Part 212

226 11 4
                                    

Almeera Pov

Bangun-bangun semua badan rasanya sakit, semalaman tidur dengan posisi yang sama. Nayla Naysa juga .asih tidur lelap banget.

"Bangun terus mandi gih habis itu ke masjid" Aku menepuk pipi Alfandy agar dia bangun.

Alfandy merentangkan tangannya dan bergerak turun dari ranjang. Dia langsung menuju kamar mandi. Aku juga merapikan bajuku dan merapikan bekas tidurku.

Sengaja belum bangunin Nayla Naysa karena mau bangunin Arfan Arhan dulu biar ikut papanya ke masjid.

"Assalamualaikum" Aku masuk sambil menyetek lampu agar terang.

Arfan dan Arhan menggeliat kemudian perlahan bangun, wajah keduanya masih sama-sama mengantuk.

"Wudhu bang habis itu ikut papa ke masjid" Ucapku sambil mengusap wajah keduanya bergantian.

"Hm'" Jawab Arhan.

Mereka berdua belum bergerak dari kasur, keduanya masih dalam posisi mata terpejam duduk diatas kasur.

"Halo anak-anak ganteng yok wudhu" Ku tepuk pelan pipi keduanya.

"Bentar ma, 5 menit" Jawab Arhan.

Arfan tidak menjawab tapi matanya masih terpejam.

"Tadi malam tidur lambat ya? Gak biasanya masih ngantukan gini" Tanyaku.

Keduanya langsung membuka mata dan bergerak turun ke kamar mandi.

Takut mungkin PS, iPad atau hpnya ku sita karena aku bilang begadang.

Aku kembali ke kamarku, di sana Alfandy sudah mandi dan sudah memakai baju kokonya.

"Udah wudhu?" Tanyaku.

Dia tersenyum sambil mengangguk.

"Aku ke kamar anak-anak ya ajak mereka ke masjid. Makasih tadi malam" Alfandy tersenyum padaku.

Aneh aja ngapain makasih padahal udah sering dan hak dia juga.

Aku kemudian mandi dan bebersih juga baru setelahnya azan dan aku membangunkan Nayla Naysa.

Keduanya lumayan susah bangun tapi akhirnya bangun juga. Kami pun sholat berjamaah bersama di kamarku karena malas sekali berjalan ke musholla bawah.

Pagi Hari

Aku masih sibuk membantu Bi Minah masak di dapur, karena hari ini aku ingin sekali makan pempek sutra. Bi Minah bisa membuatnya hanya saja aku mau hasil buatanku sendiri.

"Masak apa ma?" Alfandy datang sambil menggendong Najwa.

"Lagi mau rebus pempek" Jawabku.

"Eh sini sama mama" Aku menoleh melihat Najwa yang sudah cantik digendong papanya.

"Gak boleh gendong-gendong lagi, tuh perut udah gede dan Nana juga udah berat" Alfandy menolak memberikan Najwa.

"Ya elah mas" Jawabku. Kemudian melanjutkan memasukkan beberapa bungkusan pempek untuk direbus.

"Bibi aja lanjutin ini nak, Nak Ara sarapan dulu sama Nak Al dan anak-anak" Bi Minah mengambil alih pekerjaanku.

Aku mencuci tangan kemudian berjalan bersama Alfandy yang menggendong Najwa.

Di meja makan makanan sudah tersedia disiapkan oleh Bu Yani. Anak-anak juga sudah duduk di kursi masing-masing.

"Belum mulai makan?" Tanyaku.

"Nungguin mama sama papa" Jawab Arfan.

"Ya udah yok makan, sini piringnya mama ambilin" Anak-anak bergiliran menyodorkan piring untuk aku ambilkan makan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 16 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Anakku Bukan Anakmu #2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang