[BOOK 3] Setelah Transmigrasi, Istri Gemuk Kembali.

Bab 1776-1778

Bab 1776: Kehilangan Kartu Ujian

"Ha ha ha ha. Wu Duo penuh percaya diri. Ini adalah hal yang sangat bagus. Saya tidak perlu memberikan instruksi lebih lanjut kepada Qiao Mei. Anda selalu paling konsisten. Li Xue, jangan merasa terlalu stres. Baca saja pertanyaannya dengan cermat dan Anda akan mendapatkan hasil yang sangat bagus. Sampai jumpa di Capital University, "kata Yan Xi.

Yan Xi tidak hanya kepala sekolah SMA Enam, tetapi juga seorang profesor di Departemen Fisika di Capital University. Sulit untuk masuk ke kelasnya dan dia hanya mengadakan kelas dua kali sebulan. Setiap kali dia mengajar di universitas, ruang kelas akan terisi penuh. Bahkan ada siswa yang membawa bangkunya sendiri ke dalam kelas untuk menghadiri kelasnya dan ada pula yang mencondongkan tubuh melalui jendela.

Terkadang ia berharap bisa mengadakan kelas di lapangan sehingga siswa yang ingin hadir namun tidak memiliki tempat duduk juga bisa menjadi bagian dari kelas tersebut.

"Itu kesepakatan! Anda tidak bisa menarik kembali kata-kata Anda! Jika saatnya tiba, kami tetap ingin menjadi muridmu!" Li Xue berkata sambil menatap Yan Xi dengan gembira.

"Tidak masalah! Aku akan menunggumu!" kata Yan Xi.

Qiao Mei kembali ke kelas, mengambil tas sekolahnya dan pulang. Saat dia sampai di rumah, dia mulai mengemas semua barang yang dia butuhkan untuk ujian masuk perguruan tinggi lusa. Ia ingin menyiapkan dua set alat tulis agar ia punya cadangan jika pulpen dan penghapusnya rusak.

Dia membuka tasnya dan mencari-cari di saku kompartemen untuk mencari kartu ujiannya, tetapi tidak ada apa-apa di dalamnya. Tidak ada tanda-tanda kelulusan ujiannya sama sekali. Tidak mungkin dia lupa di mana dia meletakkannya, yang berarti pasti ada seseorang yang mencuri kartu ujiannya.

Namun, tidak ada tanaman di kelas dan dia tidak tahu siapa yang mengambilnya. Saat itu, semua orang sudah meninggalkan kelas dan tidak ada saksi. Untuk sesaat, Qiao Mei linglung. Dia benar-benar tidak tahu siapa yang ingin menyabotase dirinya.

Xia Wen datang ke rumah Qiao Mei segera setelah dia pulang kerja. Dia sangat sibuk selama periode waktu ini sehingga dia tidak bisa meninggalkan tempat kerjanya sama sekali. Dia bahkan tidak punya waktu untuk datang dan menemui Xia Fan dan Xia Xing selama beberapa bulan terakhir, tapi dia pasti perlu datang untuk sesuatu yang penting seperti ujian masuk perguruan tinggi Qiao Mei. Dia ingin menyemangati Qiao Mei agar dia merasa lebih santai.

Begitu dia mendorong pintu ruang kerja 0Den, dia melihat Qiao Mei berkeringat deras dan tampak pucat, seolah-olah telah terjadi sesuatu yang besar.

"Qiao Mei, apa... ada apa? Apakah kamu merasa tidak enak badan? Apakah kamu merasa tidak nyaman?" Xia Wen bertanya dengan cemas.

Qiao Mei menggelengkan kepalanya dan berkata, "Kakak Tertua, saya baik-baik saja. Saya mungkin tidak bisa mengikuti ujian masuk perguruan tinggi... Saya kehilangan izin ujian... "

"Apa! Anda kehilangan izin ujian Anda! Apakah kamu yakin tidak meninggalkannya di kelas dan lupa membawanya kembali?" Xia Wen bertanya dengan kaget.

"Tidak, saya yakin saya memasukkannya ke dalam tas saya, tetapi saya tidak dapat menemukannya setelah saya sampai di rumah. Seseorang pasti telah mengambilnya," kata Qiao Mei tanpa daya.

"Apakah kamu bermusuhan dengan seseorang? Atau adakah orang yang iri karena kamu bagus dalam pelajaranmu? Atau orang yang dengan sengaja membuat masalah untukmu, "tanya Xia Wen.

"Jika kamu berkata seperti itu, ada terlalu banyak orang yang iri padaku," kata Qiao Mei.

Untuk sesaat, Xia Wen tidak tahu harus berkata apa. Keluarganya berpikir bahwa Qiao Mei paling banyak bisa masuk ke universitas biasa, namun mereka tidak menyangka hasilnya akan sebaik itu. Mungkin pencetak gol terbanyak di kota untuk ujian masuk perguruan tinggi ini berasal dari keluarga mereka! Semua orang terjebak dalam kegembiraan dan kegembiraan, tapi tidak ada yang mengharapkan sesuatu yang buruk terjadi begitu cepat.