Sebelas

37.6K 4.4K 383
                                    

              "Mas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

              "Mas ...."

Kedua Mas-Mas di sana menoleh. Maksudnya, Arsenal dan Abi yang sejak tadi berbincang berdua. Kini, dua lelaki itu kompak menatap Mili seorang. Membuat si gadis kikuk di tempat karena diperhatikan serentak seperti ini.

"Kenapa Ily?" Arsenal yang menimpali lebih dulu.

Mili pun menatap kerabat jauhnya itu. Kemudian menoleh pada Abi yang masih setia memerhatikannya.

"Mau ke toilet dulu," pamit gadis itu pada keduanya. Tanpa menunggu tanggapan apa pun baik dari Arsenal maupun Abi, Mili langsung bangkit dari kursinya begitu saja.

Jalan terburu menuju toilet dengan berkali-kali membuang napasnya yang sejak tadi beberapa kali juga ia tahan sebab gugup.

Keberadaan Arsenal di sana sedang Mili tengah berkencan dengan seorang laki-laki bagaimana dirinya bisa tidak gugup?! Apalagi, suasana di sana tidak lagi menjadi miliknya. Perbincangan juga bukan lagi milik Mili dan Abi melainkan diambil alih oleh Arsenal. Lelaki yang biasa Mili dapati tidak banyak bicara itu tiba-tiba saja mengeluarkan banyak sekali pembahasan. Menanyakan berbagai macam hal kepada Abi.

Kencan Mili hari ini, bisa dibilang gagal total, tidak?

Mili yang hanya terdiam kikuk itu tentu saja membutuhkan waktu menuju tempat yang tidak ada Arsenal maupun Abi untuk merelaksasikan dirinya beberapa menit. Sebelum kemudian, kembali lagi ke mejanya dan mendapati Abi tiba-tiba berdiri menyadari kedatangannya.

"Mili, sepertinya aku harus pulang duluan. Ada acara lain setelah ini." Abi tiba-tiba berpamitan padanya.

Mili mulai gelisah. Bercampur tidak rela karena Abi harus pulang tiba-tiba. Mereka bahkan belum berbincang banyak!

"Nice to meet you, Mili." Abi mengulurkan tangan padanya. Berpamitan. Namun, mengapa Mili merasa seolah mereka tidak akan bertemu lagi?

Inginnya, Mili tidak menjawab uluran tangan itu. Namun tentu itu bukan hal yang akan dilakukannya. Meski tidak enak hati, gelisah, juga tidak rela, Mili tetap menjawab uluran tangan Abi. Memaksakan senyumnya meski Mili ingin sekali mengeluarkan segala keresahannya.

"Hati-hati di jalan Mas Abi," ujarnya. Tidak tahu lagi harus berkata apa.

Abi hanya mengucapkan terima kasih sekilas. Berpamitan juga pada Arsenal lalu pergi dari sana. Membuat Mili merasa begitu hampa melepaskan kepergiannya. Gadis itu bahkan tidak berminat kembali duduk di tempatnya kalau saja Arsenal tidak tiba-tiba menyadarkannya yang termenung di tempat.

Mili ingin mengumpat pada lelaki itu yang masih asyik makan di tempat!

Apakah Arsenal tidak tahu kalau dia baru saja menggagalkan kencan seseorang?

Dikejar JodohTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang