Part 203

89 6 3
                                    

Author Pov

Perjalanan Alfandy memakan waktu 2 hari 1 malam menggunakan jalur darat. Selanjutnya mereka menyebrang menggunakan kapal laut. Sebelum naik ke kapal Alfandy menyempatkan untuk mengabari Almeera dan anak-anaknya.

Sudah beberapa kali Alfandy menghubungi nomor Almeera tapi tidak ada jawaban. Akhirnya dia menelepon Bi Minah.

"Assalamualaikum bi" Ucapnya.

"Waalaikumussalam, ya nak Al ada apa?" Tanya Bi Minah.

"Almeera ada di rumah bi? Saya telepon gak diangkat" Tanya Alfandy.

"Nak Ara ada di saung belakang nak. Lagi nemenin anak-anak main, mungkin hpnya di kamar" Jawab Bi Minah.

"Bisa tolong panggilin bentar bi? Tolong bilangin liat hp aku mau ngomong" Ucap Alfandy.

Bi Minah mengiyakan dan mematikan panggilan langsung menemui Almeera.

Bi Minah berjalan menuju saung belakang rumah Almeera dan Alfandy. Terlihat di sana Almeera sedang duduk sambil memangku Najwa. Arfan dan Arhan sedang sepertinya sedang mengerjakan pr sedangkan Nayla dan Naysa hanya menggambar saja.

"Maaf nak ini tadi Nak Al telpon bibi minta tolong katanya Nak Ara liat hp, Nak Al mau nelpon mau bicara" Ucap bibi.

"Hp saya di kamar bi, bentar saya ambil" Almeera memindahkan Najwa dari pangkuannya.

"Biar abang aja yang ambil ma, mama di sini aja" Arfan yang duluan turun dari saung untuk mengambil hp Almeera.

Almeera kembali duduk dan Najwa kembali naik ke pangkuannya. Najwa menjadi sangat manja dan tak bisa lepas dari Almeera. Mungkin karena rindu dengan Almeera.

Almeera juga mulai membiasakan diri untuk lebih dekat dengan anak-anaknya. Dia sudah menyakini dan mencoba menerima takdir kalau dia memang sudah bersuami dan memiliki anak.

"Kalau begitu bibi masuk lagi ya nak" Pamit Bi Minah.

"Iya bi, makasih ya" Ucap Almeera.

Almeera Pov

Aku sudah membiasakan diri untuk selalu bersama anak-anak ini, anak-anak yang katanya anak-anakku ini. Aku melihat kelimanya sungguh bagiku tak ada yang mirip denganku. Mereka semua dominan mirip Alfandy dan keluarganya yang lain.

"Ini hp mama" Anak laki-laki yang ku tau nama dia Arfan.

Aku sudah mulai bisa membedakan yang mana Arfan, Arhan, Nayla dan Naysa. Masih kaget juga bisa punya anak kembar 4 begini.

"Banyak banget teleponnya" Gumamku.

Tak lama hpku kembali berdering, terlihat nama Alfandy di sana. Aku mengangkatnya.

"Assalamualaikum Al" Ucapnya.

"Waalaikumussalam" Jawabku.

"Kenapa hpnya ditinggal di kamar?" Langsung dia bertanya.

"Ya ngapain cuma di rumah aja nenteng hp ke mana-mana" Jawabku.

Terdengar kekehan dari sana, sepertinya Alfandy tertawa kecil mendengar jawabanku.

"Ya maksud aku kan kalau kamu deket-deket hp kan pas aku nelpon cepat diangkat. Kayak tadi kan aku udah nelpon berkali-kali gak diangkat" Ucapnya lagi.

Aku tidak menjawab dan hanya menunggu dia bicara lagi.

"Oh iya aku mau ngabarin kalau aku baru sampai pelabuhan dan bentar lagi mau nyebrang" Ucapnya.

"Iya hati-hati jangan lupa makan dan barang bawaan jangan tercecer" Ucapku.

Aku sedikit memberi perhatian kepadanya agar dia merasa aku mau berusaha mengingat keluarga ini.

Anakku Bukan Anakmu #2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang