Part 10
Setibanya Aiman di rumah, ia turun dari mobilnya lalu berjalan cepat ke arah rumahnya dan masuk ke dalamnya. Sesampainya ia di sana, ayah dan bundanya sudah menunggunya di ruang tamu tepatnya di sofa. Melihat tatapan mereka terutama ayahnya, Aiman merasa tak tenang, jantungnya berdebar tak karuan.
"Assalamualaikum," salamnya sopan lalu duduk di sofa yang berhadapan dengan orang tuanya.
"Waalaikum salam." Hanya bundanya yang menjawabnya, sedangkan ayahnya tampak tak bergeming di tempatnya dengan mempertahankan tatapan yang sama.
"Ayah enggak mau berbelit-belit lagi, karena Ayah pikir kamu sudah enggak bisa diarahkan secara baik-baik." Pria paru baya itu berujar dengan tenang, namun justru terdengar menakutkan untuk Aiman dan juga bundanya.
"Ayah akan memberi kamu dua pilihan, dan kamu harus memilih salah satunya!" ujarnya lagi sembari menunjukkan dua jarinya, yang ditatap bingung oleh Aiman sedangkan yang bundanya lakukan hanya diam tanpa berani menjawab.
"Kamu pilih mana, kamu menikahi Aisyah atau Ayah menceraikan Bunda?" lanjutnya yang kali ini berhasil mengejutkan mereka, ibu dan anak itu sama-sama membulatkan matanya setelah mendengar pilihan yang ayahnya tawarkan.
"Apa Ayah yakin memberiku dua pilihan itu? Andai aku enggak mau menikahi wanita itu, apa Ayah tega menceraikan Bunda?" tanya Aiman yang justru ditatap tenang oleh ayahnya.
"Kenapa harus enggak tega? Bunda bisa ikut dengan kamu kan kalau kami bercerai? Sekarang kamu juga sudah bekerja, begitupun dengan Ahsan, dia juga sudah mulai mandiri dan bahkan sedang menjalani magangnya di luar kota." Herlambang menuturkan rencananya andai memang harus terjadi perceraian dengan istrinya.
"Kalian juga bisa tetap tinggal di sini, sedangkan Ayah akan pergi membawa Ana. Karena dia masih kuliah, dia masih butuh biaya dari Ayah." Herlambang kembali melanjutkan ucapannya, yang kian membuat Aiman tak percaya ayahnya bisa memutar keadaan, bahkan hanya untuk memikirkan keinginannya saja sepertinya tidak ayahnya lakukan.
"Lalu apa yang akan Ayah lakukan dengan Aisyah? Kenapa Ayah begitu membelanya sampai rela berpisah dengan Bunda?"
"Ayah akan mengangkat Aisyah menjadi putri Ayah sendiri."
"Ayah rela mengorbankan Bunda, aku, dan Ahsan hanya untuk dia? Wanita yang bahkan enggak punya hubungan darah apapun dengan Ayah?" tanya Aiman tak percaya.
"Saat Aisyah masih kecil, Ayah sudah meminta ke bunda kamu untuk mengadopsi Aisyah, tapi bunda kamu menolak dengan banyak alasan. Ayah menurutinya, karena Ayah berpikir kamu dan Ahsan masih sangat kecil saat itu, Ayah bertanggung jawab untuk membesarkan kalian dan memberi kalian yang terbaik. Tapi sekarang kalian sudah besar, sudah mandiri, bisa menjaga bunda kalian dengan baik, sekarang giliran Ayah yang melindungi Aisyah karena kamu enggak akan bisa melakukannya."
"Wanita itu hanya putri dari sahabat kamu, Yah. Apa harus kamu melangkah sejauh ini hanya untuk dia? Kamu bahkan dengan tegas akan menceraikan aku andai Aiman enggak mau menikahinya." Istrinya bertanya dengan nada lemah, matanya bahkan sudah berkaca-kaca mendengar penuturan suaminya.
"Aku sudah pernah bilang kan, aku memiliki alasan yang kuat, kenapa aku harus menjaga dan melindungi Aisyah. Sekarang tinggal kamu saja yang pilih, Aiman yang menjaganya atau aku yang melakukannya? Saat aku ingin mengadopsinya dan melindunginya, kamu yang menentangnya, sekarang aku beri tanggung jawab itu pada Aiman, kamu juga enggak menyetujuinya. Jadi akan lebih baik kan kalau kita bercerai, dengan begitu aku bisa menjaga Aisyah dan Aiman yang menjaga kamu." Herlambang menatap serius pada istrinya yang terdiam, seolah bimbang dengan pilihan yang suaminya berikan.
"Apa kalau aku menikahi Aisyah, Ayah akan tetap bersama Bunda?" tanya Aiman kali ini.
"Tentu saja, karena tugas Ayah memastikan Aisyah baik-baik saja dan hidup bahagia. Kenapa Ayah menjodohkannya dengan kamu, karena Ayah yakin cuma kamu yang bisa menjaganya."
KAMU SEDANG MEMBACA
ISTRI YANG TAK INGIN KUSENTUH TERNYATA
RomanceMenjadi yatim piatu di umurnya yang baru dua tahun, mengharuskan Aisyah tinggal di sebuah panti asuhan. Sampai pada akhirnya di usianya yang menginjak tujuh belas tahun, ia diberitahu semua kebenarannya tentang orang tuanya. Aisyah tentu terkejut me...