Suasana ruangan terasa dingin.
Hanya ada suara gesekan antar alat makan dan piring, sedangkan dua insan berbeda kelamin itu terus mengabaikan satu sama lain.Claudine larut dalam pikirannya, begitupun Matthias.
Mereka sama sekali tak menciptakan suasana hangat dengan mengobrol atau tertawa pelan-- karna sia-sia saja. Tak ada juga yang menikmati waktu ini, kecuali Matthias. Mungkin..."Tuan Duke, ada surat dari keluarga Count Brandt." Suara Hessen dari luar ruang makan membuat gerakan Matthias terhenti. Pria itu mengelap area mulutnya dengan serbet lalu berdiri.
Tatapannya mengarah pada Claudine yang masih diam.
"Saya duluan, lady." Katanya.Setelah kepergian Matthias dari ruangan itu, Claudine rasanya ingin tertawa.
Tertawa hambar, memikirkan betapa konyolnya suasana makan siang ini.
Canggung dan penuh hening. Jika begini kenapa Matthias masih saja bersikeras mengajaknya makan bersama?
Aneh. Pikirnya.-·-
"Nyonya Brandt nampaknya benar-benar khawatir dengan keadaan lady, tuan Duke."
Hessen memberikan surat dari keluarga Brandt, nampaknya nyonya Brandt sendiri yang menulisnya.
Kurang lebih, surat itu hanya berisi basa-basi dan permintaan tolong.
Permintaan tolong untuk membantu mencari Claudine.Matthias menyeringai tipis.
"Wah, lancang sekali." Desisnya pelan.Apakah nyonya Brandt berpikir bahwa dia sudah sangat dekat dengan keluarga Herhardt? Ah... Tidak salah juga.
Matthias meremas surat itu lalu membuangnya ke sembarang arah. Pria itu kemudian membuka jasnya, menyisakan kemeja putih yang bagian atasnya terbuka.
Pria bermata biru itu menatap keluar jendela, lalu mendengus pelan.Tangannya bergerak mengusak rambutnya ke belakang, lalu menatap Hessen dengan dingin.
"Hessen, bagaimana cara mendekati wanita?"
Pertanyaan Matthias membuat Hessen menatapnya tak percaya sekaligus terkejut.
"Y-ya, tuan?" Hessen rasanya salah dengar.
Bayangkan saja, seorang Duke sempurna seperti Matthias bertanya kepada pelayannya.
Cara untuk mendekati wanita? Apakah Hessen harus memberikan buku tentang 1001 cara memikat hati wanita?
Kedengarannya konyol dan menggelikan."Aku yakin kupingmu masih bekerja." Kata Matthias sambil mendengus kasar.
Tubuh kekarnya ia jatuhkan pada sofa single di ruangan itu, lalu membuka semua kancing di jasnya.
Membuat bagian perut dan dadanya yang terbentuk sempurna terlihat."Em... Saya tidak tahu banyak, tuan. Tapi jika anda ingin mendekati wanita, anda harus berperilaku layaknya gentleman dan tidak boleh bersikap kasar apalagi membuat wanita tersebut kesal." Jawab Hessen sambil membenarkan posisi kacamatanya.
Matthias mengangguk-angguk paham.
Selama 24 tahun hidupnya, baru kali ini dia merasa benar-benar frustasi.
Sepertinya perang di luar negri tidak mampu membuatnya lebih frustasi dari pada ini.
Lagi pula, apa-apaan suasana makan siang tadi? Sangat konyol."Kau boleh keluar." Titah Matthias.
Setelah Hessen benar-benar keluar dari ruangannya, Matthias menghela nafas panjang lalu mengusak rambut hitamnya, membuat rambut itu sedikit berantakan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Tight-Rope
Fantasia"Menyerahlah, Claudine. sejauh apapun kau mau kabur dari ku, aku akan tetap bisa menemukanmu." ini tentang Claudine von Brandt, antagonis dalam novel yang kembali mengulang waktu. ⚠️ - alur lambat - fanfiksi dari webtoon - original story by Solche...