Flashback
Kegiatan penyambutan siswa baru sudah terlaksana sejak beberapa waktu lalu. Seorang pria yang menjabat sebagai pemimpin di sekolah tersebut masih beta membagi kata-kata nasehat dan penyemangat.
Acara ini dihadiri oleh seluruh staff sekolah, murid angkatan baru, orang tua yang memiliki kesempatan untuk hadir, dan juga para kakak tingkat.
Dudukan para murid baru terletak di bagian tengah antara barisan orang tua dan para senior.
Pada satu dudukan yang tersedia, seorang gadis dengan tanda pengenal Uchiha Hinata sedang mencoba tetap memperhatikan apa yang dikatakan di depan sana. Meskipun lelah, ia berusaha fokus.
Sayangnya, beberapa waktu kemudian, rasa kantuk ini semakin sulit diatasi.
Sang kakak, Uchiha Sasuke, sudah sempat mengatakan padanya jika acara penyambutan ini pasti akan memakan waktu lama. Hinata sudah bersiap-siap untuk itu, tapi tetap saja, semuanya tidak semudah yang dikira.
"Masa-masa tingkat menengah atas yang menjadi salah satu pengalaman menuju masa pendewasaan ini diharapkan mampu membuat kalian semakin berkembang, bukan hanya dalam hal akademik, tetapi juga etika dan hubungan sosial yang baik antara satu sama lain."
Bahkan, setiap kata yang diucapkan oleh kepala sekolah, mulai terdengar semakin lambat di telinga Hinata.
Rasa kantuk berat membuatnya tidak mampu menahan lebih lama.
Alhasil, dengan sembunyi-sembunyi, dia berpaling ke arah kiri. Hinata menguap cukup lebar dengan mata yang ikut berair, namun, ia segera membekap mulutnya begitu cepat saat tak sengaja saling menatap bersama seseorang.
Hinata sangat terkejut dan tidak menyangka jika akan terlihat oleh orang lain. Itulah mengapa, pipinya langsung merona, terlebih saat pemuda dengan lensa samudra tersebut tertawa kecil padanya.
Malu sekali. Dirinya pasti terlihat konyol. Hinata segera membuang muka agar bisa beralih dari rasa tak tertolong ini.
.
.
"Lempar padaku!"
Jika dihitung, sudah memasuki bulan ketiga Hinata menjadi murid di sekolah ini.
Hinata bukanlah seorang ekstrovert yang akan langsung berbaur sangat cepat terhadap lingkungan, tapi, dia juga bukan introvert kelas berat yang selalu berkurung di kelas.
Hinata tetap suka berjalan-jalan di area sekolah saat jam istirahat, dan juga sudah memiliki beberapa teman dekat -- namun yang paling dekat adalah gadis bernama Haruno Sakura yang sekarang berada di dekatnya.
"Kakak yang itu hebat sekali."
Setelah menikmati makan siang, mereka berada di pinggir lapangan untuk menyaksikan permainan basket.
Basket, bisbol dan renang adalah olahraga yang cukup banyak diminati di sini.
Hinata ikut menatap pada pemuda di ujung sana yang tampak lihai mengendalikan bola.
Mendengar dari beberapa orang yang berseru, dia bernama Sasori.
"Oh, dia berhasil dirampas!" seruan Sakura menjadi semakin semangat. Ternyata ada pemuda lain yang mampu menyaingi kehebatan Sasori yang sejak tadi pamer kemampuan.
"Kak Naruto!"
Teriakan beberapa gadis yang menyaksikan pertandingan itu membuat Hinata mengernyitkan kening. Mereka berisik sekali.
"Sakura, ayo ke kelas saja," karena tidak nyaman, Hinata memutuskan untuk pergi.
"Kenapa? Jam masuk masih lama." Meski tampak enggan, Sakura mengalah.

KAMU SEDANG MEMBACA
Love Attack [ NaruHina ]
FanfictionJadi Hinata itu lumayan rumit. Punya cinta kepada Namikaze Naruto sang senior tampan pujaan hati, tapi juga punya Uchiha Sasuke sebagai kakak banyak aturan yang protektifnya setengah mati. "Kau tidak lupa apa yang sudah kubilang, 'kan? Jangan dekat...