidak berpikir dampak apa yang akan terjadi kedepannya pada Lisa jika dia mengetahui bahwa orang yang sangat menginginkan kelahiran nya dulu justru menjadi alasan utama penderitaan nya selama ini?"Rose terdiam tak membantah sedikit pun. Otaknya sedang mencerna setiap kata yang keluar dari mulut Joy.

"Apa kau juga tidak berpikir jika Jennie bisa saja nekad berbuat apapun itu pada anakmu? Kita sendiri tau betul seperti apa dia kan? Lantas, jika kau bertindak gegabah seperti ini lalu terjadi sesuatu pada Lisa karena tindakan mu yang sembrono apa Jisoo masih bisa memaafkan mu?"melihat Rose yang hanya diam saja membuat Joy menarik nafas dalam-dalam lalu menepuk bahu sang kembaran dengan kembali memberi nasehat.

"Rose-ya, aku tau kau kembali ke Korea karena ingin mencari mereka dan memperbaiki hubungan kalian bukan? Aku berpikir untuk saat ini jangan mencari masalah lebih dulu dengan Jennie, setidaknya sampai kita berbicara dengan Lisa secara langsung dengan penuh kehati-hatian agar anak itu dapat memahami semua nya."kepala Rose tertunduk merasa apa yang Joy katakan benar adanya. Tidak seharusnya dia terburu-buru seperti ini.

"Kau benar Joyie."lirihnya kembali mendongak menatap sang kembaran.

"Tidak seharusnya aku seperti ini. Maafkan aku, maafkan atas sikap ku yang kekanak-kanakan tadi."Joy tersenyum senang melihat Rose dapat mengerti dan jauh lebih tenang dari sebelumnya.

Sayangi Aku Eomma Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang