SAE 12

1.3K 144 15
                                    

"Unnie, sebenarnya untuk apa kita disini? Kau tidak sedang merencanakan sesuatu untuk membalas dendam  menakuti ku dengan jarum suntik kan?"tanya Rose penuh selidik ketika mobil yang mereka tumpangi berhenti tepat di depan Seoul University Hospital.

"Ck aku memang ingin sekali melakukan itu. Tapi, aku tidak ingin citra ku rusak hanya karena masalah sepele. Kau juga ! makanya kalau di jalan itu jangan tidur terlalu lelap jadi tidak tau apa yang sudah terjadi."

"Memang nya ada kejadian apa? Apakah itu penting?"dengan polos Rose bertanya.

Jennie yang sudah kehilangan kesabaran ingin sekali mencakar wajah sahabat nya yang lemot ini, tapi ia sadar bahwa citra nya sebagai seorang pengusaha paling dermawan di mata orang akan rusak jika melukai publik figur yang sedang naik daun seperti Rose.

"Sudahlah ikut saja. Aku hanya akan mampir sebentar lalu pergi lagi untuk menemui seseorang. Jika kau tidak mau ikut, kau bisa langsung pergi dengan Paman Sam."ujar Jennie menunjuk sang supir menggunakan dagunya.

Rose melirik ke arah supir di depan lalu beralih menatap bangunan kokoh di depannya.

"Aku memang takut jarum suntik, tapi aku lebih takut pada Joy jika aku pulang sendiri ke rumah. Unnie juga tau kan? Manajer ku langsung pergi ke Agensi untuk melaporkan semua aktivitas ku selama tur kemarin."

"Jadi kau ikut aku masuk ke dalam atau tidak?"Jennie menatap kesal gadis blonde itu.

"Aku.. ikut."meski ragu tapi Rose tetap mengikuti Jennie karena setiap kali melihat bangunan tinggi di depannya seperti ada suatu hal yang menariknya untuk masuk ke dalam sana.

"Ya sudah ayo ikuti aku, aku akan memperkenalkan mu dengan anak angkat ku."

"Nde Unnie."

"Sebenarnya ada apa dengan ku? Kenapa aku jadi seperti ini. Semakin lama aku masuk ke dalam hati ku semakin berdebar."batinya.

                                °°°°°°°°

Di kantor Polisi tubuh mungil Jisoo di dorong dengan kasar memasuki  jeruji besi. Tanpa adanya sesi bertanya para petugas berseragam itu menetapkan Jisoo sebagai tersangka.

"YAAAAK! Sebenarnya apa mau kalian? Memasukan orang yang tidak bersalah kedalam penjara tanpa alasan apa kalian pikir itu hebat?"Jisoo berteriak marah karena merasa ia tidak melakukan kesalahan apapun selain menelantarkan anaknya dulu.

"Sebaiknya anda diam saja Nyonya, atau kami akan memberi teguran tegas terhadap anda."salah seorang Polisi menjawab dengan malas.

"Aku tidak takut. Aku tidak takut pada kalian. AKU HANYA TAKUT PADA TUHAN."

BRAAAAKK

Seorang Polisi melempar kursi ke tembok meluapkan kekesalannya.

"HEI, Nyonya. Sekali lagi ku dengar suaramu aku tidak akan segan-segan melucuti semua pakaian mu sekarang juga."ancaman itu berhasil membuat Jisoo berhenti memberontak.

Jisoo bukannya takut pada ancaman itu. hanya saja, ia terlalu malas meladeni para pria bajingan di depannya.

"Sebaiknya aku turuti saja kemauan mereka kali ini jika masih ingin selamat."batin Jisoo memilih duduk di sudut ruangan sambil memeluk kedua lututnya.

Nasib Jisoo memang sungguh malang. Sudah tidak memiliki sanak keluarga, anak kandungnya pun saat ini sedang berjuang bertahan hidup di rumah sakit tapi sebagai seorang ibu dia telah gagal 2x.

Pertama karena membuang Lisa dulu. Dan yang kedua, dia tidak bisa mendampingi sang anak di saat tersulit nya.

"Maafkan Eomma sayang"

                                     °°°°°°°

Langkah Jennie dan Rose berhenti tepat di ruang IGD sesuai informasi yang diberikan oleh resepsionis.

Jennie sungguh bahagia karena Jisoo yang ia kenal sebagai Yoona telah terperangkap oleh umpannya. Sungguh! Jika ada penghargaan penjahat terbaik sedunia maka Jennie pasti memenangkan penghargaan itu.

"Unnie."

"Hm?"

"Kenapa resepsionis tadi bilang telah melaksanakan tugas darimu? Sebenarnya tugas seperti apa yang telah dia lakukan?"Jennie menarik nafas panjang. Ia harus bermain cantik karena Rose itu pintar tak mudah percaya perkataan orang lain begitu saja.

"Apalagi? Dia kan bertugas untuk mengurus administrasi dan mengatur ruang inap pasien. Aku hanya memberi pesan padanya untuk menangani putri ku dengan baik."benarkan? Jennie berkata jujur walaupun sedikit ada kebohongan di balik kata-kata nya.

"Lalu putri Unnie itu kenapa bisa sampai masuk rumah sakit?"

Sebelum menjawab Jennie menengok kanan kiri memerhatikan sekitar memastikan apakah ada orang atau tidak. Setelah dirasa sudah aman Jennie pun menjawab.

"Kau benar-benar ingin mengetahuinya?"dengan polos Rose mengangguk.

"Sebenarnya.. alasan mengapa putri angkat ku sampai di rawat seperti ini karena aku telah menganiaya nya sampai sekarat."

"Gila!!"pekik Rose terkejut dengan fakta yang baru saja ia dengar.

"Aku memang gila."Jennie tersenyum smirk melihat reaksi Rose sesuai harapan nya.

                            Bersambung

Kalian suka tanaman? Kalo aku suka 🤣

Sayangi Aku Eomma Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang