Part 14

3.1K 152 2
                                        

Darren bertambah kesal saat Agni tidak melakukan perintahnya. Wanita itu seperti orang dungu yang ketakutan. Darren gondok sendiri melihatnya. Apa gadis itu memang tidak pernah mandi ketika di rumahnya.

Eeewwh, membayangkannya Darren jijik sendiri. Ia pria penyuka kebersihan yang mandi paling tidak dua atau tiga kali sehari. Dan gadis ini tidak mandi dari kemarin. Alangkah joroknya anak orang kaya ini. Darren tidak tahan meskipun hanya membayangkannya saja.

Tidak mau berdebat lagi, Darren mengangkat tubuh Agni, membuat gadis itu terbelalak ketakutan. Ia mencoba meronta, namun tentu saja kalah dengan tenaga Darren yang cukup kuat.

"Diam atau aku akan membantingmu." Ancam Darren sambil mendengus kesal, membuat gadis itu sontak terdiam ketakutan.

Darren membawa Agni ke kamar mandi yang sedikit sempit, tapi masih sangat layak digunakan. Ia mendudukkan gadis itu di closed duduk. Dengan kesal, Darren yang tidak sabaran berusaha membuka pakaian Agni yang saat ini masih kekeh tidak mau membuka pakaiannya.

"Tolong jangan sentuh aku. Aku bisa sendiri. Kau keluarlah." Agni berusaha menutupi dadanya, membuat Darren mendengkus kesal.

"Buka sekarang. Aku akan memandikanmu. Kau terlalu lelet dan aku tidak suka menunggu. Setelah ini aku harus makan karena aku lapar ."

"Sudah kubilang aku bisa sendiri. Tolong keluar dari sini."

Darren yang kesal akhirnya memaksa Agni membuka pakaiannya meskipun gadis itu memberontak dan menangis.  Ia juga membuka paksa celana Agni hingga gadis itu kini hanya memakai bra dan celana dalam saja. Gadis itu tetap berusaha menutupi dadanya dengan tangan meskipun itu tidak berguna sama sekali.

"Buka semua. Aku akan membantumu mandi."

"Tidak mau. Jangan menyentuh-nyentuh tubuhku!!"

Darren menghela napas berat kemudian bercak pinggang. Ia kesal bukan main pada gadis pendiam namun banyak tingkah seperti Agni. Ayolah, kenapa telanjang di hadapan pria saja gadis itu masih malu. Jangan bilang Agni masih perawan.

Akhirnya karena kesal, Darren mengguyur tubuh Agni yang masih memakai dalaman dengan shower. Gadis itu berteriak, namun Darren tidak peduli. Ia tetap menyiram tubuh Agni hingga basah kuyup.

"Buka, atau aku akan merobek semua itu."

Ancaman Darren sukses membuat Agni takut. Dengan pelan dan ketakutan, ia membuka bra dan celana dalamnya hingga kini Agni telanjang bulat di hadapan Darren. Darren meneguk ludah menatap tubuh telanjang Agni. Seumur hidupnya, baru kali ini ia melihat seorang wanita telanjang bulat di hadapannya.

Menyadari ada yang tidak beres di otaknya, Darren kembali melanjutkan kegiatannya memandikan Agni. Jujur, melihat tubuh mulus itu, tubuh Darren seperti terbakar. Bagian tubuh bawahnya terbangun dan Darren tidak tahu bagaimana nanti mengatasinya.

Agni kelimpungan saat Darren mulai menyabuni tubuhnya. Beraninya pria itu menelanjanginya kemudian menyentuh-nyentuh tubuhnya. Jujur Agni sangat malu. Baru pertama kali ini seorang pria melihat tubuh telanjangnya. Bahkan Papa dan kakaknya pun tidak pernah melihatnya dalam keadaan seperti ini.

Darren menyabuni punggung, lengan bahkan bagian perut Agni. Ia agak ragu saat sampai di dada Agni. Karena bingung, Darren akhirnya memberikan sabun yang ia gunakan pada gadis itu.

"Teruskan sendiri. Setelah selesai, aku akan membilasnya. Jangan lama-lama atau aku akan menyentuh tubuhmu sesukamu lagi."

Agni cepat-cepat meraih sabun itu dari tangan Darren. Ia kemudian menyabuni sekujur tubuhnya tanpa malu-malu. Lebih baik seperti ini daripada pria itu menyentuh-nyentuh tubuhnya sembarangan. Agni sangat jijik sebenarnya.

Tubuh Darren sendiri kini memanas. Menatap tubuh mulus penuh sabun itu membuatnya benar-benar kelimpungan. Miliknya berdiri tegak dan Darren kebingungan harus menenangkannya. Ia bahkan tidak sadar saat Agni merebut shower dan membilas tubuhnya sendiri.

Darren menatap Agni yang sudah selesai mandi. Gadis itu sudah selesai membilas tubuhnya dan hendak keluar dari kamar mandi. Namun tiba-tiba Darren menahan lengan wanita itu, ia meraih tubuh telanjang Agni kemudian memeluk pinggangnya. Agni terkejut tentu saja. Ia terus memberontak namun tenaga Darren sangat kuat.

"Lepaskan aku! Apa yang kau lakukan?"

Agni benar-benar tidak nyaman karena tubuhnya masih telanjang dan basah. Pria itu tiba-tiba memeluknya dan Agni sangat ketakutan. Ya Tuhan, jangan sampai pria itu macam-macam padanya. Namun sepertinya ketakutan Agni benar-benar menjadi kenyataan. Pria itu tiba-tiba mencium bibirnya dan menahan pelukannya dengan sangat erat.

Agni syok. Seumur hidupnya, baru kali ini ia berciuman dengan seorang pria. Dan pria itu sangat asing baginya. Bukan cuma asing, pria itu adalah orang yang menculiknya. Namun Agni tidak berdaya. Ia hanya pasrah saat mulut pria itu melumat bibirnya. Pria asing itu memasukkan lidahnya dan membelit lidah Agni.

Pelukan Darren semakin erat. Ia membelai punggung telanjang Agni dan mengusapnya pelan. Darren bisa merasakan payudara telanjang wanita itu menempel di dadanya yang masih tertutup kemeja. Tangan Darren semakin bergerilya nakal di bokong Agni, membuat gadis itu tidak nyaman dan menggeliat hendak melepaskan pelukan Darren di tubuhnya.

Menyadari situasi semakin tidak kondusif, Darren melepaskan ciuman dan pelukannya dari Agni. Ia segera menjauh dari wanita itu. Darren mengambil bathrobe yang tergantung di gantungan lalu memberikannya pada Agni. Ia keluar setelahnya karena merasa tidak tahan terus terusan ada di dekat Agni yang telanjang.

Sejak remaja hingga dewasa, Darren tidak pernah menjalin hubungan dengan siapapun. Ia hanya berteman dengan beberapa wanita. Baru kali ini Darren berciuman dan Agni adalah wanita pertama yang ia cium. Kenapa keadaan menjadi kacau seperti ini. Ia menculik Agni agar gadis itu ketakutan dan trauma, bukan malah mengajaknya bercinta. Mungkin otak Darren sedikit bergeser karena pertama kali melihat tubuh telanjang seorang wanita.

Agni keluar dari kamar mandi dengan memakai bathrobe yang tadi ia berikan. Wanita itu menatap Darren ketakutan. Dan Agni langsung berjalan menjauh dari Darren karena takut mendapatkan pelecehan seperti tadi. Agni benar-benar tidak menyangka pria penculik itu sudah menelanjanginya dan nyaris memperkosanya.

Saat Agni hendak meraih tas kecil berisi pakaiannya dan hendak berpakaian di kamar mandi, tiba-tiba ia merasakan seseorang membalikkan tubuhnya. Agni terkejut setengah mati saat penculik tampan itu tiba-tiba memegangi kedua lengannya kemudian mencium kembali bibirnya dengan brutal. Agni bahkan lupa caranya memberontak saat Darren memperdalam ciumannya dan menekankan tubuh bagian bawahnya ke perut Agni yang masih tertutup bathrobe.

Kidnapping ( On Going )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang