prolog

2.3K 197 10
                                    

Gadis itu terus menangis.
Tubuh kecil dan kurusnya bergetar, tangisannya memenuhi lorong mansion, terdengar pilu dan menyedihkan.
Si manis dengan mata biru dan rambut cokelatnya, Claudine von Brandt.
Gadis itu kembali kehilangan sosok yang berharga, pelita-nya.

Seseorang yang sangat amat ia kasihi, seseorang yang sangat ia cintai.
Surat yang sudah lecak nampak dia peluk; seakan tak rela jika dilepas begitu saja.
Surat itu, surat terakhir dari orang terkasihnya. Claudine menyesali semua ambisi yang menghalangi perasaannya; menyesali semua yang ia lakukan hanya demi kekuasaan yang tak berarti.

"Aku mencintaimu... Aku mencintaimu, Riette..."

Suara gemetarnya terus terulang seperti mantra, gadis itu meringkuk lemah di atas dinginnya lantai kamar.
Pria-nya, segalanya, Riette von Lindmann. Dia tumbang di peperangan.

Begitu menyedihkan.

Padahal, Claudine berharap nyawa Riette akan terganti dengan nyawa seorang pria yang tak lebih dari seorang brengsek.
Matthias von Herhardt. Mendengar nama itu saja membuat Claudine marah.
Dia benar-benar membenci Matthias. Membenci semua yang dilakukan pria itu.

Karena ulah Matthias, hidupnya berantakan.
Dan gadis pirang yatim piatu yang merupakan kekasih gelap Matthias; Layla Llewellyn.
Claudine juga membenci nama itu.

"Kamu bilang... Kamu akan pulang... Kamu berjanji akan kembali..." Suara Claudine serak, seperti tak minum.

Gadis itu mengabaikan semua nampan makanan yang diberi oleh para pelayannya.
Mulai dari makan pagi hingga makan malam, semuanya hanya ia abaikan tanpa ada secercah niat untuk memakannya.

Claudine benar-benar gila dan frustasi, pelita hidupnya meninggalkannya di dunia ini.
Di dunia kejam yang penuh penderitaan.

Lalu jika tak ada Riette, untuk apa Claudine hidup?

Begitulah pikirnya.

Gadis itu beranjak perlahan dari tempatnya meringkuk, lalu menarik nampan berisi makan malamnya.
Gadis itu memandang pisau makan dengan sorot kosong, lalu mengarahkannya pada lehernya.

"Aku... Aku mencintaimu, Riette.."

SRAAK!

"NONA!!!"

-·-

Claudine terbangun dengan perasaan kaget. Lehernya terasa kebas dan panas, sontak menyentuh ruam merah di lehernya.

Bekas luka.

Gadis itu mengarahkan pandangannya melihat seisi ruangan.
Ini kamarnya. Ini kamarnya 8 tahun yang lalu.
Musim ini, musim semi.
Menandakan kepulangan Matthias von Herhardt dari akademi militernya.

Claudine berdiri, mencoba menumpu pada barang disekitar.
Gadis itu sampai di depan cermin besar di kamarnya, memandang tubuhnya yang mengecil. Persis seorang remaja berumur 13 tahun.

Apa ini mimpi?

Claudine menyentuh wajahnya.
Ini bukan mimpi. Ini nyata.

Dia,

Claudine von Brandt, kembali ke 8 tahun yang lalu.



-·-

Cerita baruuu 🎉🎉🎊🎊

Lagi banyak banget yang nulis fanfiksi tentang Claudine dari komik Cry, or Better Yet, Beg.
Jadi.... Aku coba-coba 😫

Semoga gak mendep ya kedepannya.
Soalnya hasil gabut doang sih...
Liat aja nanti 👍🏻😁

Tight-RopeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang