Alfandy Pov
Rumahku sekarang lumayan ramai ada mama, papa, Kak Bagas, Mba Arumi, Nanda dan juga Nisa. Sedangkan anak-anak ku ungsikan ke rumah mama bersama Anggun dan Bu Yani.
Aku tidak ingin anak-anak melihat proses pengobatan Almeera. Sebelumnya pak ustadz sudah menerawang Almeera dari jauh. Diperkirakan wallahu 'alam Almeera terkena guna-guna atau sejenisnya.
Aku tidak mau berprasangka buruk, tapi aku berkeyakinan kalau itu laki-laki yang di desa sana. Sebab Almeera selalu menyebut nama anak laki-laki itu.
"Boleh istrinya dibawa ke sini pak" Pinta pak ustadz.
Almeera masih di kamar sambil ditemani mama, Mba Arumi dan Nisa. Aku beranjak memanggilnya.
"Assalamualaikum, ma disuruh ke bawah sama ustadznya" Ucapku ke mama.
Almeera sudah siap dengan baju gamis panjangnya dan hijabnya. Dia menatapku sekilas saat melewatiku.
"Pergi!" Teriak Almeera ketika baru saja melihat pak ustadz itu.
"Sayang tenang ya, pak ustadz akan bantu kita" Aku beralih memeluk Almeera.
Mama dan Mba Arumi menjauh dan duduk di samping papa serta Kak Bagas, begitu juga Nisa duduk di samping Nanda.
Aku perlahan mengajak Almeera duduk di karpet yang sudah di duduki pak ustadz.
"Assalamualaikum" Ucap pak ustadz ke Almeera.
Almeera tidak menjawab, dia hanya diam menunduk tak mau memandang pak ustadz.
"Mas suruh dia pergi mas" Almeera memohon padaku.
Sudah sejak lama aku tak pernah mendengar almeera memanggil dengan panggilan itu.
Aku menatap ke pak ustadz dan dia menggeleng.
"Assalamualaikum" Kembali pak ustadz menyapa Almeera.
"Pergi!" Teriak Almeera lagi.
"Kamu muslim?" Tanya pak ustadz.
"Kamu tidak lihat saya menggunakan hijab" Jawab Almeera ketus.
"Bukan pemilik raga ini yang saya tanya, tapi kamu yang sekarang menempatinya" Ucap pak ustadz.
Kami semua terkejut bahkan mama sedikit memepet papa untuk bersembunyi.
"Hahahaha! Sudah tau kamu rupanya ustadz bodoh!" Seketika Almeera tertawa dan suaranya berubah menjadi suara nenek-nenek.
"Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh" Kembali ustadz itu mengucap salam.
"Waalaikumussalam warahmatullahi wabarokatuh. Hahaha" Jawab Almeera dengan suara nenek-nenek itu.
"Lepas aja pak" Ucap pak ustadz.
Aku sedari tadi memang masih memegang kedua bahu Almeera. Kemudian ku lepas dan aku duduk agak mundur darinya.
"Siapa kamu?" Tanya pak ustadz.
"Saya ya saya. Hahahah" Jawab makhluk itu.
"Saya bertanya baik-baik" Ucap pak ustadz.
"Kenapa? Takut ya! Hahaha" Lagi-lagi Almeera selalu tertawa setiap habis berbicara.
"Siapa pengirim mu dan apa mau mu?" Tanya pak ustadz.
"Tidak perlu tau siapa, yang terpenting tugasku membawa wanita ini ikut bersamaku. Hahahaha" Tawanya menggelegar.
"Bibi sama mamang kembali kerja aja" Aku tak sengaja melihat bibi dan mamang melihat dari pintu samping.
KAMU SEDANG MEMBACA
Anakku Bukan Anakmu #2
General FictionLanjutan dari cerita "Anakku Bukan Anakmu"