Almeera Pov
Sudah memasuki malam dan alhamdulilah demam Nayla Naysa mulai turun. Keduanya sudah mau makan walaupun sedikit. Tidak terlalu merengek lagi untuk selalu ku temani.
Sekarang mereka sudah dipindahkan ke kamarnya ditemani Anggun. Aku bukan tidak mau merawat mereka tapi kepalaku dan juga perutku serentak sakit. Aku tau mungkin ini bawaan dari yang di dalam.
Dokter menyatakan aku hamil, dan usianya memasuki 2 bulan. Aku kaget karena aku rasa tidak akan hamil lagi karena anak-anakku saja sudah 5. Tapi itulah rezeki Allah kepadaku dan keluarga.
Semua orang di rumah tidak ada satupun yang tau kalau aku hamil. Aku juga sebenarnya senang bercampur bingung. Senang karena aku merasakan bagaimana mengandung karena keempat anak-anak aku tidak ingat saat mengandungnya bagaimana. Bingung karena bagaimana harus menjelaskan ke Alfandy dan yang lainnya.
"Assalamualaikum! Papa pulang!" Terdengar ucapan salam dari arah tangga. Memang biasanya Alfandy akan mengucapkan salam dari tangga atas menuju ruang keluarga kalau dari luar. Walaupun di depan pintu masuk dia mengucapkan salam tapi di lantai atas dia juga akan mengucapkan salam.
Aku yang mendengar itu buru-buru keluar untuk menyuruh dia pelankan suaranya. Nayla Naysa baru tertidur karena tadi bangun dan rewel. Najwa pun juga baru tidur. Sedangkan Arfan dan Arhan lagi buat pr.
"Waalaikumussalam, pelankan suaramu anak-anak baru tidur" Aku menyalaminya.
"Yahh dah pada tidur ya?" Tanyanya.
"Liat jam" Aku mengambil jaket dan tas bajunya.
Dia menoleh melihat ke jam dinding yang tertempel di dinding dekat ruang keluarga.
"Udah jam 8 rupanya" Jawabnya.
Anak-anak memang biasanya kalau hari biasa tidur jam cepat.
"Gimana Nayla Naysa?" Tanyanya ketika sudah duduk di dalam kamar.
"Udah lumayan turun panasnya, tadi rewel susah tidur maunya dikelon terus" Jawabku sambil membawa jaketnya ke ruang baju kotor.
"Ada pilek atau batuk?" Dia mengikutiku.
"Gak ada cuma demam aja" Jawabku.
Aku hendak berbalik dan dia menghadang di depan jalan menuju kamar.
"Mandi gih bau banget" Ucapku.
Dia malah tertawa kecil dan langsung menuju kamar mandi.
Aku menyiapkan baju tidurnya dan tak lupa aku menyiapkan makan malam untuknya.
"Belum tidur bi?" Aku bertemu Bu Yani di dapur.
"Belum nak, ini bibi mau masak mie instan hehe" Jawabnya.
Aku heran saja kenapa Bi Minah masak di dapur sini, biasanya masak di paviliun belakang.
"Kenapa gak masak di paviliun Bi?" Tanyaku sambil mulai memasukkan makan ke microwave.
"Ada Mang Kardi nak di sana ntar bibi diomelin masak mie hehe" Jawabnya.
Aku ikut tersenyum saja dan duduk di meja dapur menunggu masakan yang ku panasi.
"Harum banget bi" Ucapku mencium aroma mie instan.
"Nak Ara mau?" Tanyanya.
"Mau dong bi tapi yang goreng" Cengirku.
Entah kenapa tiba-tiba mau mie instan padahal Alfandy sangat melarang aku dan anak-anak makan mie instan. Sebenarnya boleh tapi dijatah 1 bulan 1 kali dan aku sudah beberapa kali makan mie instan bulan ini.