Author Pov
Alfandy sangat bahagia mendengar kabar kehamilan Almeera yang sekarang. Dia langsung menghubungi orang tua dan saudara-saudaranya. Tapi bukannya dapat selamat Alfandy malah kena sembur dengan ibu dan adik kakaknya.
Ibunya marah karena Alfandy tidak bisa menahan nafsu untuk menghamili Almeera, dia tau Almeera belum sepenuhnya pulih malah dikasih hamil lagi.
Sedangkan kakaknya marah karena memikirkan kesehatan Almeera dan bayinya juga. Almeera yang notabene sudah berumur 30an harus mengandung lagi.
Dan adiknya marah karena kakaknya ini tidak memikirkan masa depan anak-anaknya yang sudah ada. Yang berlima itu saja kurang kasih sayang mereka berdua ini malah mau nambah.
Walaupun mereka semua marah tapi mereka juga senang mendapat kabar ini. Ibu, kakak dan adik-adiknya langsung menuju rumah Alfandy untuk bertemu Almeera.
Sedangkan di rumah Almeera tengah tersandar di ranjang dengan lemas. Tenaganya terasa terkuras habis karena muntah tidak berhenti dari subuh.
"Minum ini ya" Alfandy memberikan Almeera obat pereda mual. Alfandy mendapatkan obat itu dari temannya yang memang dari Almeera hamil dulu konsultasi dengannya.
"Anak-anak udah berangkat sekolah? Najwa mana?" Tanya Almeera ke Alfandy.
"Gak usah mikirin anak-anak dulu, mereka aman aja sama Bi Minah dan Anggun. Yang penting sekarang itu kamu, kasian kamu muntah terus dari tadi pagi. Makan dikit ya habis itu istirahat lagi" Ucap Alfandy ke Almeera.
"Gak selera makan" Jawab Almeera.
"Harus makan Al biar kamu dan bayi kita sehat" Jawab Alfandy sambil keluar kamar, sepertinya dia mengambilkan makanan untuk Almeera.
Almeera hanya bisa menuruti perkataan Alfandy. Dia lapar tapi dia juga tidak selera makan apapun, atau lebih tepatnya tidak tau lagi ingin makan apa.
"Assalamualaikum" Tak lama terdengar suara salam dari luar.
Almeera menoleh ke arah pintu dan merapikan duduknya. Masuklah 3 orang dewasa, 2 orang remaja, dan 3 orang anak kecil.
"Tante!" Rahma, Lea dan Ira langsung menaiki ranjang dan memeluk Almeera. Sedangkan Farish dan Maleeq hanya memperhatikan kakak-kakaknya.
"Malu atuh kak diliat adek-adek kalian sampe lompat gitu ke kasur" Tegur Bu Rahimah.
Almeera menyalami ibu mertua, kakak ipar dan adik iparnya. Arumi menarik kursi rias Almeera untuk duduk sedangkan Anisa memilih duduk di ujung kasur di atas sofa bersama Maleeq dan Farish.
"Gimana?" Bu Rahimah mengusap perut Almeera yang belum begitu keliatan.
"Apanya?" Tanya Almeera bingung.
"Gimana baby di dalam? Rewel gak?" Tambah Arumi.
"Enak banget ya Mba Ara bisa nambah anak lagi. Aku udah gak bisa" Sahut Anisa.
"Kenapa?" Tanya Almeera yang memang dia tidak ingat tentang Anisa yang rahimnya sudah diangkat.
"Cerita masa lalu mba, hehe" Jawabnya.
"Jadi gimana?" Bu Rahimah kembali bertanya.
"Mual banget sama gak selera makan apa-apa tapi laper" Jawab Almeera jujur.
"Jadi dari pagi gak ada makan apa-apa?" Tanya Bu Rahimah terlihat mengkhawatirkan Almeera dan bayinya.
"Minum susu tapi muntah" Jawab Almeera.
"Mau makan bakso gak? Atau mie ayam? Pizza? Burger? Spageti? Richeese? Soto? Sate? Rendang?" Tanya Anisa menyebutkan beberapa menu.
"Gak ada yang selera" Jawab Almeera pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Anakku Bukan Anakmu #2
General FictionLanjutan dari cerita "Anakku Bukan Anakmu"