E M P A T

92 15 10
                                    

______HAI DI BAB EMPAT🤜🤛______

SHERA KAMBEKK CUII💃💃

*

ADIBO WARNA FAVORITNYA APA❔

PERNAH MAIN NIKAH-NIKAHAN? GIMANA KABAR SUAMIMU, BO⁉️

ABSEN HADIR DOELOE??👉

*

JANGAN LUPA ✨BINTANG✨ DAN KOMENNYA💬

SPAM TIAP PARAGRAF PAKE KOMEN POSITIF MU!

SELAMAT MEMBACA!




BISMILLAH SUKA!




04. SEMOGA SAMPAI, YA?

____________

"Hidup itu bukan hanya tentang kemalangan. Tuhan selalu bisa menghadiahkan sebuah kebahagiaan, tapi sering kali diabaikan."

Dari Odhi Zai Kanigoro.

🐏💨

Menyusuri jalanan desa dengan penerangan lampu jalan seadaanya serta lampu-lampu dari perumahan, rembulan juga tak segan memberi temaramnya. Ganka terus mengayuh sepedanya yang semakin berat saja karena Odhi naik foot step yang sengaja Ganka pasang.

"Nanti belinya yang enak-enak, ya," seru Odhi. Tangannya erat-erat memegang pundak Ganka, takut terjengkang ke belakang.

"Dasar kere," balas Ganka.

Odhi memegang dadanya dramatis. "Protol hati Adek, Bang."

Ganka memutar bola mata malas. Niatnya memang ingin keluar mengajak Odhi sekalian makan di warteg Pakde Jojon, tempat biasa mereka mengurai rasa lapar. Bukan apa, Ganka mengaku suntuk di rumah karena terus dijadikan babu oleh kakak perempuannya. Seperti meminta Ganka sebagai model make up-nya.

"Capek nggak, Gan? Kalo iya, gantian aku," tanya Odhi sekaligus memberi penawaran. Lantaran hampir lima belas menit Ganka mengayuh. Entah sengaja lambat menikmati semilir angin malam atau bebannya berat.

"Nggak," jawab Ganka seadanya.

Odhi menaikan pundak singkat tanda pasrah inginnya Ganka apa. Lagi pun, Odhi hanya menemani.

Ganka memang tak pernah marah pada sahabatnya, hanya saja sifat pendiam membuatnya tidak menyukai kebisingan dan merasa jengah. Odhi pun tak mempermasalahkan hal itu, Odhi percaya sahabatnya itu tak seburuk wajahnya yang betah datar.

Odhi juga tahu jika semua kalimat pedas yang Ganka lontarkan padanya hanya karena gengsi tingginya. Justru Odhi sangat bersyukur memiliki sahabat seperti Ganka.

Setibanya di warteg, Odhi segera melompat dari foot step sepeda. Pun Ganka yang sekarang sudah memasang standar sepedanya.

Odhi menelisik area dalam warteg itu, begitu ramai pengunjung. Tidak heran, di desa ini memang warteg Pakde Jojon paling nge-top. Odhi beralih menatap sang sahabat yang tengah memperbaiki tatanan rambut.

"Rame tuh, Gan. Pindah aja, yuk?" tawar Odhi. Cowok itu paham sahabatnya tak menyenangi kebisingan bahkan keramaian. Tempat ramai ini bisa membuat Ganka tak nyaman.

2021: Kolase OdhiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang