Di luar nalar, bocah TK yang dulunya suka Sandra usilin karena saking kalemnya, sekarang sukses besar jadi Youtuber.
Channel jamaltraveler, setelah Sandra cek, ternyata sudah menggaet lebih dari tiga juta subscribers.
Kalau begini ceritanya, Sandra tidak menyesal menerima lamaran Jamal meski tidak punya rasa.
Tidak apa-apa, karena: pertama, pepatah Jawa mengatakan witing tresno jalaran soko kulino;
kedua, asalkan Jamal bukan orang medit saja karena Sandra sudah lumayan capek menghadapi kelakuan cowok-cowok mokondo.
Agak sedikit terlambat, tapi mari kita test drive.
Itu dia orangnya. Lagi-lagi Sandra papasan dengan yang bersangkutan saat pulang taraweh.
Berjalan agak cepat, Sandra sejajari Jamal yang malam ini entah mengapa wajahnya terlihat super berseri-seri.
"Bener, ya, kata orang, kalo anak Pak Asep itu ganteng-ganteng."
"Lo ngatain gue ganteng?"
Sandra meringis, "Muji atuh itu namanya," menengadahkan tangan, "Mana sini lima ribu!"
Jamal mengerutkan kening, "Buat apaan?"
"Kalo nggak mau ngasih, kita batal nikah."
"Dih, ngancem?!"
"Buruan, ih!"
"Dih, malak!"
"Halal. Malak calon suami inih! Lagian lo juga waktu TK suka malakin gue."
Sambil mengeluarkan uang dari saku baju kokonya, Jamal, "Kapan gue malakin lo?! Yang ada mah si Jono itu. Gue cuma nemenin."
"Halah. Sama aja. Kalian satu kesatuan. Udah sini, ih, keburu Mangnya pergi!"
Selembar uang pecahan sepuluh ribuan diberikan Jamal.
"Mang beli, Mang!" Sandra ngacir sambil berseru ke tukang cilok yang sudah mau mengayuh sepedanya.
Sebenarnya malu dilihat orang, tapi akhirnya Jamal jalan serong kanan, menyusul calon istri, berdiri di dekat gerobak cilok.
"Makasih, Mang." Dua pelastik cilok diterima Sandra dari si Mamang.
"Mangnya doang yang di-makasihin, gue enggak?"
Jalan lagi berdua. Sandra senyum, menyerahkan satu bungkus cilok, "Heh makasih, ya, Jamal. Gue udah BM ini dari lama. Ini gue ngutang, kok, karena nggak bawa duit. Besok gue ganti, ya, nggak usah cemas."
"Gantinya nanti aja pas udah nikah! Ganti pake jatah."
"Hah?!"
"Ecan! Mau cilok, nggak?!"
Anak kecil yang jalan beberapa meter dari mereka bareng kawanannya, dipanggil Jamal.
Menyerbu, "Mau, Kang! Mau!!!"
Sandra mau heran, tapi rasa herannya keburu lenyap diterkam rasa kagum melihat Jamal yang jongkok memberikan sepelastik cilok pada Ecan, sambil senyum.
Ah! Kata orang-orang, mah, bapak-able.
"Kok, dikasihin?!" tanya Sandra saat mereka kembali jalan berdua.
"Nggak suka cilok."
Dengan mulut sedang mengunyah, Sandra bersuara, "Oh, sukanya gue, ya, pasti? Dari kapan emangnya? Kita kan jarang banget ketemu setelah lulus TK. Oh, naksir gue dari TK, ya, lo?"
"Yee! Pede!"
"Terus ngapain dah ngelamar gue kalo nggak naksir gue?"
"Ya ... biar bisa sering-sering sodakoh! Gue kaya raya, lo matre! Cocok kan."
Melotot, Sandra, "Ai sia jurig!!! Baru juga minta lima ribu udah dikata matre! Waras ente?!"
Hendak menggaplok Jamal menggunakan sajadahnya, tapi Jamal keburu ngacir sambil tertawa lebar setelah menarik tali mukena di kepalanya sampai copot.
Jamal setan! Awas aja, abis lo, nanti sama gue kalo kita udah nikah!
[]
***
KAMU SEDANG MEMBACA
NIKAH, MASA GITU?!
FanfictionGara-gara bapaknya mengadakan tasyakuran di rumah tepat sehari setelah Sandra wisuda sarjana satu manajemen, di antara para tetangga yang diundang, ada satu yang .... "Neng, nikah sama anak Bapak mau, nggak?" by linasworld