Satu hal yang harus Hinata tahu, dia salah paham.
Meskipun belum mendapat penjelasan tentang penyebab kepergiannya, tapi, Naruto tahu bila sang kekasih sedang marah.
Singkatnya, Naruto baru saja kembali dari kediaman sang Paman. Awalnya, ia berencana membantu membereskan beberapa hal yang belum selesai di hari kemarin, namun ternyata, Nagato membatalkan hal itu karena memiliki keperluan lain.
Jadi, Naruto pulang. Dalam perjalanan, ia tak sengaja bertemu dengan Sasori yang merupakan teman seangkatan. Pemuda itu mengajaknya ke kafe, dan ternyata, di sana juga ada kakak sepupu Sasori, yaitu Shion.
Alhasil, mereka bertiga berbincang. Lalu, Sasori meminta Naruto menemaninya menjemput Karui dan Omoi.
Setelahnya, Naruto kembali ke kafe lebih awal karena Sasori dan yang lain memilih bersinggah di sebuah toko.
Dia kembali menghampiri Shion dan BOOM! Hinata melihatnya.
Haruskah Naruto menekannya? Hinata pasti salah paham.
Saat melihat Hinata berlari keluar kafe, tentu saja Naruto tidak tinggal diam. Ia menyusul dan meraih tangan sang kekasih.
"Hinata, tunggu dulu!"
Hinata berpaling dengan cepat saat Naruto mencoba membuat mereka saling menatap.
"Ini tidak seperti yang kau pikir--"
"Lepas."
"Tidak mau." Naruto menolak mentah-mentah. "Tenangkan dirimu, kau terlalu jauh. Sebenarnya aku--"
"Hinata!"
Ucapan Naruto terpotong. Sakura yang merasa khawatir, ikut mengejar untuk melihat keadaan sang sahabat.
Saat itulah, Sakura memberi sedikit delikan pada Naruto. Meskipun tipis, tapi Naruto menyadarinya.
Karena kedatangannya, Naruto jadi lalai. Hinata menarik tangannya lalu menjauh secepat mungkin.
"Hinata--"
"Jangan dikejar!" Pencegahan itu datang dari Sakura. "Beri dia waktu."
"Aku harus bicara dengannya."
"Tapi, Hinata tidak mau. Kakak lihat sendiri 'kan dia sedang menghindar. Biarkan dia mencari ketenangan."
"Setelah itu, kau akan membantuku untuk bicara dengannya?"
"Tidak," Cepat, Sakura menjawab. "Bisa-bisanya berbohong sedang di tempat Paman, padahal sedang bersama perempuan lain."
"Apa?"
Tanpa menanggapi lagi, Sakura sudah berjalan pergi mengikuti langkah Hinata.
Sungguh, Naruto merasa ingin mengejar, namun, ia juga membenarkan perkataan Sakura -- di mana Hinata pasti butuh waktu.
"Jangan menghasut Hinata yang tidak-tidak!"
Sakura melirik kecil, kemudian membuang muka.
.
.
Naruto coba tidak tergesa. Tapi sayang, semakin berusaha melakukannya, semakin pula detik berjalan begitu lambat.
Naruto tidak tahu seberapa lama waktu yang Hinata butuhkan untuk menenangkan diri, namun, hasrat untuk memberi penjelasan -- membuatnya tumpul dalam hal kesabaran.
Itulah mengapa, Naruto memulainya dari pesan-pesan kecil, yang sayangnya meski ditunggu cukup lama, tetap tak mendapat tanggapan.
Akhirnya, Naruto memilih menelpon. Hanya saja, hasil yang sama diperoleh.

KAMU SEDANG MEMBACA
Love Attack [ NaruHina ]
Hayran KurguJadi Hinata itu lumayan rumit. Punya cinta kepada Namikaze Naruto sang senior tampan pujaan hati, tapi juga punya Uchiha Sasuke sebagai kakak banyak aturan yang protektifnya setengah mati. "Kau tidak lupa apa yang sudah kubilang, 'kan? Jangan dekat...