1

2K 209 46
                                    

Pagi ini sedikit berbeda, langit tak secerah kemarin yang memancarkan kehangatan.

Tapi, meski begitu, hal itu tidak melunturkan senyuman di bibir seorang gadis yang sedang berdiri di depan cermin.

Wajah cantik dengan pipi chubby, ditambah poni rata yang melintangi alis rapinya, membuat sosok tersebut semakin cantik dan menggemaskan.

Bibirnya diberi sedikit pewarna ceri, ini agar ia selalu terlihat segar.

Namanya Uchiha Hinata. Gadis itu baru saja selesai mempersiapkan dirinya untuk berangkat ke sekolah.

Setelah merapikan dasi kupu-kupunya, Hinata meraih tas dan beranjak keluar.

"Selamat pagi."

Sapaan yang dia berikan, membuat Ibu menoleh dengan senyuman lembut.

"Selamat pagi. Ayo, sarapan dulu."

Hinata mengambil tempat pada satu dudukan yang memang menjadi bagiannya.

Di meja yang sama juga ada Ayah. Dia sibuk membaca berita pagi melalui media pemberitaan digital.

Dan ... di hadapan Hinata ada satu orang lain. Uchiha Sasuke, sang kakak.

Usia Hinata dan Sasuke tidak begitu berjarak. Ketika Sasuke baru berusia setahun lebih, Hinata sudah menyusul untuk dilahirkan.

Mereka juga bersekolah di SMA yang sama.

Berbeda dengan Hinata yang menjadi anak manis dalam keluarga, Sasuke condong lebih dingin dan terlalu serius.

"Apa?"

Hinata tersentak. Sasuke tiba-tiba bertanya. "Ada nasi di pipi Kakak."

Bayangkan saja, Uchiha Sasuke yang sudah seperti kulkas yang bunga esnya menumpuk di bagian freezer, malah makan seperti orang kerasukan.

"Hinata lebih cantik hari ini. Kenapa, ya?" Ibu tiba-tiba berkomentar. Ada sedikit godaan.

Hal itu membuat Sasuke langsung memperhatikan wajah adiknya dengan saksama. Belakangan, Hinata memang mulai sering berdandan meski hanya tipis-tipis.

"Akan lebih baik kalau ada peraturan di sekolah yang melarang siswa berdandan."

Jangan main-main dengan ucapan Sasuke. Selain kakak yang banyak aturan, dia juga seorang ketua organisasi siswa. Bisa saja dia benar-benar akan mengusulkan hal ini pada pihak sekolah.

"Kakak berlebihan."

"Hapus yang ada di bibirmu itu."

"Tidak mau!"

Sasuke berdecak lidah.

"Biarkan saja. Adikmu sudah besar, dia juga ingin terlihat cantik."

Hinata tersenyum lebar. Senang karena Ibu memberi dukungan padanya.

Sasuke hanya mendengus. Ia melirik cepat saat mendengar bunyi singkat.

Notifikasi dari ponsel Hinata.

Menyadari tatapan Sasuke, Hinata segera meraih ponselnya dengan cepat.

"Siapa itu?"

"Bukan siapa-siapa."

Mata Sasuke memicing.

Hinata mendesis pelan. Sejenak, ia melirik pada layar ponselnya. "Temanku, Sakura."

Ya, inilah Sasuke. Meskipun termasuk kakak sangat bertanggung jawab, tapi, dia juga sangat berlebihan.

"Perlihatkan."

Love Attack [ NaruHina ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang