T I G A B E L A S

99 10 16
                                    

______WOII BOO, HAII______

🤜🤛

SHERAA DATANG LAGII💃💃

ABSEN ✨HADIR✨ DOLOH‼️

JANGAN LUPA BINTANG DAN KOMENNYA💬

JAM BERAPA KAMU BACA INI?

️⚠️WARNING⚠️
; Mengandung kata-kata kasar, bijaklah dalam memilah, ambil yang baik dan tinggalkan yang buruk.

WADOH-WADOH!

HAPPY READING!




BISMILLAH SUKA!



13. Diam yang mengamati, adalah Ganka Aditomo

________________

"Semua manusia bisa munafik kapan saja. Bahkan, aku sendiri bisa berbuat kemunafikan tanpa sadar."

Dari Ajidan Kabima

🐑💨

Di sana sekarang, teras rumah Ganka pada pagi selasa. Odhi sudah rapi seragamnya duduk lesehan bersender pada kaki kursi sembari memandang kosong ke arah Ganka yang memakai sepatu di ambang pintu.

Pikiran cowok itu masih melayang pada ucapan Gundi semalam, Odhi pemikir, tak bisa dipungkiri bahwa dia selalu memikirkan perkataan orang lain, apakah dia salah malam itu? Bagaimana pikiran ibu sekarang terhadap Odhi?

Ganka selesai dengan simpul talinya, kemudian menoleh ke arah Odhi yang sejak datang belum mengoceh seperti hari biasanya. Ada apa-apa dengan sahabatnya itu, maka jika tidak, Odhi tidak akan sesenyam itu.

Ganka bangkit, lantas beralih duduk di samping Odhi, sahabatnya itu bahkan masih menatap kosong di mana Ganka duduk tadi. Kemudian, menepuk pelan pundak Odhi sampai membuat sang empu menoleh.

Ganka merentangkan tangannya mempersilakan sahabatnya itu menghamburkan pelukan padanya. Tanpa menunggu lama, Odhi memeluk erat Ganka, sangat erat.

Ganka itu memang mudah peka kalau sudah tentang Odhi. Seperti halnya sekarang, tanpa menanyakan apapun Ganka kontan memberi sahabatnya pelukan, yang memang sedang dibutuhkan oleh Odhi.

"Sakit banget, ya? Tangisanmu nggak ada suaranya." Benar, punggung Odhi memang bergetar namun suaranya enggan dilepaskan. Dan Ganka mengerti, laranya tak sederhana.

Odhi mengangguk membenarkan tebakan Ganka. Tak mau berlama-lama sebab harus berangkat sekolah, Odhi mengurai pelukannya.

Ganka masih memperhatikan setiap gerak-gerik Odhi yang mengusap air matanya cepat-cepat. Jika bisa, sahabatnya tidak akan memperlihatkan pada orang lain, benar-benar menghapus jejaknya.

"Yok berangkat, yok? Udah mepet bel masuk," ajak Odhi, bangkit dari duduknya diikuti Ganka. Odhi menoleh pada Ganka, cowok itu masih setia memperhatikan Odhi dengan ekspresi yang sulit dijelaskan.

"Jangan naik motor sendiri, naik motorku, Gan." Kontan Odhi mendorong tubuh Ganka sembari mematri langkah ke arah motornya.

"Kamu belum baikan, Dhi," ungkap Ganka disela jalannya yang dipaksa Odhi itu.

"Yo opo, udah lega banget," balas Odhi kemudian menaiki motornya, bersiap melaju.

Ganka memutar bola mata malas, ingin ia tarik saja ucapannya tadi. Ya? Akan percuma, Odhi tidak mungkin mengaku semudah itu. Memilih menurut, Ganka menaiki jok belakang motor Odhi.

2021: Kolase OdhiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang