Berdiri di dekat pintu kamar sambil memegang saklar, "Mau dimatiin atau dinyalain lampunya?"
Sandra, di dekat ranjang sana, menoleh sebentar, "Matiin aja!" lalu kembali memunggungi Jamal, fokus merapikan bed cover.
"Nyalain aja, atuh, ya."
Pintu ditutup. Saklar ditinggal. Jamal berlari kecil, mengambil posisi duduk di tepi kasur, menghadap Sandra.
"Nggak keliatan kalo dimatiin." Senyum aneh bin absurd dengan alis turun naik.
Melirik Jamal sepintas. "Emang mau liat apa?" tanya Sandra, santai.
"Liat istri," jawab Jamal, tak kalah santai.
Justru Sandra yang kemudian jadi tidak santai. Buru-buru menjauh dari Jamal, jalan cepat mengunjungi kasur sisi kiri sambil nyerocos, "Orang tidur 'kan merem, nggak bisa ngeliat apa-apa. Nggak ada bedanya mau nyala atau mati. Jadi, Ngapain dinyalain lampunya? Buang-buang listrik aja."
Bed cover disingkap. Satu kaki diangkat. Meluncur untuk tidur, tapi ....
"Yakin mau tidur?"
... Sandra berujung melotot karena Jamal tiba-tiba hijrah, menyebrang, dari sisi kanan ke sisi kiri kasur, dari yang tadinya duduk menjadi berbaring miring dengan satu tangan menumpu kepala.
Jangan lupakan senyuman Jamal yang bukan lagi absurd tapi sudah masuk ke kategori maut.
"Iya, lah. Emangnya mau ngapain lagi?"
Masih berdiri di sebelah kasur, Sandra menabur pandangannya ke mana-mana, enggan melihat Jamal lama-lama karena cemas.
Cemas masuk perangkap pemangsa lalu dimangsa.
Karena sebetulnya Sandra ini tahu, apa yang Jamal mau. Cuma pura-pura oon saja seperti biasa.
Jamal mengeluarkan warna suaranya yang paling lembut, "Habis makan mana boleh langsung tidur, Sayang. Lambung lagi beroperasi mencerna sari-sari makanan. Nanti macet, loh. Bisa kena gangguan pencernaan. Kalo nggak mencret, ya, sembelit."
Mengerucutkan bibir, "Ih! Atuhlah!"
Padahal omongan Jamal itu benar. Tapi, karena Jamal yang ngomong, entah kenapa, Sandra rasanya sebal.
"Lagian masih sore juga."
"Sore dari Hongkong! Udah mau jam sembilan itu liat!"
Tapi, komuk sebal Sandra cuma bertahan lima detik.
Sisanya, antara kaget dan gugup. Gara-gara Jamal tiba-tiba memegang tangannya, menariknya untuk duduk.
Lagi-lagi, mengelurkan senyum maut, "Olahraga aja, gimana?"
"Olahraga apaan? Ah, nggak mau! Capek, seharian pindahan."
"Ya udah. Ibadah, aja, yuk!"
"Ibadah? 'Kan udah barusan sholat isya. Mau ibadah apa lagi? Tajahud? Tahajud mah nanti pas sepertiga malam ... Eh!!! Jamal, ih!!!"
Tidak menghiraukan kehebohan Sandra, Jamal melepas tawa puas karena berhasil menarik cewek itu sampai jatuh ke atas kasur dan ke pelukannya.
"Jamal lepas, nggak?!" Sandra berusaha melepaskan diri, menyingkirkan lengan Jamal, tapi bibirnya melukis senyum samar-samar dan pipinya merona padam.
"Nggak!"
Alih-alih melepas, Jamal malah makin erat mengurung pinggang Sandra dengan lengannya.
"Jamal, ih!!!"
"Apa, Sayang?"
"Iiiihhh!!!"
Dan, Sandra pun akhirnya menyerah. Seporsi kwetiau ditambah setengah porsi nasi goreng Solaria yang masuk ke lambung Jamal telah berevolusi menjadi kekuatan yang tak dapat Sandra kalahkan.
Walhasil, Sandra biarkan Jamal memeluknya dari belakang sambil menelusupkan muka di perpotongan lehernya.
Hening cukup lama.
"Tadi, katanya, abis makan nggak boleh tidur!" ucap Sandra pelan setelah melirik Jamal yang tidur dengan damainya.
Jamal, "Nggak tidur. Cuma merem."
Oh, tidak tidur ternyata. Sandra cuma senyum, menyentuh tangan Jamal yang memeluk pinggangnya, kemudian menepuk pipi Jamal pelan sebanyak tiga kali.
"San."
"Hm?"
"Ayo, ih!"
"Ayo ke mana?"
"Ke surga dunia."
"Surga dunia?"
"Stop pura-pura nggak ngerti maksud suami lo ini!"
"Hahahaha! Ya udah, ayo!"
Seketika melek. Jamal menjulurkan kepala untuk melihat muka Sandra. Ah, susah. Jamal membalikan tubuh Sandra untuk membuat posisi mereka jadi saling berhadapan, saling bertatapan, dan saling menorehkan senyuman.
"Serius mau sekarang?"
"Karena gue istri yang baik, jadi ... iya, serius, mau."
Senyum Jamal makin melebar,
"Tapi, matiin dulu sana lampunya!"
kemudian menyusut. Dengan agak merengut, Jamal, "Ngapain dimatiin?"
"Malu, atuh."
"Ngapain malu? 'Kan sama suami sendiri."
"Oh, nggak mau, ya udah, nggak ja ...."
"SIAP, MAU!"
[]
\\ d e n g a r d a r i \\
#1 the lantis - lampu merah
#2 hindia - cincin
#3 nuca - crolatte\\ g a m b a r d a r i \\
#1 pinterest
#2 amourever
NIKAH, MASA GITU?!
T A M A T
***
notes:
hai, hai! kalian sampai di ujung hehe
gimana, berkesan, tidak?hahaha! seperti yang aku bilang
ini work singkat :)
pengen dipanjangin,
tapi takut yang lain nggak keurus wkwkjadi, pan-kapan lagi, yaaa :v
thankyou so much sudah sangat antusias
dengan kisah prik jamal-sandra^.^
KAMU SEDANG MEMBACA
NIKAH, MASA GITU?!
FanfictionGara-gara bapaknya mengadakan tasyakuran di rumah tepat sehari setelah Sandra wisuda sarjana satu manajemen, di antara para tetangga yang diundang, ada satu yang .... "Neng, nikah sama anak Bapak mau, nggak?" by linasworld