Tigabelas

39.9K 4.4K 277
                                    

Sebagian bab ini aku tulis bersama Junieloo. Jangan lupa mampir ke cerita Mengejar Jodoh di lapak Junieloo ya 🥰

              Gadis itu menoleh ke mana pun selain pada lelaki di hadapan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

              Gadis itu menoleh ke mana pun selain pada lelaki di hadapan. Hingga tatapannya jatuh pada Juni dan timnya yang tengah bersiap. Seperti biasa, CEO Rumah Jodoh itu tampil cantik dan penuh percaya diri. Dia baru saja menoleh dari layar proyektor yang sudah menyala di belakangnya menampilkan greeting untuk blind date hari ini.

Junifer Tan, kini berdiri di ujung meja panjang bersiap untuk memulai acara.

"Bonsoir (selamat malam), everyone! Selamat datang di blind date Rumah Jodoh." Wanita itu memulainya.

Mili mulai mengaitkan tangan di pangkuan, berusaha untuk tetap fokus. Meski dari sudut matanya, dia sedikit melihat Arsenal yang masih menatapnya, alih-alih fokus pada Juni seperti peserta yang lain.

"Tak kenal maka tak sayang. So, sebelum kita sayang-sayangan, mari kita kenalan." Mili kembali menangkap suara Juni. "Aku Junifer Tan, yang akan memandu kalian semua untuk bersenang-senang malam ini."

Selanjutnya, Juni menjelaskan sedikit tentang teknis blind date kali ini. Tentu tidak berbeda dengan blind date yang pernah Mili ikuti sebelumnya, juga yang pernah Juni jelaskan saat Mili datang pertama kali di Rumah Jodoh, begitu pula dengan yang tertera di booklet. Sesi pertama peserta akan memperkenalkan diri satu persatu. Kini, sesi itu sudah dimulai dengan peserta yang duduk di kursi pertama. Mengenalkan diri serta beberapa informasi yang ingin dia bagikan pada peserta lainnya.

Sesi perkenalan itu berlanjut sampai pada Mili yang mencoba untuk tetap tenang memperkenalkan diri. Berusaha sama sekali tidak terpengaruh dengan Arsenal yang ada di hadapan. Hingga kemudian, giliran Arsenal yang datang dan Mili menahan napasnya lepas membuang wajah.

"Arsenal, 29 tahun, lawyer." Singkat, padat dan kurang jelas. Hingga Mili mendapati tatapan tidak senang dari Juni yang berdiri di posisi.

Juni terlihat ingin membuka mulutnya, tetapi ditahan hingga dia hanya sedikit mempertahankan wajah kecutnya. Mili melirik sekilas pada Arsenal. Lelaki itu ternyata juga tengah menatap Juni, saling melemparkan tatap yang tidak biasa. Seolah mengisi isyarat satu sama lain. Isyarat ketidaksukaan.

Apa keduanya saling mengenal?

Pertanyaan Mili tergantung begitu saja di kepala. Juni sudah kembali berbicara, memasuki sesi selanjutnya. Wanita itu bahkan melewatkan sesi tanya jawab untuk Arsenal—si peserta terakhir yang memperkenalkan diri.

"Okay, everyone. Now, it's game time!"

Mili berusaha sekuat tenaga untuk mengikuti sesi games kali ini. Namun sepertinya, dia masih sama pasifnya seperti minggu lalu. Meski suasana begitu ramai dan peserta lain terlihat menikmati sesi ini. Sepertinya hanya Mili, yang tidak terlihat begitu. Ah, ada satu orang lagi.

Dikejar JodohTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang