Part 06

140 12 1
                                    

Part 06

Herlambang berjalan ke arah kamarnya lalu masuk ke dalamnya, ia berniat menemui istrinya untuk membicarakan pernikahan putra mereka dengan Aisyah. Namun wajahnya justru terlihat tidak senang, itu karena saat ini putranya sedang menyukai wanita lain, andai saja dia berhasil membawa wanita itu ke rumah ini besok, berarti perjodohannya dengan wanita pilihannya akan dinyatakan gagal.

Sebagai orang tua yang sudah menyiapkan semua ini sejak lama, tentu saja pria itu merasa khawatir, karena ia sudah berjanji akan menjaga Aisyah apapun yang terjadi. Kalau bukan menjadi menantunya, bagaimana caranya ia bisa melindunginya, sedangkan menjadikannya putrinya saja ia sudah tidak bisa melakukannya.

Perjodohan Aiman dan Aisyah adalah jalan satu-satunya, yang akan mempersatukan mereka menjadi keluarga. Lalu bagaimana kalau hal itu sampai gagal? Tentu saja pria itu tidak bisa membayangkannya, karena pada akhirnya usahanya selama ini akan berakhir sia-sia. Ia juga merasa kasihan pada Aisyah, gadis itu sudah banyak berkorban dan menderita selama ini, pasti akan sangat mengecewakan andai kesetiannya dihancurkan.

"Bagaimana ini?" gumamnya dalam hati.

"Ayah kenapa? Kok ngelamun?" tanya istrinya terdengar bingung melihat suaminya berjalan sembari termenung.

"Ayah mau berbicara serius dengan Bunda," jawabnya tenang sembari duduk di tepi ranjang, yang tentu saja membuat istrinya merasa kebingungan.

"Ada apa sih, Yah? Jangan buat Bunda khawatir!" Wanita itu duduk di sampingnya dengan ekspresi curiga.

"Besok malam Ayah akan mempertemukan Aiman dengan Aisyah, sebagai orang tua, Bunda juga harus ikut ke sana."

"Apa, Yah? Aisyah? Jadi selama ini kamu masih berhubungan dengan gadis itu? Bukannya Bunda sudah bilang ya untuk memberikan dia ke orang lain saja? Tapi kenapa kamu masih bisa menemuinya?"

"Bunda pikir, Ayah akan memberikan Aisyah ke orang lain lalu menyuruh orang itu pergi dari kota ini? Itu mustahil, karena Ayah enggak akan melakukan hal gila itu apalagi pada putri dari sahabatnya Ayah sendiri." Herlambang menunjuk dirinya sendiri dengan perasaan emosi.

"Oke, Bunda berusaha untuk terima itu, tapi apa harus Ayah menjodohkan dia dengan putra kita sendiri?"

"Memangnya kenapa? Kamu enggak setuju?"

"Ya iya lah, Yah. Aisyah itu sudah enggak punya orang tua, enggak punya keluarga, enggak punya saudara, dan mungkin hidupnya luntang-lantung selama ini, jadi untuk apa memungutnya untuk putra berharga kita?" Wanita itu menjawab dengan menggebu-gebu, yang tentu saja membuat suaminya marah, bisa dilihat dari tatapan tajamnya.

"Apa tadi kamu bilang? Berani ya kamu bilang Aisyah seperti itu? Dia itu anak dari sahabatku, enggak seharusnya kamu merendahkannya!"

"Tapi itu memang kenyataannya kan, Yah? Dulu mungkin dia anak orang kaya, tapi sekarang lihat statusnya? Derajat dia pasti jauh lebih rendah dari kita."

"BERANINYA KAMU," sentak laki-laki itu sembari menampar pipi istrinya, membuat wanita itu terlempar di ranjangnya.

"KAMU PIKIR SIAPA KAMU DULU? KAMU ITU CUMA WANITA KAMPUNG YANG BEGITU BERUNTUNG AKU NIKAHI, JADI JANGAN BERLAGAK KAMU! AISYAH JIKA DIBANDINGKAN KAMU YANG DULU, DERAJAT KAMU JAUH LEBIH RENDAH DARI DIA." Pria itu berteriak marah sembari menunjuk ke arah istrinya, yang tengah menyentuh pipinya yang terasa panas.

"Aku minta maaf, Yah. Aku enggak bermaksud seperti itu ...." Wanita itu tentu merasa ketakutan, terlebih lagi saat melihat tatapan tajamnya yang begitu kuat seolah mampu menusuknya.

"Awas aja kalau kamu sampai berani menentang pernikahan mereka, akan aku buat kamu kembali ke kampung halaman kamu," ancamnya yang langsung diangguki oleh istrinya tersebut.

ISTRI YANG TAK INGIN KUSENTUH TERNYATATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang