05. Pertunangan & Kabur

2K 227 13
                                        

Seorang wanita cantik nampak berdiri dihadapan Claudine.
Claudine tak bisa mendeskripsikan dengan kata-kata bagaimana sempurnanya wanita itu.

Dia memiliki rambut panjang yang hampir mencapai lantai, berwarna emas dan bergelombang. Matanya mirip seperti berlian, menatap Claudine dengan sorot lembut dan penuh kasih sayang.
Wanita itu memakai dress putih yang manis dengan banyak kelopak mawar merah di tempatnya berdiri.

"Claudine... Apa kamu sudah puas?"

Pertanyaan itu terdengar, suaranya sehalus bulu burung, sangat lembut dan penuh tulus.
Claudine merasa kepalanya berdenyut nyeri, seakan dipukul oleh balok kayu.
Samar-samar, gadis itu menatap si wanita.

"Siapa anda?" Tanya Claudine ragu.

"Kamu tak perlu tahu." Jawabnya.

Wanita itu kemudian berjalan mendekat. Setiap langkah dari wanita itu selalu terlihat anggun dan tenang, lalu dia memberikan sebuah kalung dengan bandul seperti puzzle.
Warnanya emas, senada dengan rambut wanita itu.

"Simpan ini. Kamu akan membutuhkannya nanti. Jangan pernah lepas kalungnya," Katanya dengan nada serius.

Claudine masih terdiam, berusaha mencerna apa yang tengah terjadi.
Dia yakin ini mimpi. Apalagi suasana sekitar yang mendukung; hanya ada mereka berdua di ruang tanpa batas ini.

"Kenapa harus? Bagaimana jika saya tidak mau menyimpannya?" Claudine berkata dengan alis menekuk tak suka.

Bukannya marah, wanita itu malah tersenyum. "Bagaimana jika aku bilang, ini demi cinta mu? Riette von Lindmann?" Katanya.

Tubuh Claudine kaku.
Dia tak mengerti kenapa wanita ini seakan tahu segalanya.
Tangan gadis itu gemetar, menatap si wanita dengan tak percaya.

"Apa anda... Anda dalang dibalik ini semua?? Anda yang membuat saya mengulang waktu??" Pertanyaan beruntun Claudine hanya dibalas senyuman, seakan mengatakan bahwa Claudine lah yang harus mencari tahu sendiri.

"Kenapa... Kenapa anda--" Ucapan lirih Claudine dipotong saat wanita itu memeluknya dengan erat. Rasanya hangat dan menenangkan, membuat Claudine tanpa sadar menitikkan air mata.

"Kamu harus bangun."

-·-

Claudine terbangun dari tidurnya, dengan keringat dingin mengalir di pelipisnya.
Gadis itu merasa tangannya memegang sesuatu. Dan benar saja, ternyata itu adalah kalung dengan bandul puzzle yang diberikan wanita misterius tersebut.

Claudine tak mengerti kenapa semua ini bisa terjadi. Apa mungkin wanita tersebut seorang dewi?
Namun dewi mana yang bisa mengulang waktu...
Atensi nya teralih saat Emily mengetuk pintu kamarnya. Claudine segera menyadarkan dirinya lalu memakai kalung itu; membiarkan emas menghias leher jenjangnya.

"Masuk," jawab Claudine.

Emily masuk dengan beberapa peralatan bebersih untuk Claudine.

"Emily, bagaimana menurut mu?" Claudine mengangkat kalung yang berada di lehernya.
Dia meminta pendapat Emily tentang itu.

Namun reaksi Emily tidak diduga. Dia malah mengerutkan keningnya, terlihat bingung. "Nona bicara apa? Apa maksud nona? Bahkan di tangan nona tak ada apapun..." Katanya pelan.

Claudine mengerutkan keningnya.
Ini aneh. Kenapa hanya dia yang bisa melihat kalung ini?

"Ah iya, tuan Count dan nyonya memanggil anda, nona. Kata beliau ada yang ingin dibicarakan." Kata Emily.

Tight-RopeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang