L I M A

95 17 14
                                    

______ASSALAMUALAIKUM DI BAB LIMA🤜🤛______

SHERA KAMBEKK CUII💃💃

*

ADIBO ANAK KE BERAPA❔

PERNAH NYOLONG BUAH TETANGGA? BUAH APA⁉️

ABSEN WARNA BAJU SEKARANG??👉

*

JANGAN LUPA ✨BINTANG✨ DAN KOMENNYA💬

SPAM TIAP PARAGRAF PAKE KOMEN POSITIF MU!

SELAMAT MEMBACA!




BISMILLAH SUKA!




05. TUKERAN NOMOR, YUK?

____________

🐏💨

Bel istirahat sudah berbunyi nyaring sejak lima menit tadi, namun cowok bergigi gingsul satu itu masih sibuk menyalin ringkasan yang ada di papan tulis. Hanya sisa satu kalimat lagi selesai, lalu akan pergi menemui Ganka. Tetapi, dering di ponselnya membuat jemari cowok itu terhenti dan beralih memegang ponsel.

"Ke sini."

Suara penuh tekanan itu mampu membuat Odhi memutar bola mata malas. "Aku masih nulis, jangan kangen gitu."

"Najis."

Begitu saja kemudian panggilan telepon dengan Ganka terputus. Odhi, cowok itu segera menuntaskan tulisannya lalu menutup bukunya. Baru saja hendak beranjak, Odhi lihat teman sebangkunya sibuk melipat origami. Odhi baru ingat cowok itu belum memiliki teman di kelas ini.

"Ji, ikut aku, yok? Mau kenalin sama batu es," ajak Odhi membuat sang empu menoleh padanya.

Ajidan Kabima, laki-laki tak sempurna pemilik hati seluas samudra. Yang apabila ingin berkomunikasi harus menulis pada origami-origami. Layaknya teman paling bersahabat, origami selalu di dekatnya.

Odhi masih dengan senyum khasnya, menerima origami yang ke tiga dari Jidan.

Apakah boleh? Bagaimana jika batu es tidak menyukai kehadiranku, Odhi?

Odhi terkekeh geli, ternyata Jidan menangkap maksud dari julukan batu es tadi. Jidan itu orangnya cerdas, mahir dalam nyaris seluruh pelajaran di SMA ini. Beberapa kali Odhi juga mendapat bimbingan dari cowok itu.

"Enggak akan. Dia emang dingin, tapi percaya aja dia baiknya kebangetan kalo nggak ketutup gengsi. Suka berbagi, menolong pada yang membutuhkan tanpa perlu sorotan dan pengakuan. Serius, deh," papar singkat tentang sahabatnya dari Odhi.

Jidan menarik sudut bibirnya membuat senyum khasnya, ia berdiri akan ikut Odhi. Tak lupa ia membawa origami dan penanya.

🐏💨

Setibanya di kelas Ganka, benar-benar sepi. Hanya ada cowok itu di sudut sana dengan earphone yang terpasang menambah aura dingin. Odhi memasuki kelas itu diikuti oleh Jidan.

"Lapo? Perasaan aku belum lakuin rutinitas jahili, kamu," ujar Odhi sampainya di samping meja Ganka. (Kenapa).

Ganka melirik pada sahabatnya dan bergeser menatap orang di samping Odhi. Tak mengucap sepatah kata, Ganka merogoh laci mejanya dan mengeluarkan sebuah kotak bekal.

2021: Kolase OdhiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang