"Kak ..."
Saara mengumbar senyuman ketika Naruto menoleh menatapnya. Pemuda itu sedang duduk sendirian. Ia terlihat begitu serius menyaksikan permainan sepak bola di lapangan.
"Boleh aku duduk?"
Karena merasa tak punya alasan menolak dan dudukan masih sangat luas, Naruto memberi izin.
"Tentu."
"Kenapa hanya menonton? Kak Naruto tidak mau ikut bermain?"
"Aku sedang tidak berminat, hehe."
"Kenapa?" Saara tertawa pelan.
"Hanya sedang tidak ingin saja."
"Padahal, Kak Naruto hebat. Aku suka sekali melihat Kak Naruto saat bermain."
Naruto tersenyum. "Ah, biasa saja."
"Aku serius. Kakak sangat keren jika berada di lapangan."
"Kau terlalu memuji. Tapi, terima kasih."
Saara meletakkan kedua tangan di atas pangkuan. Jarak duduk mereka memang cukup jauh, mungkin masih bisa dimasuki dua orang lagi. Tapi, hal ini sudah membuat senang.
Sayangnya, sejak tadi, Naruto lebih memfokuskan diri terhadap hal lain dibanding dirinya. Entah karena permainan di sana sangat seru atau bagaimana.
"Aku sudah mendengar tentang apa yang terjadi antara Kak Naruto dan Hinata."
Barulah ketika itu, Naruto melirik. "Kau tahu?"
"Em. Hinata bercerita."
"..."
Saara sedikit menunduk. Menatapi jarinya sendiri, seakan-seakan sebenarnya tidak enak bila ikut campur. "Kuharap, Kak Naruto bisa memaklumi. Terkadang, Hinata masih sulit mengendalikan perasaannya. Dia mungkin belum bisa memahami semua hal baik yang Kak Naruto lakukan, dan lebih termakan oleh masalah yang ada."
"..."
"Hinata sebenarnya memang lebih kekanakan dari penampilannya, haha."
"..."
"Tapi, aku lebih percaya pada Kak Naruto. Yang terjadi bukan sepenuhnya salah Kakak, mau bagaimanapun, Hinata juga salah karena terlalu mudah--" Saara terdiam. Ia menyadari sejak tadi sosok di sampingnya tak memberi respon apa pun.
Jadi, Saara kembali mendongak, tapi, yang dia dapati Naruto yang menatap lurus ke depan.
"Kak?"
Seolah baru sadar, Naruto menoleh. "Ah, ya? Kenapa?"
Alis Saara menekuk tipis. Apa dari tadi Naruto tidak mendengarnya?
"Aku bilang--" perkataan Saara kembali terpotong. Kali ini karena Naruto sudah beranjak dengan cepat dari tempat duduk dan menuju ke--
Tangan Saara terkepal.
Dia baru sadar bila Hinata ada di sana.
Dan sekarang, Naruto sedang menahan bola yang mengarah padanya.
Jadi, yang terus Naruto perhatikan dari tadi bukanlah orang-orang yang bermain di lapangan, melainkan Hinata?
Setelah melihat Naruto beranjak pergi sesudah berlagak hero, Saara ikut serta meninggalkan tempat tersebut.
.
.
"Ada apa dengan wajahmu?" Sejak Hinata menghampirinya di ruang musik, Sakura sudah melihat jelas bisa ekspresi wajah sang sahabat sedang menekuk penuh beban. "Kau kesal karena kuminta ke sini?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Attack [ NaruHina ]
Fiksi PenggemarJadi Hinata itu lumayan rumit. Punya cinta kepada Namikaze Naruto sang senior tampan pujaan hati, tapi juga punya Uchiha Sasuke sebagai kakak banyak aturan yang protektifnya setengah mati. "Kau tidak lupa apa yang sudah kubilang, 'kan? Jangan dekat...