Bab-24

6.1K 489 28
                                    

Baca WP gratis pencet bintang aja sulit hm:(
_____________________

Happy Reading💗

Kerutan rasa khawatir terlihat di wajah seorang wanita paruh baya yang terlihat masih cantik, ketika mendapati kedatangan anaknya yang datang dalam keadaan tidak baik-baik saja.

"Suga kenapa kamu bisa gini sih Nak?" Wanita itu bertanya sembari mengobati anaknya dengan obat merah. "Ini juga kenapa luka sedalam ini ditutupi sama plester doang hah!" lanjutnya lagi, setelah melepaskan plester berwarna pink gambar hello Kitty itu.

"Jangan dibuang Mi!" tahan seorang laki-laki yang di panggil Suga itu, ketika melihat ibunya hendak membuang plester itu.

Sang mami mengernyit bingung, tapi tak ayal dia menyerahkan plester itu kepada sang anak.

"Cepat bilang kanapa bisa gini?" tanyanya lagi yang mendapat helaan nafas dari Suga.

"Suga di hajar sama musuh geng motor Suga Mi! Motor Suga juga di ambil sama mereka." jujur Suga yang membuat wanita paruh baya itu memijit pelipisnya pusing, anak sulungnya itu sering kali pulang dalam keadaan begini, dan penyebabnya juga masih tentang pengeroyokan oleh musuh anaknya sendiri.

"Suga, Mami mohon! Jangan ikut geng motor yang membuat kamu dalam bahaya Nak, Mami nggak mau kamu kenapa-kenapa," pinta wanita paruh baya itu saat sudah selesai mengobati anaknya.

Terdiam, Suga menundukkan kepalanya tak kuasa melihat sorot sedih yang ditunjukkan oleh wanita paruh baya itu. Maafin Suga Mi! Tapi Suga gak bisa berhenti, ada sesuatu hal yang membuat Suga seperti ini.

"Bener kata Mami kak! Jangan ikut dalam perkumpulan yang membuat Kakak dalam bahaya." timpal Sagara yang sedari tadi hanya diam memperhatikan interaksi ibu dan kakaknya itu.

Wanita paruh baya yang tadinya menatap lembut Suga, kini beralih menatap Sagara yang baru saja membuka suara.

"Itu juga semuanya salah kamu ya! Seharusnya kamu ada disaat Kakakmu di keroyok. Karena tugas kamu sebagai adik itu harus jaga Kakakmu!" cetus wanita paruh baya itu menatap sinis Sagara.

Sagara menundukkan kepalanya, selalu seperti ini jika Kakaknya terluka dia pasti yang disalahkan.

"Maaf Mi!" ucap pelan Sagara yang dibalas dengusan tak suka wanita paruh baya itu.

Suga yang melihat itupun hanya menatap keduanya dengan tatapan yang sulit di artikan.

"Sana pergi aja kamu ke kamar! Saya nggak mau lihat wajah kamu." Sagara mengangguk pasrah, ia pamit terlebih dahulu sebelum beranjak ke kamarnya.

"Mi sampai kapan?" tanya Suga setelah melihat kepergian Sagara.

Wanita paruh baya itu hanya diam, memalingkan wajahnya yang perlahan matanya sudah memerah menahan tangis.

"Kasihan Saga Mi!" sambung Suga yang seketika langsung membuat wanita paruh baya itu mengepalkan kedua tangannya erat.

"Sebaik apapun dia, tapi tetap tidak akan bisa mengembalikan apa yang sudah di buatnya menghilang!" ujar wanita paruh baya itu kemudian langsung meninggalkan Suga yang masih terdiam.

Maafin gue Saga.
____________________

Pagi ini Nindy sangat bersemangat untuk pergi ke sekolah, dirinya juga sudah melupakan kejadian tempo lalu waktu bibirnya telah di nodai oleh dua orang laki-laki.

"Selamat pagi semuanya," sapa Nindy kepada semua keluarganya yang sudah berkumpul di meja makan.

"Pagi" mereka membalas sapaan Nindy sembari tersenyum manis.

Protagonist Girls [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang