SAE 31

761 102 2
                                    

"Kita napain di tini tih?"tanya Lisa sewaktu tiba di tempat tujuan.

Roftop ini begitu kotor dan tidak terurus membuat Lisa teringat gudang belakang Mansion Cho yang menjadi saksi bisu kekejaman Jennie pada dirinya.

"Napain? Ya.. main lah."jawab Rora.

"Tapi jika hana kita belempat kulang selu. Bagaimana jika aku tulun lagi memanggil yan lain?"Ahyeon memberi saran dan bersiap pergi namun  tangan kanannya di tahan oleh Chiquita.

"Janan pelgi Unnie."rengek gadis kecil itu dengan menunjukkan aegyeo dan wajah memelas nya.

Ahyeon yang tidak bisa tahan dengan yang namanya ke 'imut' an lantas mengangguk menyetujui padahal sebelumnya ia hendak melarikan diri dan kembali ke ruang perawatan nya untuk beristirahat.

"Oke oke Ahyeon Atan tetap di sini."

"Yeaayyy... Makatih Unnie."Chikita senang karena Ahyeon tidak jadi pergi, sementara Rora termenung memikirkan perkataan Ahyeon ada benarnya juga.

"Tapi Ahyeon Unnie benar Chiki, endak selu kalo main cuma belempat."

"Bagaimana jika Chiki Tama Lola Unnie pelgi panggil meleka? Tementala Ahyeon Unnie di tini taja temenin Lita Unnie."usul Chiquita di setujui oleh Rora tapi tidak dengan Lisa dan Ahyeon.

"Kenapa jadi kamu Yan pelgi? Padahal tebelum na kamu sendili yan meminta ku tetap sini, itu tidak adil tau."ucap Ahyeon merenggut kesal.

"Benal apa kata Ahyeon tadi. ladi pula Lita endak mau kalian pelgi. Telus nanti alo kalian beldua kambuh taat tulun tangga bagaimana?  Beluntung alo tampai endak jatuh dan telamat, alo endak bagaimana? Katian Olang tua kalian pada nanis-nanis liat anak na pada mati."jelas Lisa menyuarakan pendapat nya.

Rora dan Chiquita terdiam menunduk. Kedua anak itu Ingin protes tapi tidak jadi karena apa yang di sampaikan oleh Lisa  demi kebaikan mereka juga

Melihat kedua temannya bersedih membuat Lisa merasa bersalah.

"Lola, Tikita Janan tedih. Kami endak malah kok cuma katih tau aja. Maapin Lita ya? Maap jika Lita tudah buat Lola tama Tiki tedih tepelti ini."dengan cepat Rora menggeleng tidak terima.

"Endak! Lita Unnie benal. Unnie endak talah tama tekali kalena memang Lola yan talah."jawab Rora.

"Ya tudah, kalau tepelti itu bagaimana alo kita main taja tekalang?" Chiquita memberi usul agar suasana mencair tidak tegang lagi.

"Ayo, Ahyeon juga sudah bosan sebenal na mau main tapi Ahyeon endak pelcaya dili kalena celana na tuka melolot."ujar Ahyeon sambil membetulkan posisi celana yang sedikit melorot karena kebesaran.

Lisa menengoknya sebentar lalu melihat sekitar mencari sesuatu untuk membantu Ahyeon.

"Itu ada tali, tiapa tau bita ikat celana Ahyeon."batin Lisa saat menemukan potongan tali plastik di bawah tumpukan kardus yang tersusun rapi.

"Unnie mau kemana?"tanya Chiquita melihat Lisa hendak pergi.

"Itu, Lita mau ambil tali itu dulu buat itat celana Ahyeon."jawab Lisa sambil menunjuk ke arah tali plastik tersebut.

Chiquita, Rora dan Ahyeon ikut menengok ke arah yang di tunjuk lalu mengangguk sementara Lisa berjalan mendekat untuk mengambil tali dan kembali kepada mereka.

"Ahyeon-ie."

"Nde Unnie?"jawab Ahyeon bingung.

"Coba angkat pakaian mu sedikit agal Lita bita mengikat celana kamu patai tali ini."

"Tapi nanti celana dalam Ahyeon keliatan Unnie."malu Ahyeon dengan pipi memerah.

"Endak apa. Ita an pelempuan jadi endak Atan di mamam kok."jawab Lisa asal ceplos tapi Ahyeon mengangguk saja walaupun dia tidak mengerti.

Sayangi Aku Eomma Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang