Tigapuluhlima

35.1K 4.4K 237
                                    

              Mili menggeleng

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

              Mili menggeleng. "Ma—"

"Nggak mau menikah sama aku?" Arsenal memotongnya lebih dulu saat Mili baru saja membuka bibirnya untuk berbicara. Wajah lelaki itu tampak tegang sekali membuat Mili jadi sedikit gugup untuk melancarkan suaranya.

"Mak—maksudnya bukan begitu," sanggah si gadis. "Mak—maksudnya Mili nggak lagi mau S2."

Serta-merta, raut si lelaki melega. Arsenal mulai tampak tenang untuk kemudian kembali membuka suaranya. "Kenapa nggak jadi mau lanjut S2?" tanyanya.

Gadis itu tersenyum kecil. "Mili belum butuh. Rencana Mili sedikit ada perubahan dan setelah Mili pikir-pikir, Mili belum perlu untuk lanjut pendidikan di universitas lagi."

"Perubahan rencana?"

Gadis itu mengangguk. Rautnya mulai semeringah menjelaskan rencananya pada si lelaki yang mendengarnya dengan begitu seksama. Tentang bagaimana mimpi Mili yang ingin membuka bisnis kecil-kecilan. Memiliki pemasukannya sendiri meski dirinya sudah menikah kelak. Berkenaan dengan hal itu, Mili rasa untuk melanjutkan S2 bukanlah suatu urgensi. Dia masih bisa belajar otodidak. Mengikuti kelas-kelas bisnis yang banyak beredar di internet, membaca buku, melihat artikel-artikel dan pengalaman orang lain yang sudah lebih dulu memulai, sampai juga belajar langsung ke lapangan dengan membuka bisnisnya sendiri.

Lagi pula, bisnis yang ada di bayangannya untuk dijalankan hanyalah dalam sekala kecil lebih dulu. Kecil tetapi setidaknya mampu untuk membuatnya memiliki pemasukannya sendiri, tidak hanya bergantung pada suaminya kelak. Selain itu, Mili juga jadi memiliki kegiatan yang bermanfaat, disela aktivitasnya menjadi seorang istri, dan mungkin saja juga menjadi seorang ibu nanti.

Di sisinya, Arsenal menatap gadis itu menyimak dengan baik. Bahkan tanpa berkedip. Hingga Mili usai menjelaskan tentang rencananya, gadis itu canggung sendiri sebab tatap Arsenal tampak begitu terpaku padanya.

"Jadi begitu, Mas." Mili pun menandaskannya.

Barulah, Arsenal sedikit bergerak. Mengangguk dengan tatap yang masih pada si gadis meski pada akhirnya berkedip juga.

"Jadi ... udah ada planning mau buka usaha apa?" tanya Arsenal, menanggapi sang kekasih.

Mili tersenyum lagi. "Yang pasti mau apa belum tau. Mili mau observasi lapangan dulu. Kira-kira bisnis apa yang bisa dibangun, yang cocok sama lokasinya dan sama budget Mili juga. Mili harapannya bisa jangka panjang. Kayak misalnya toserba, atau toko ATK dan foto kopi. Usaha rumahan kayak buka online shop jual pakaian atau sepatu atau tas-tas gitu juga nggak apa-apa. Terus, kalau bisa yang dekat sama tempat tinggal juga, biar nggak begitu jauh."

Arsenal mengangguk mengerti. Lelaki itu kemudian berdiri, mengulurkan tangannya pada Mili. "Ikut aku ke suatu tempat yuk?"

"Ke mana?"

Arsenal tersenyum saja. Dan meski kebingungan, pada akhirnya Mili tetap meraih tangan lelaki itu.

*__*

Dikejar JodohTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang